Warga Kampung Miskin di Semarang Ini Sulit Terapkan Social Distancing, Ini Alasannya
Merdeka.com - Untuk mencegah penularan Virus Corona, pemerintah Indonesia terus menggalakkan sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan juga social distancing.
Dilansir dari Liputan6.com, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada para bupati untuk meminta kepada masyarakat di wilayahnya untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan mengurangi kerumunan.
Tak hanya itu, dilansir dari Liputan6.com, Presiden Joko Widodo menyebutkan langkah social distancing atau menjaga jarak satu sama lain penting dilakukan dalam menghadapi situasi mewabahnya Virus Corona.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Bagaimana warga Lebak Bitung melindungi diri dari bencana? Filosofi rumah panggung adalah untuk melindungi dari binatang buas, berternak hewan di kolong bangunan, melindungi dari bencana banjir dan saling membangun kedekatan lewat ruang tengah yang dibuat tanpa sekat.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
Atas instruksi Presiden dan Gubernur Jawa Tengah itu, masyarakat harus turut mempraktikkan PHBS dan social distancing. Tak terkecuali masyarakat Tambakrejo di Semarang yang baru saja digusur.
Masalahnya setelah penggusuran itu, mereka kemudian menempati bedeng sempit yang nyaris tanpa jarak. Dilansir dari Liputan6.com, tokoh masyarakat Tambakrejo, Teha Edy Johar mengatakan ada 97 kepala keluarga yang tinggal di bedeng, sejak digusurnya kawasan itu untuk normalisasi Banjir Kanal Timur.
Kehidupan Berjalan Normal
2013 Merdeka.com/parwito
Bila sebagian kawasan Kota Semarang lengang karena anjuran untuk lebih banyak berdiam diri di rumah, hal itu tidak terjadi pada masyarakat korban penggusuran di Tambakrejo yang terletak di bagian utara kota.
"Di sana anak-anak tetap mengaji, belajar dan bermain. Kehidupan di sini tetap biasa saja. Nggak ada perubahan dengan anjuran banyak berdiam diri," ujar Teha dilansir Liputan6.com.
Lebih Takut Tak Bisa Kerja daripada Takut Kena Corona
2020 liputan6.com
Sependapat dengan Teha, Ketua RT 05 RW 16 Kelurahan Tanjungmas Rahmadi mengatakan aktivitas warga di tempatnya berjalan seperti biasa. Rahmadi memperkirakan warga di tempatnya itu lebih takut tak bisa kerja ketimbang terkena Virus Corona.
Selain itu sampai saat ini di tempatnya juga tidak ada penyemprotan disinfektan maupun sosialisasi gaya hidup sehat.
"Sementara itu untuk urusan kesehatan, warga tinggal melapor ke kelurahan untuk selanjutnya dirujuk ke puskesmas. Rata-rata warga di sini itu sakitnya ISPA, flu, dan diare," jelas Rahmadi.
Ditinggal Relawan
2020 liputan6.com
Dilansir dari Liputan6.com, Teha menuturkan sebelum menyebarnya pandemi Virus Corona, warga di kampung Tambakrejo biasa didatangi para relawan mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang seperti UNDIP, UNNES, UDINUS, dan UNISULA. Di sana mereka mengadakan pembelajaran gratis termasuk mengaji.
Namun sejak Gubernur Ganjar Pranowo memberlakukan belajar online, para mahasiswa itu kemudian berdiskusi dengan warga setempat untuk menghentikan kegiatan di sana sementara waktu.
Kegiatan Belajar Mandiri Tidak Berjalan Efektif
2020 liputan6.com
Setelah mahasiswa tak hadir lagi, warga menjadi gelisah. Selain itu di kampung itu tak ada pendampingan yang jelas terkait belajar online yang dilakukan anak-anak sekolah yang libur.
"Kalau yang punya rumah sih ada fasilitas. Di sini kan nggak ada. Yang ada malah anak-anak jadi tambah liar," ujar Bu Rahmadi.
Kesulitan serupa juga dihadapi saat mengajar anak-anak di sana tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Saya dan beberapa teman di sini juga berusaha mengajari anak-anak cuci tangan pakai sabun, jelasin apa itu Corona, dan tidak menerima tamu dari luar. Tapi dengan informasi yang seadanya," kata Bu Rahmadi dilansir Liputan6.com.
Sulit Isolasi Diri
2020 liputan6.com
Menurut Teha, mengisolasi diri bagi orang-orang kaya mungkin menjadi perkara yang mudah. Sebab orang kaya memiliki rumah yang besar dan halaman yang luas.
Sementara di Kampung Tambakrejo, para orang-orang korban penggusuran itu tinggal di dalam bedeng yang sempit. Rata-rata luas bedeng di sana hanya seukuran 6 meter persegi yang harus diisi 4 orang.
Selain itu antara satu bedeng dengan bedeng yang lain tak terpisahkan dengan satu apapun alias menempel. Walau begitu, Teha percaya ada satu kekuatan yang bisa menyelamatkan warganya dari pandemi Virus Corona.
"Salah satu kekuatan orang miskin adalah solidaritas. Ini bisa mengatasi situasi ancaman ini," ujar Teha dilansir Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaSetelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Baca SelengkapnyaHanya pesawat kecil yang bisa masuk ke distrik tersebut. Namun bantuan logistik perlu diantar ke kampung-kampung yang terjal.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaWarga memanfaatkan jalan pipa. Jalan tersebut tidak terhubung dengan jalan utama PIK 2.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an.
Baca SelengkapnyaVideo ini seakan menggambarkan realitas sehari-hari di daerah perkotaan yang begitu padat.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu-ibu warga di sana menyebutkan bahwa kampung ini sudah ada sejak zaman peperangan.
Baca SelengkapnyaSumber air yang biasanya dimanfaatkan mendadak juga mengering sejak kemarau.
Baca Selengkapnya