Guguran Lava Pijar Meluncur 3 km, Begini Kondisi Terkini Gunung Merapi
Merdeka.com - Hingga memasuki tahun 2021 ini, aktivitas Gunung Merapi masih aktif. Setelah sekian lama surut dari pemberitaan, pada Senin (4/1) malam, Merapi kembali menunjukkan peningkatan aktivitas. Terjadi guguran lava yang terpantau dari kamera CCTV di sisi barat daya Gunung Merapi dan kamera thermal di stasiun Panguk.
Dikutip dari siaran pers BPPTKG, video CCTV mode malam itu menampilkan pancaran sinar yang diduga adalah lava pijar. Hasil pengamatan itu didukung foto-foto kamera DLSR yang diambil dari pos pengamatan Kaliurang yang menunjukkan rona merah pada lokasi yang sama.
Bertepatan dengan munculnya pancaran sinar, jaringan seismik Gunung Merapi juga merekam adanya gempa guguran. Begini penjelasan BPPTKG:
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Mengapa Gunung Merapi mengeluarkan lava? Morfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Di mana lava pijar Merapi terlihat? Di kubah lava barat daya, terlihat guguran lava meluncur dari puncak.
-
Dimana perubahan Merapi terlihat? Perubahan itu terjadi akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran. Dilansir dari Liputan6.com pada Senin (10/7), Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan bahwa perubahan itu teramati berdasarkan hasil analisis morfologi pada kubah lava dari stasiun kamera Merbabu, Deles 5, dan Babadan 2 periode 30 Juni hingga 6 Juli 2023.
Penjelasan BPPTKG
©2018 Merdeka.com
Kepala BPPTKG Badan Geologi, Hanik Humaida, menjelaskan, telah terjadi guguran yang terjadi pada Senin (4/1) pada pukul 19.50 WIB dengan amplitudo 33 mm dan durasi 60 detik. Sementara itu, pada pagi pukul 6.00 WIB hingga siang hari, di hari yang sama, tercatat jumlah guguran sebanyak 24 kali.
Guguran-guguran itu mengisi hulu-hulu sungai di sektor barat dan barat laut Gunung Merapi mulai dari Kali Putih, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu. Jarak luncuran terjauh guguran itu mencapai 3 km, tepatnya di Kali Lamat. Berkaitan dengan hal tersebut, Hanik menyimpulkan bahwa lava pijar telah muncul di dasar lava 1997.
Deformasi di Gunung Merapi
©2020 Liputan6.com/Gholib
Tak hanya guguran, Hanik menerangkan deformasi yang terjadi di Merapi juga mengalami peningkatan. Jika sebelumnya deformasi di Merapi terus meningkat mulai dari 11 cm per hari, lalu 17 cm, 19 cm, pada Minggu (3/1) pukul 00.00 WIB, kemarin, deformasi yang terukur dari Pos Babadan rata-rata 21 cm per hari.
Berdasarkan hal tersebut, secara sesmisitas deformasi Merapi masih berada di tingkat yang tinggi dan kemungkinan akan terus meningkat. Hanik tak bisa memprediksi kapan deformasi ini akan berakhir.
“Kita mengikuti Merapi. Jadi Merapi modelnya bisa saja slowseperti sekarang, bisa juga cepat seperti tahun 2010. Ini adalah waktu yang lama, yang mungkin masyarakat tidak sabar ada di tempat pengungsian,” kata Hanik dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (5/1).
Imbauan pada Masyarakat
©2020 Liputan6.com/Gholib
Berkaitan dengan hal ini, Hanik mengimbau pada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan akan aktivitas Gunung Merapi. Dia berharap agar masyarakat tetap mengikuti arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat.
Dia juga berharap pihak terkait bisa selalu memberikan informasi tentang perkembangan Merapi bahwa sesungguhnya gunung ini masih berstatus siaga dengan aktivitas yang cukup tinggi di mana deformasi dan perubahan morfologi, baik di kawah maupun di lereng, masih terus terjadi. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaMorfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaGuguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali menunjukkan keaktifannya, Jumat (28/7) malam. Gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu meluncurkan awan panas guguran sejauh 1,5 Km.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik serta mewaspadai bahaya lahar.
Baca SelengkapnyaPerubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca Selengkapnyakolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaAwan panas guguran itu telah menyebabkan hujan abu tipis yang turun pukul 21.24 WIB di sekitar Dukuh Plalang hingga Desa Lencoh.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca Selengkapnya