Cara Rumah BUMN Yogyakarta Bangkitkan UMKM di Masa Pandemi, Dorong Digitalisasi
Merdeka.com - Masa pandemi merupakan masa suram bagi para pelaku usaha. Banyak usaha yang gulung tikar di tengah kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diberlakukan pemerintah.
Namun di sisi lain, adanya pandemi COVID-19 melahirkan sebuah transformasi digital pada para pelaku usaha. Ini yang diungkap Subkhi Rifa’i, CEO Muda Rumah BUMN Yogyakarta.
Subkhi mengatakan, Rumah BUMN Yogyakarta mendampingi sebanyak 3.000-4.000 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tersebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelum pandemi, hanya 10-20 persen pelaku UMKM yang melakukan transformasi digital. Namun adanya pandemi menyebabkan terjadinya transformasi besar-besaran. Dalam setiap sesi pendampingan, para UMKM diarahkan untuk melakukan digitalisasi pada usaha mereka. Kini sudah ada 60 persen UMKM binaan Rumah BUMN Yogyakarta yang telah melakukan digitalisasi.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Bagaimana Yu Payem mengembangkan usahanya di masa pandemi? 'Peran bank BRI bagi Rumah Kerajinan Yu Payem ini banyak banget. Karena dengan bantuan pinjaman dari promosi yang dilakukan oleh bank BRI, banyak vendor-vendor yang mengetahui produk kami. Karena selama ini saya tidak pernah melakukan promosi melalui media apapun,'
-
Bagaimana LPDUK berbenah setelah pandemi? Sesuai arahan Menpora Dito Ariotedjo, LPDUK mencoba melakukan transformasi dengan menjadi lembaga yang lebih progresif dan mendukung ekosistem Industri Olahraga sebagai bagian dari DBON.
-
Kenapa Aan mulai usaha di masa pandemi? Aan menuturkan bahwa usahanya ini dia rintis beberapa waktu lalu saat mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Saat itu dirinya tengah pulang kampung ke Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan mengisi waktu dengan membuat kreasi tas jinjing perempuan.
“Karena pandemi mereka dipaksa melakukan digitalisasi. Makanya setelah itu perkumpulan UMKM yang digital tumbuh ekspansial. Pada tahun 2023 ini arah kegiatan kita adalah bagaimana mengoptimalisasi platform-platform yang mereka punya,” kata Subkhi saat ditemui Merdeka.com di Rumah BUMN Yogyakarta pada Jumat (5/5).
Saat pandemi COVID-19, tim dari Rumah BUMN Yogyakarta mengarahkan para pelaku UMKM untuk mencari pangsa pasar baru. Bila sebelumnya mereka hanya memasarkan produk untuk wilayah Yogyakarta, saat pandemi merebak mereka mau tidak mau harus mencari pangsa pasar di luar Yogyakarta.
Subkhi Rifa'i, CEO Muda Rumah BUMN Yogyakarta©2023 Merdeka.com
Lebih lanjut, mereka juga didorong untuk menggunakan media sosial dalam berjualan dan memasarkan produknya, seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan platform media sosial lainnya. Walaupun tidak menghasilkan pendapatan sebesar yang bisa mereka dapatkan sebelum pandemi, namun setidaknya aliran uang mereka bisa tetap mengalir dan usaha mereka tidak mati. Karena pelaku UMKM terdiri dari berbagai macam latar belakang usia, adaptasi yang mereka lakukan tidak semuanya bisa berjalan beriringan.
“Karena masa pandemi semua sesi pendampingan kami lakukan secara online. Ada UMKM yang pertumbuhannya signifikan, ada pula yang bertahap. Mereka didorong untuk mencari pangsa pasar baru untuk produk mereka, baik yang domestik maupun luar negeri,” kata Subkhi.
Selain itu, Rumah BUMN juga mengadakan program inkubasi Digital Marketing Progam. Melalui program ini, para pelaku UMKM yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang belum melek digital dipertemukan dengan mahasiswa yang menggeluti ilmu dan tertarik di bidang pemasaran digital. Setelah dipertemukan, mereka bisa membangun kerja sama bisnis yang dapat mendorong transformasi digital pada UMKM. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengadopsi teknologi digital agar lebih produktif dan berdaya saing tinggi.
Baca SelengkapnyaMasih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca SelengkapnyaUMKM diharapkan dapat berkiprah di pasar digital walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaPara pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan social commerce yang merupakan gabungan dari sosial media dan e-commerce untuk memperluas jangkauan produknya.
Baca SelengkapnyaDinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong para pelaku usaha untuk menguasai keterampilan digital
Baca SelengkapnyaDalam penjelasannya Catur mengatakan Rumah BUMN BRI disiapkan untuk membawa UMKM naik kelas.
Baca Selengkapnya"Digitalisasi oleh UMKM membuka berbagai peluang bagi perluasan akses pasar," kata Menteri Budi
Baca SelengkapnyaSebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaEra digitalisasi membuka pintu bagi transformasi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk dalam dunia bisnis mikro dan keuangan perorangan.
Baca Selengkapnya