Gunung Merapi Erupsi, Pesan Mbah Maridjan Tahun 2006 Ini Kembali Viral
Merdeka.com - Erupsi Gunung Merapi yang berlangsung Sabtu (11/3) pukul 12:12 WIB itu cukup menggemparkan masyarakat. Peristiwa itu berlangsung secara tiba-tiba, dengan gumpalan awan panas besar yang mengarah ke barat daya puncak.
Sejumlah daerah di kawasan lereng Merapi seperti Boyolali dan Magelang turut terkena imbas dari debu vulkanik erupsi. Walau begitu, kejadian ini tidak berdampak parah karena tidak sebesar dua bencana serupa seperti pada tahun 2006 dan 2010.
Satu hari usai kejadian, beredar video pesan juru kunci Gunung Merapi, Almarhum Mbah Maridjan yang dibuat tahun 2006 silam. Dalam cuplikan singkat yang beredar di media sosial, dirinya mewanti-wanti kepada para pemimpin daerah yang bersinggungan dengan gunung agar menjaga lingkungan.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang diminta Mendagri kepada Pemda terkait inflasi? Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) agar terus memonitor perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing.
-
Apa yang Mahfud MD pesan kepada Pangdam dan Kepala Daerah? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Apa yang terjadi di Gunung Marapi? Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat menyebabkan 22 pendaki ditemukan meninggal dunia.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Marapi? Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) meletus sebanyak 186 sejak awal Desember 2023 hingga hari ini, Sabtu (24/2).
-
Siapa yang berwenang mengawasi Gunung Marapi? Selanjutnya kataRifandi, Pemerintah Daerah Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gununung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukit Tinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas G. Marapi.
Di sana, Mbah Maridjan meminta pemimpin daerah di Magelang, Sleman, Klaten dan Boyolali agar tegas menaruh perhatian terhadap Gunung Merapi sehingga tidak kembali marah.
Pesan Mbah Maridjan
Pesan Mbah Maridjan Tahun 2006 soal Gunung Merapi ©2023 Instagram @undercover.id/Merdeka.com
Mengutip Instagram @undercover.id, Mbah Maridjan sempat memberikan wejangannya di tahun 2006 silam. Ia meyakini bahwa proses penambangan pasir yang berlebihan sampai merusak alam akan menimbulkan dampak bencana.
Menurutnya, ia ditugaskan oleh Eyang Merapi (sosok di gunung tersebut) agar memberi pesan kepada manusia agar tidak serakah, dan memanfaatkan hasil alam dengan cukup dan tidak merusaknya.
“Nanti lagi, pantangannya Merapi supaya tidak ‘marah’ itu alat berat-alat berat jangan sampai merusak daerah Jogja.” kata Mbah Maridjan yang terekam dalam video viral tersebut.
Mengambil Pasir Pakai Alat Berat Bisa Mengundang Awan Panas
Kemudian, Mbah Maridjan juga berpesan agar tidak mengambil pasir secara berlebihan terlebih dengan menggunakan alat berat. Menurutnya, penambangan menggunakan eskavator dan alat lainnya bisa mengundang kemarahan Merapi dan mengundang awan panas.
“Kalau daerah Klaten saya tidak tahu, Magelang saya tidak tahu. Kalau butuh pasir biar datang sendiri, tetapi jangan mencari pakai alat berat di Jogja” kata dia
Almarhum Mbah Maridjan lantas meminta bupati di empat daerah, Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang agar bisa mengusir para penambang yang menggunakan bekhoe (eskavator).
“Bupati Sleman, Bupati Klaten, Bupati Magelang dan Bupati Boyolali, mereka kalau bisa harus mikir, tidak bisa berfikir demikian akan tetap diberi pasir, tetapi dengan awan panas” katanya
Dilarang Merusak Lingkungan
Terakhir, Mbah Maridjan juga berpesan kepada keempat pemimpin daerah yang dekat dengan Gunung Merapi itu agar bisa mengusir penambang yang menggunakan alat berat. Menurut dia, jika pengambilan pasir tetap dilakukan dengan menggunakan alat berat hingga merusak lingkungan bencana awan panas akan terus terjadi.
Pesan tersebut benar adanya, dan disebut berasal dari Eyang Merapi yang diyakini Mbah Maridjan sebagai sosok di balik gunung itu.
“Umpamanya keempat bupati itu, Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang, tidak mau mengusir alat berat selamanya, maka akan diberi pasir, tetapi dengan awan panas. Itu perintah Eyang Merapi. Itu pasti, namanya merusak alam” tandasnya
Adapun bencana guguran awan panas masih berlangsung sejak Sabtu (11/3) siang, hingga Minggu (12/3) pagi. Dalam dokumentasi yang dibagikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), gumpalan awan panas tampak besar dan turun dari puncak ke arah barat daya, Magelang.
Akibat kejadian ini, wilayah perkotaan Magelang dilanda hujan abu vulkanik bahkan sampai sebagian Temanggung.
View this post on Instagram (mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunungapi Marapi pada radius 3km dari kawah/puncak.
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupatem Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi.
Baca SelengkapnyaBaginya, almarhum memiliki pengaruh besar bagi kelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaSaat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi.
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat kembali erupsi pada Jumat (7/6).Tinggi kolom abu saat erupsi tercatat 600 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaGunung marapi saat ini berada Level III (Siaga) dengan rekomendasi tidak berada di radius 4.5 km dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Sumatera Barat kembali meletus pada Rabu siang pukul 12.40 WIB. Namun, tinggi kolom abu tidak bisa teramati.
Baca SelengkapnyaSering peningkatan status tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki wilayah radius 4,5km.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Jumat (16/2).
Baca Selengkapnya