Menyeramkan, Ini 6 Potret Rumah Angker untuk Isolasi Pemudik Bandel di Sragen
Merdeka.com - Masa Pandemi Virus Corona belum berakhir. Agar virus itu tidak menyebar semakin luas, Presiden Jokowi telah membuat kebijakan larangan mudik. Walau begitu, tetap saja ada pemudik yang nekat pulang ke kampung halaman. Alasan rindu tak tertahan atau ketidakpastian nasib di perantauan menjadi dasar mereka untuk pulang kampung.
Pemerintah Kabupaten Sragen punya cara jitu agar para pemudik tidak pulang kampung ke wilayahnya. Mereka sudah siap “menjebloskan” mereka yang tetap nekat mudik ke rumah angker yang tidak berpenghuni. Salah satu rumah angker itu berada di Desa Gondang, Kecamatan Gindang, Kabupaten Sragen.
Rumah yang dikenal dengan nama Kedoeng Banteng itu konon sudah berdiri sejak tahun 1831. Berikut adalah potret salah satu rumah angker yang disiapkan untuk menampung pemudik bandel.
-
Gimana cara amankan rumah saat mudik? Berikut adalah beberapa tips aman meninggalkan rumah saat mudik yang bisa Anda pertimbangkan: - Memastikan Rumah Terlihat DihuniMeninggalkan rumah terlihat dihuni dapat mengurangi risiko pencurian. Anda bisa meminta bantuan tetangga untuk sesekali memeriksa rumah, mengambil surat, atau menyalakan lampu pada malam hari. Menggunakan timer untuk lampu juga efektif agar rumah tampak beraktivitas.
-
Apa ancaman bagi pemudik di Jateng menjelang lebaran? Namun di saat momen-momen pulang ke kampung halaman itu, para pemudik dibayangi ancaman cuaca ekstrem, terutama di wilayah Jawa Tengah.
-
Bagaimana cara warga memindahkan rumah? Secara kompak, warga memindahkan rumah dari Kampung Wates ke kampung lain dan akan berkumpul untuk memakan makanan tradisional secara bersama-sama di lokasi pemindahan.
-
Kenapa harus amankan rumah saat mudik? Memasuki musim mudik, keamanan rumah menjadi salah satu kekhawatiran yang sering menghantui pikiran. Ini karena ketika mudik, kita akan meninggalkan rumah untuk waktu yang tidak sebentar.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Bagaimana cara mudik? Meski tak direkomendasikan, mudik naik motor masih dilakukan warga. Mudik dengan sepeda motor masih dipilih masyakarat meski dari segi keselamatan sangat berbahaya. Biasanya, pemudik naik motor karena tidak dapat tiket angkutan atau kampung halamannya tidak terlalu jauh.
Bekas Rumah Dinas Pabrik Gula
©YouTube/SANG EXPLORE
Dilansir dari akun Youtube Sang Explore, rumah itu dulunya merupakan rumah dinas para pekerja Pabrik Gula Kedung Banteng.
Kini, gedung itu dimanfaatkan untuk menyimpan barang-barang miling karang taruna setempat. Namun tetap saja, kesan angker menempel kuat pada bangunan itu.
Sudah Lama Tidak Dihuni
©YouTube/SANG EXPLORE
Dilansir dari Situsbudaya.id, Pabrik Gula Kedoeng Banteng didirikan sekitar tahun 1880-an. Namun operasionalnya tidaklah lama. Pada tahun 1929, pabrik itu kembali beroperasi.
Namun tak berlangsung lama, Krisis Malasie yang terjadi waktu itu membuat pabrik itu ditutup tahun 1932. Sejak saat itu, bangunan tersebut tidak pernah dihuni lagi.
Ditumbuhi Semak Belukar
©YouTube/SANG EXPLORE
Dilansir dari video pada akun YouTube Sang Explore, halaman bangunan itu banyak ditumbuhi semak belukar. Bahkan di bagian-bagian lain tampak ada beberapa bangunan pendukung seperti dapur dan toilet sudah tidak terawat dengan baik.
Sosok Hitam Besar
©YouTube/SANG EXPLORE
Saat host pada video itu merekam bagian toilet, tiba-tiba saja sang host dikagetkan dengan sosok bayangan hitam besar yang berada di sampingnya. Namun saat sang host mengarahkan kamera ke arahnya, bayangan itu telah menghilang.
"Saya melihat sosok item besar berdiri di samping saya. Di sini auranya sangat besar. Panasnya luar biasa," ujar sang perekam video.
Menyeramkan
©YouTube/SANG EXPLORE
Selama menjelajahi tempat bekas rumah dinas karyawan pabrik gula itu, host Sang Explore hanya seorang diri. Sepanjang perjalanannya mengelilingi halaman rumah itu, dia merasa diikuti.
“Dari tadi kok kayak ada yang ngikutin aku. Aku nggak tau temen-temen. Serius temen-temen, dari tadi itu kayak ada yang ngikutin aku,” kata host Sang Explore.
Dikelilingi Pemukiman Warga
©YouTube/SANG EXPLORE
Walaupun bangunan itu beserta halamannya terbilang angker, namun letaknya tak jauh dari rumah warga karena dikelilingi oleh pemukiman.
Di akhir video itu, host Sang Explore menjelaskan kepada penonton kalau ia hanya ingin menjawab rasa penasaran dengan mengunjungi bangunan yang dianggap angker oleh warga sekitar. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Heru juga ingin agar UNHCR memperhatikan kehidupan para pengungsi tersebut.
Baca Selengkapnya"Menampung mereka di rumah detensi yang ada di Direktorat Jenderal imigrasi," kata Camat Setiabudi Iswahyudi
Baca SelengkapnyaPengungsi ditertibkan itu tinggal di tenda yang dikhawatirkan membahayakan diri mereka, menimbulkan penyakit, dan mengganggu ketertiban.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca SelengkapnyaCara tujuh tahanan Rutan Salemba kabur terbongkar. Mereka kabur dengan memotong teralis besi penjara.
Baca Selengkapnya