Efektif Melindungi, Ini Kisah Pasien Covid-19 Tak Merasakan Gejala Setelah Vaksinasi
Merdeka.com - Pada Bulan April 2021 lalu, Warsono (58) dan Suci Wahyuningsih (53), pasangan suami istri asal Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas, Jawa Tengah dinyatakan positif COVID-19. Pada saat itu, Warsono tidak merasakan gejala. Berbeda dengan suaminya, Suci merasa tubuhnya lemas, badan meriang, dan kehilangan indera penciuman.
Tak hanya itu, Suci juga merasakan berbagai gejala mulai dari batuk pilek hingga rasa nyeri pada ulu hati. Melihat kondisi istrinya yang muncul banyak gejala sementara dirinya tak merasakan gejala sama sekali, Warsono mulai menyadari bahwa kondisinya tak lepas dari peran vaksin COVID-19.
Waktu itu Warsono memang sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap sementara istrinya belum divaksin sama sekali. Lalu bagaimana pengakuan Warsono terhadap manfaat vaksinasi COVID-19? Berikut selengkapnya:
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Efek Melindungi
ilustrasi vaksin ©Liputan6.com/Angga Yuniar
Warsono mengatakan, vaksinasi telah membantunya melewati masa-masa sulit dengan mulus. Tak ada gejala berat yang ia rasakan. Sebagai seorang lansia yang rentan, Ia bersyukur bisa melalui masa positif COVID-19 tanpa gejala.
Kini setelah masa isolasi itu terlewati, ia mengajak orang-orang di sekitarnya segera ikut vaksinasi begitu ada kesempatan. Selain usaha perlindungan diri, baginya vaksinasi merupakan ikhtiar untuk membantu pemerintah dalam rangka percepatan penanggulangan pandemi COVID-19.
Cegah Kematian
©Liputan6.com/Angga Yuniar
Selain efektif melindungi dari dampak buruk virus, menurut dokter spesialis paru RSUD Margono Soekarjo Purwokerto dr. Wisuda Moniqa Silviyana, vaksinasi juga efektif dalam mencegah terjadinya kematian karena COVID-19.
Hal senada disampaikan dokter spesialis paru dr. Indah Rahmawati, Sp.P. Menurutnya, vaksinasi COVID-19 sangat diperlukan untuk melindungi masyarakat yang rentan agar tetap sehat.
Sementara itu ahli epidemologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman dokter Yudhi Wibowo mengatakan, masyarakat perlu berperan aktif dalam menyukseskan program vaksinasi. Apalagi mereka yang masuk kelompok risiko tinggi seperti lansia, mereka yang punya komorbid, atau mereka yang pekerjaannya banyak berinteraksi dengan orang lain.
Libatkan Tokoh
©Liputan6.com/Angga Yuniar
Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman Dr. Slamet Rosyadi, kampanye vaksinasi harus digencarkan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.
Selain itu, pelibatan tokoh-tokoh masyarakat juga diperlukan untuk meyakinkan masyarakat yang masih ragu akan vaksinasi.
Bagi Slamet, narasi kampanye perlu dikeluarkan berulang-ulang karena dengan sinergi dari semua pihak, maka akselerasi vaksinasi diharapkan akan berjalan sesuai target. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya