Ditutup Selama PPKM, Ini yang Dilakukan Pelaku Wisata Gunungkidul Demi Bertahan Hidup
Merdeka.com - Lonjakan kasus COVID-19 membuat pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM Darurat di wilayah Pulau Jawa dan Bali. Karena kebijakan itu, pintu-pintu perbatasan kembali dilakukan penyekatan, kegiatan yang menimbulkan banyak orang kembali dilarang, dan tempat-tempat wisata kembali ditutup.
Ditutupnya tempat wisata ini menjadi kabar buruk bagi para wisata, termasuk pelaku wisata di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pasalnya, sumber penghasilan yang selama ini mereka andalkan dipastikan mandek.
“Tentunya dengan PPKM ini, pendapatan kami dari sektor pariwisata dipastikan tertutup,” kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Gunungkidul, Sukriyanto mengutip dari Liputan6.com pada Minggu (4/7).
-
Di mana wisatawan Gunungkidul menghabiskan waktunya? “Jika sebelumnya yang menginap perorangan kini rombongan,“ kata Suntoyo.
-
Mengapa Arus Balik di Gunungkidul mengancam wisatawan? Arus ini lebarnya sangat sempit tapi sangat kuat untuk menarik ke lautan. Jadi dia terbentuk di sekitar garis pantai.
-
Mengapa Gunungkidul menargetkan PAD wisata Rp28,9 miliar? “Sementara target perolehan PAD wisata sebesar Rp28,9 miliar di 2023. Adapun target wisatawan sebanyak 4.117.190 orang,“ ujar Sukmono.
-
Dimana saja di Gunungkidul mengalami kekeringan? Terlebih sebanyak 14 dari 18 kecamatan di sana mengalami kesulitan air bersih.
-
Apa yang membuat belanja wisatawan di Gunungkidul meningkat? Sukmono mengatakan bahwa peningkatan belanja wisatawan dan lama waktu tinggal wisatawan tak lepas dari pembangunan infrastruktur yang dibangun pemerintah pusat hingga kabupaten serta pelaku jasa usaha wisata dan swasta yang mengembangkan tempat wisata dan membangun hotel.
-
Apa saja tempat wisata yang diyakini bikin putus? Berikut beberapa mitos tempat wisata yang bikin putus cinta, di antaranya: 1. Candi Prambanan Salah satu mitos tempat wisata yang bikin putus cinta adalah Candi Prambanan.
Mereka pun harus berpikir lebih keras lagi bagaimana tetap bisa menghasilkan uang di tengah masa PPKM darurat ini. Lalu bagaimana solusinya? Berikut selengkapnya:
Kembali Bertani
©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Sukriyanto mengatakan, karena adanya kebijakan PPKM itu, ia lebih memilih merumahkan seluruh karyawan atau pegiat Desa Wisata Jelok yang selama ini ia kelola. Dengan begitu, mereka akan kembali bertani seperti profesi sebelumnya. Selain bertani, Sukriyanto juga akan meneruskan usahanya di bidang perdagangan online.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyata, mengaku pasrah dengan adanya kebijakan tersebut. Meskipun dampaknya cukup besar bagi para pelaku wisata, namun dia mengaku tidak bisa berbuat banyak.
“Pokoknya kita manut saja sama keputusan pemerintah,” kata Sunyata.
Rugi Besar
©2016 Merdeka.com/isn
Sunyata mengaku mengalami kerugian yang cukup besar dengan adanya kebijakan tersebut. Apalagi dia mengatakan sudah ada rombongan bus besar yang akan berangkat ke Pacitan, Jawa Timur, namun harus membatalkan perjalanannya.
Sementara itu untuk restoran yang ia kelola, Sunyata mengatakan tetap akan membukanya. Hanya saja dia akan melayani pelanggannya dengan pemesanan secara antar.
Tutup Selama PPKM
©YouTube/Cap Capung
Ditemui terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan bahwa seluruh tempat wisata di Gunungkidul akan ditutup selama PPKM darurat. Sebagai gantinya, para petugas yang sebelumnya melayani penarikan biaya retribusi, akan ditugaskan untuk berjaga menghalau para wisatawan yang akan masuk.
“Petugas yang selama ini berada di pos retribusi tetap bersiaga untuk menghalau para pengunjung yang datang,” kata Harry mengutip dari Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Padahal di sini terdapat fasilitas lengkap seperti dermaga yang estetik, hingga perahu kayuh
Baca SelengkapnyaKondisi pariwisata di Gunungkidul mulai membaik selepas masa pandemi
Baca SelengkapnyaPungli biasa dilakukan pihak yang tidak berwenang, seperti kelompok masyarakat atau pejabat yang menyalahgunakan kekuasaannya.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah masalah lain yang mengancam kelestarian kawasan gumuk.
Baca SelengkapnyaWarga berharap agar Pemerintah Kota Batu punya solusi agar sektor pariwisata di kawasan legendaris ini kembali dikenal masyarakat luas. Seperti masa jayanya.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTempat wisata itu menawarkan pesonanya sendiri, tapi entah kenapa kini sepi pengunjung.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Ketengan Bakal DIlarang, Pedagang Asongan Mengeluh
Baca SelengkapnyaDulu para pemuda desa ini kesusahan mencari kerja, kini masalah itu berhasil terpecahkan
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca Selengkapnyapihak pengelola Balai Taman Nasional Baluran mengambil kebijakan untuk menutup sementara destinasi wisata ini selama sebulan.
Baca Selengkapnya