Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Pertama, Ini Kata BPPTKG

Merdeka.com - Memasuki awal tahun baru 2021 ini, aktivitas Gunung Merapi kembali mengalami peningkatan. Peningkatan itu ditandai dengan munculnya guguran lava pijar yang semakin sering terjadi. Menanggapi hal ini, kepala BPTTKG Hanik Humaida mengatakan bahwa Merapi telah memasuki fase erupsi.
Hingga pada akhirnya, pada Kamis (7/1) pukul 08.02 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas pertamanya. Hanik mengatakan bahwa guguran itu memiliki tinggi kolom asap sebesar 200 meter dengan durasi 154 detik dan amplitudo maksimum 28 mm.
Namun karena masih tertutup kabut, jarak luncuran awan panas guguran itu tidak teramati. Berdasarkan durasinya, jarak luncur itu masih kurang dari satu kilometer dari puncak.
Asal Munculnya Awan Panas
©Handout/Merapi Observation/AFP
Menurut Hanik, munculnya awan panas itu berasal dari gundukan yang beberapa waktu lalu terpantau dari puncak Merapi. Walau begitu, dia mengaku belum memperoleh laporan adanya hujan abu karena guguran itu. Karena volume awan panas masih belum dalam skala besar, ia menilai potensi munculnya hujan abu masih kecil.
Atas kejadian ini, pihak BPPTKG belum menaikkan status Merapi. Potensi bahaya akibat Merapi pun masih berada dalam radius 5 kilometer dari puncak.
Keluarkan Lava Pijar Sembilan Kali
©2014 Merdeka.com/Chandra
Sebelum guguran awan panas itu, atau tepatnya pada Kamis dini hari dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak 9 kali dan meluncur ke arah hulu Sungai Krasak.
Selain guguran lava pijar, BPPTKG juga mencatat 21 kali gempa guguran di gunung itu dengan amplitudo 4-34 mm dan durasi 16-76 detik, 26 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-5 mm dan durasi 9-42 detik, 70 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-25 mm dan durasi 5-10 detik.
Berikutnya, 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm dan durasi 12-29 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3-5 mm dan durasi 116-139 detik.
Waspada Luncuran ke Sisi Barat
Sementara itu, Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono mengatakan pihaknya akan mewaspadai potensi arah luncuran ke sisi barat meskipun diprediksi luncuran itu akan tetap mengarah ke Kali Gendol. Kewaspadaan itu terus ditingkatkan mengingat berkali-kali luncuran lava pijar mengarah ke arah barat daya.
"Kami tetap mewaspadai potensi luncuran lava Merapi di arah barat. Karena saat guguran beberapa waktu terakhir juga mengarah ke arah Sungai Senowo Magelang. Sehingga, potensi mengarah ke Sungai Boyong di Sleman tetap ada," kata Joko dikutip dari ANTARA pada Kamis (7/1). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya