Dikenal Ramah, Begini Sosok Perempuan Pengirim Sate Sianida di Bantul
Merdeka.com - Pelaku pengirim sate sianida di Bantul akhirnya ditangkap pada Senin (3/5). Dia adalah NA(25), warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Berdasarkan keterangan polisi, NA mengirim sate tersebut karena sakit hati dengan seorang pria bernama Tommy.
Menurut pengakuan Kepala Dukuh Cepokojajar, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Didit Widayat (42), tersangka NA telah tinggal di Cepokojajar bersamaTommysejak setahun terakhir. Saat meminta izin untuk tinggal, NA dan Tommy mengaku sebagai pasangan suami istri. Berdasarkan keterangan ketua RT setempat, keduanya menyatakan menikah siri.
Didit mengungkapkan berdasarkan penuturan Ketua RT setempat, sebenarnya NA merupakan sosok yang tidak tertutup dan sering bergaul dengan tetangganya. Hal inilah yang membuatnya kaget tatkala tahu dia merupakan tersangka kasus sate sianida yang menewaskan bocah 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya meninggal dunia. Berikut selengkapnya:
-
Siapa yang tinggal di rumah Sidik? 3 Ini nih rumah Sidik yang dihuni sama anak-anak dan istri. Rumahnya simpel aja, nggak ada yang mewah-mewah. Parabotnya juga simpel abis.
-
Siapa Entong Tolo? Salah satu di antara perampok cerdik itu bernama Entong Tolo, asal wilayah Bekasi yang terkenal sadis.
-
Siapa suami Si Eneng? Pada 4 Juni 2022, Jessica Anastasya dipersunting sang kekasih, Ilham Ramadhan.
-
Apa yang dilakukan Entong Tolo? Entong Tolo Merampok karena Benci Belanda Merujuk Indonesia.go.id, sebenarnya Entong Tolo sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Ia biasa berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun kebijakan kolonial membuat ia dan banyak keluarga miskin lain semakin menderita.
-
Siapa yang tinggal di rumah itu? Salah seorang penghuni bernama Rasya memiliki pengalaman tersendiri tinggal di rumah yang berdampingan dengan area kuburan.
-
Siapa yang menghuni Desa Adat Sijunjung? Desa Adat Sijunjung dihuni oleh enam suku yaitu Chaniago, Piliang, Melayu, Tobo, Panai, dan Melayu Tak Timbago.
Mengaku kerja di Salon
©2020 Merdeka.com/Arie Basuki
Didit mengungkapkan, kepada warga sekitar, NA mengaku bekerja di sebuah salon. Namun ia sering terlihat di rumah pada waktu-waktu tertentu. Ketika pulang ke rumah-pun waktunya berbeda dan selalu diantar dengan kendaraan yang berbeda pula setiap harinya.
Namun menjelang peristiwa sate sianida maut itu, NA memang tidak terlihat di rumahnya. Namun pada Jumat (30/4) dini hari ada pihak kepolisian yang meminta warga menemani anggota polisi untuk begadang di dekat rumah tersebut. Hingga akhirnya pada pagi harinya pukul 5.30 ada polisi berpakaian preman yang menjemput NA di rumahnya.
“Malam sebelum penangkapan itu ada anggota polisi yang mengirim pesan WA kepada tetangga NA untuk menemani begadang,” kata Didit dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (5/5).
Sosok Tommy
©2021 Merdeka.com
Sementara itu untuk sosok Tommy, Didit mengaku pernah berinteraksi dengan lelaki tersebut terutama saat dia mengurus proses balik nama sertifikat tanah dan rumah yang baru dibelinya di Padukuhan Cepokojajar.
Dari interaksi itulah Didit mengetahui bahwa Tomi adalah seorang polisi. Namun mengenai pangkat dan lokasi tugasnya, Tomi tidak tahu di mana. Ia hanya tahu kalau Tomi tugas di luar kota karena jarang terlihat di rumah tersebut.
“Tapi saya baru tahu kemarin kalau Pak Tomi kantornya di Jogja,” kata Didit.
Dikenal Ramah
©2021 Merdeka.com
Eni Wulandari (50), tetangga NA mengatakan bahwa dalam kesehariannya perempuan itu merupakan sosok yang ramah dan mudah bersosialisasi. Namun karena kesibukannya bekerja, NA jarang mengikuti kegiatan sosial seperti arisan dan kegiatan lainnya.
Namun saat datang dari luar kota, NA sering memberi oleh-oleh pada para tetangganya. Terakhir, NA memberi Eni kue Bika Ambon. Eni menerimanya meski awalnya sempat menolak.
“Dia kalau arisan lebih banyak nitip. Karena kerjanya ke luar kota. Tapi pas pertama kali datang dulu, mereka gelar pengajian,” kata Eni dikutip dari Liputan6. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah bertemu dengan wanita pemilik akun @iyasaya_emngkenapa, pria tersebut akhirnya mendapat pertolongan.
Baca SelengkapnyaNenek Satikem sempat "dibuang" oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
Baca SelengkapnyaSelain membagikan takjil, di momen ngabuburit itu Heni melarisi beberapa jualan para pedagang kaki lima.
Baca SelengkapnyaIa mendapat kado ultah dari tetangga kos setelah membagikan makanan.
Baca SelengkapnyaPada saat itu, orangtua Eni dulu berjualan mi pangsit kepeting dan pakai campuran lainya yang tidak halal.
Baca SelengkapnyaDi sela kesibukannya, Ibnu Jamil datang ke warung nasi goreng miliknya yang berada di Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang tak lagi belia, dia terpaksa tinggal sebatang kara. Bahkan, tempat tinggalnya hanya berupa gubuk sederhana berdinding karung goni.
Baca SelengkapnyaPengusaha non muslim ini tidak membeda-bedakan tetangganya.
Baca SelengkapnyaYatemi diketahui seringkali mendapat bantuan dari kanan kiri. Seperti apa kisahnya?
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang ibu bernama Sania yang sukses berjualan gorengan di pinggir jalan sampai tembus omzet Rp60 juta.
Baca SelengkapnyaDemi menghidupi keluarganya, Sopiah rela menyamar menjadi pria agar diterima bekerja sebagai kuli.
Baca SelengkapnyaKisah haru pria yang tersesat tapi selalu dikira ODGJ hingga penculik saat minta tolong, begini akhirnya.
Baca Selengkapnya