Bupati Grobogan Takut Disuntik Vaksin COVID-19, Ternyata Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Vaksin Corona telah tiba di Indonesia beberapa waktu lalu. Beberapa tokoh besar dan para petinggi pemerintah merupakan orang pertama yang akan disuntik vaksin.
Selain demi memastikan kesehatan mereka, pemilihan para petinggi untuk menjadi golongan prioritas utama pemberian vaksin di luar tenaga medis bukan tanpa alasan. Dengan pemberian vaksin kepada para tokoh besar dan petinggi pemerintahan, diharapkan masyarakat percaya dan tak takut untuk menerima vaksin tersebut.
Walau begitu, masih tetap saja ada yang takut saat hendak disuntik vaksin COVID-19. Bahkan ada dari mereka yang berasal dari kalangan pemerintah.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Siapa Pj Bupati Banyumas yang baru? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melantik pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro di Gradhika Bhakti Praja Building, Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No 9 Semarang pada Minggu (24/9) kemarin.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
Itulah yang dirasakan Bupati Grobogan Sri Sumarni. Pada acara vaksinasi COVID-19 yang digelar di RSUD dr. Raden Soedjati Soemodiarjo pada Senin (25/1), Sri Sumarni gagal divaksin dan menunggu sampai dirinya benar-benar siap.
Lalu apa penyebab utama sang bupati itu takut berhadapan dengan vaksin Virus Corona? Berikut selengkapnya:
Penyebab Takut Divaksin
©2021 Liputan6.com
Pada saat pengukuran darah secara digital yang dilakukan sebelum divaksin, tekanan darah Sri Sumarni mencapai 230 mmHg. Setelah tensi diulang, tekanannya menurun walau masih sangat tinggi yaitu 220 mmHg.
Setelah diganti dengan pengukur analog, tekanannya berkurang jadi 190 mmHg. Selain karena takut disuntik, Sumarni mengatakan bahwa penyebab tekanan darahnya tinggi disebabkan oleh pola hidupnya yang sering begadang.
“Semalam tidur di atas jam 01.00 WIB. Tadi malam saya memang ada banyak tamu sehingga harus tidur di atas pukul 1 dini hari. Nanti kalau sudah turun saya minta divaksin,” ujar Sri Sumarni dikutip dari Liputan6.com pada Senin (25/1).
Orang Pertama yang Divaksin
©2020 REUTERS
Karena Bupati takut divaksin, maka dengan begitu Ketua DPRD Grobogan, Agus Siswanto, menjadi orang yang pertama kali mendapatkan vaksin di wilayah Kabupaten Grobogan. Perihal penyediaan vaksin di Grobogan, Kepala Dinas Kesehatan dr. Selamet Widodo mengatakan bahwa sekitar 4.000 vaksin telah disebarkan ke berbagai fasilitas kesehatan.
“Sudah didistribusikan sejak Minggu (24/1) dan hari ini Senin (25/1). Kita dapat 9.680 dosis untuk dua kali penyuntikan pada tenaga kesehatan yang ada di 30 puskesmas dan 8 rumah sakit. Dari jumlah itu, 6.000-an dosis akan disuntikkan pada tenaga kesehatan,” jelas Selamet dikutip dari Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya