Gejala Setelah Vaksin yang Sering Terjadi, Ketahui Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Seperti diketahui, saat ini berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia masih menjalankan program vaksinasi untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang mengancam kesehatan masyarakat. Program vaksin ini diberikan tidak lain untuk mempercepat pembentukan herd immunity atau kekebalan kelompok sehingga penyebaran virus bisa ditekan dan tidak meluas.
Sebelum pandemi Covid-19, program vaksinasi sudah ada dan dilakukan sejak beberapa tahun silam. Seperti program vaksinasi yang diberikan pada jutaan masyarakat Eropa pada abad ke-18 saat terjadi wabah cacar yang mematikan. Vaksin ini dilakukan menekan penularan dan mengurangi risiko gejala dan kondisi yang semakin parah.
Meskipun begitu, pemberian vaksin tidak bisa bekerja secara seketika. Membutuhkan waktu hingga beberapa minggu agar vaksin dapat bekerja membentuk sistem imun yang baik. Biasanya pada proses ini, sering kali ditemukan beberapa gejala setelah vaksin yang sering terjadi. Misalnya saja gejala demam tinggi yang terjadi pada bayi setelah menerima vaksin imunisasi pokok.
-
Apa gejala demam berdarah yang harus diwaspadai? Beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orangtua saat anak mengalami perburukan DBD antara lain tidak adanya perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut hebat, lemah, lesu, dan keinginan anak untuk terus tidur. Selain itu, perubahan perilaku seperti marah-marah, pucat, tangan dan kaki yang dingin, perdarahan, serta tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam juga perlu diperhatikan.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Apa gejala demam berdarah? Demam yang tiba-tiba meningkat adalah salah satu tanda yang mengindikasikan adanya demam berdarah dengue (DBD). Selain itu, gejala lain yang sering muncul adalah nyeri otot dan mual. 'Tadinya anteng-anteng saja tetapi tiba-tiba demam tinggi, kalau itu disertai gejala pegal, linu, nyeri otot, nyeri di belakang mata atau mual, itu sangat dicurigai demam berdarah,' kata Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dalam diskusi Waspada Penyakit DBD pada Selasa (24/10/2023).
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa vaksinasi penting untuk JE? Terkait dengan program pemerintah, Mei sepakat dengan pentingnya pelaksanaan vaksinasi yang menyasar anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.
Selain demam, terdapat beberapa gejala setelah vaksin lain yang perlu Anda ketahui. Berbagai gejala atau efek samping yang muncul setelah menerima vaksin memang termasuk kondisi umum yang kerap terjadi pada berbagai jenis vaksin, termasuk vaksin untuk Covid-19. Dengan begitu, Anda perlu mengetahui gejala apa saja yang mungkin muncul dan bagaimana cara mengatasinya dengan baik
Dilansir dari Verywell Health, berikut kami merangkum beberapa gejala setelah vaksin yang sering terjadi beserta cara mengatasinya yang perlu Anda ketahui.
Respon Sistem Kekebalan Tubuh
©2020 Merdeka.com
Sebelum mengetahui beberapa gejala setelah vaksin yang sering terjadi, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai respon sistem kekebalan tubuh setelah menerima vaksin. Dalam hal ini, saat Anda menerima vaksin, vaksin bekerja dengan menghadirkan patogen atau bagian dari patogen ke sistem kekebalan tubuh.
Terdapat dua cara, vaksin yang diberikan dengan menggunakan organism hidup yang sebelumnya telah diubah secara khusus untuk memicu respon imun. Selain itu, ada pula jenis vaksin yang menggunakan patogen terbunuh untuk memicu respon imun dalam tubuh.
Setelah tubuh menerima vaksin, biasanya sel-sel kekebalan mulai bereaksi. Hal inilah yang menghasilkan produksi antibodi oleh sel kekebalan khusus yang disebut sel B, meskipun ini tidak langsung terjadi. Sel-sel ini memberikan bagian dari perlindungan kekebalan jangka panjang.
Jika Anda terpapar patogen atau virus di kemudian hari, maka sel B telah menyimpan memori khusus dan bekerja meningkatkan produksi antibodi. Selain itu, pemberian vaksin juga berfungsi untuk menurunkan risiko gejala yang dialami saat terserang penyakit.
Gejala Setelah Vaksin
Setelah mengetahui kondisi umum, berikutnya terdapat beberapa gejala setelah vaksin yang sering terjadi. Secara umum, efek samping seperti kemerahan atau bengkak yang terdapat di bagian tubuh yang disuntik merupakan kondisi umum yang kerap terjadi. Selain itu, terdapat beberapa efek samping atau gejala setelah vaksin lain yang perlu Anda ketahui :
Beberapa dari efek ini kemungkinan merupakan respon imun normal yang terjadi setelah vaksinasi. Tidak setiap vaksin menimbulkan risiko yang sama dari efek samping umum yang sama, bahkan bisa juga vaksin tertentu menimbulkan efek samping tambahan.
Sehingga setiap vaksin bisa menyebabkan reaksi gejala yang berbeda-beda. Hal ini tidak lain menunjukkan bahwa vaksin mulai bekerja pada sistem imun untuk membangun kekebalan khusus.
Siapa yang Mengalami Efek Samping
©2020 Merdeka.com/ cdc
Setelah mengetahui beberapa gejala setelah vaksin yang sering terjadi, berikutnya perlu dipahami siapa yang berisiko mengalami beberapa efek samping setelah vaksinasi. Secara umum, berbagai reaksi gejala atau efek samping yang muncul setelah menerima vaksin bisa terjadi pada siapa saja.
Namun setiap jenis vaksin memiliki reaksi yang berbeda-beda pada masing-masing orang. Biasanya, reaksi demam yang terjadi setelah menerima vaksin menjadi kondisi umum yang sering terjadi.
Selain itu, beberapa efek samping yang dijelaskan sebelumnya dikatakan lebih mungkin terjadi saat orang mendapatkan vaksin dengan patogen hidup, dibandingkan orang yang mendapatkan vaksin dengan metode yang lain. Selain itu, orang yang mendapatkan vaksin flu yang hidup juga mungkin lebih berisiko mengalami berbagai gejala tersebut. Kemungkinan munculnya gejala setelah vaksin juga bisa terjadi ketika Anda mendapatkan vaksin yang memerlukan serangkaian dosis ganda.
Namun perlu dipahami, bahwa munculnya gejala setelah vaksin merupakan kondisi umum yang bisa terjadi pada siapa saja. Ini menjadi bukti bahwa vaksin mulai bekerja pada sistem kekebalan tubuh dengan baik. Namun jika gejala yang dialami semakin parah, tentu Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi yang sedang terjadi.
Cara Mengatasi Gejala Setelah Vaksin
Setelah mengetahui beberapa gejala setelah vaksin, berikutnya Anda perlu mengetahui bagaimana cara mengatasi gejala yang ada ketika muncul setelah vaksinasi. Dalam hal ini, kadang dokter memberikan obat khusus yang bisa dikonsumsi untuk mengurangi gejala setelah vaksin. Seperti obat pereda nyeri dengan dosis sesuai standar sesuai aturan pediatrik untuk mengurangi gejala yang muncul setelah anak menerima vaksin.
Namun, ada pendapat yang mengatakan bahwa mengonsumsi obat pereda efek samping mungkin bisa menurunkan cara kerja vaksin dalam membentuk antibodi. Hal ini juga bisa menurunkan perlindungan vaksin dalam membentuk sistem imun dan melawan serangan penyakit. Meskipun begitu, ini tetap aman dilakukan. Selama Anda mengikuti saran dokter dengan baik, konsumsi obat untuk meredakan gejala pada beberapa situasi diperbolehkan. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaTerjadinya demam merupakan hal yang biasa, namun ketika disertai dengan sejumlah hal berikut maka Anda sebaiknya waspada.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaAlergi obat merujuk pada reaksi alergi yang disebabkan oleh penggunaan obat tertentu, dan bisa memengaruhi sistem tubuh.
Baca SelengkapnyaVaksin cacar api dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus varicella-zoster sebelum virus tersebut aktif kembali.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai manfaat dan efek samping dan efek samping vaksin HPV.
Baca SelengkapnyaVaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksin HPV mengandung protein yang dibuat menyerupai virus HPV.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaBadan pegal dan sakit yang muncul ini menandakan sejumlah kondisi yang sedang dialami tubuh.
Baca Selengkapnya