Inspiratif, Ini Kisah Penyintas COVID-19 di Semarang Donorkan Plasma Konvalesen
Merdeka.com - Di tengah harapan masyarakat akan datangnya vaksin, sebenarnya ada satu lagi cara ampuh yang bisa membuat seseorang tak mempan terkena Virus Corona, yaitu dengan memberikan plasma konvalesen. Bahkan menurut Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, cara ini sebenarnya lebih ampuh dibandingkan dengan pemberian vaksin.
Berbeda dengan vaksin, plasma konvalesen hanya bisa diberikan oleh orang yang sudah pernah terkena COVID-19 yang otomatis membuat mereka mempunyai antibodi. Antibodi inilah yang disimpan di dalam plasma konvalesen. Plasma ini juga bisa didonorkan kepada pasien yang terkena COVID-19 agar dia bisa memiliki antibodi untuk melawan virus serupa.
Berbekal penjelasan itu, seorang warga Semarang yang juga merupakan Kepala Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4, Muhamad Nurul Huda Dwi Santoso, tergugah hatinya membantu sesama dengan mendonorkan plasma konvalesen miliknya.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa saja manfaat dari penggunaan plasma darah? 'Mereka mengembangkan keseluruhan sistem ini dengan mengirimkan dua toples steril, satu berisi air dan satu lagi berisi plasma darah beku-kering dan mereka mencampurkannya,' kata Wallace.Berbeda dengan darah utuh, plasma dapat diberikan kepada siapa pun tanpa memandang golongan darah seseorang, sehingga lebih mudah diberikan di medan perang.
-
Siapa yang bisa donor darah? Syarat utama untuk mendonor darah adalah dalam kondisi sehat, berusia minimal 16 tahun (dengan izin orang tua), dan memiliki berat badan minimal 110 pon.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
Dengan mendonorkan plasmanya, Nurul Huda berusaha mengambil hikmah atas musibah yang pernah menimpa dirinya. Berikut selengkapnya:
Alasan Ingin Mendonorkan Plasma Darah
©jatengprov.go.id
Agar bisa mendonorkan plasma darahnya, Nurul Huda harus menjalani serentetan tahapan. Setelah melalui tahapan itu, baru diketahui apakah dia layak untuk mendonorkan plasmanya. Setelah diketahui bahwa dia layak, Nurul Huda mengaku melakukan donor plasma darah hingga dua kali.
Motivasi Nurul Huda untuk melakukan hal itu adalah dia percaya bahwa, di balik penyakit Corona yang pernah ia derita, selalu ada hikmah, salah satunya antibodi di tubuhnya. Selain itu dia ingin agar hidupnya bisa memberi manfaat bagi sesama.
“Bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama,” ucap Nurul dikutip dari Jatengprov.go.id pada Jum’at (1/1).
Berguna Bagi Pasien COVID-19
©jatengprov.go.id
Walaupun evektifitas metode pemberian plasma konvalesen ini masih dalam tahap penelitian, namun seorang penerima palsma darah asal Semarang yang kemudian sembuh dari COVID-19, dr. Shofa Chasani, mengakui bahwa pemberian plasma darah ke tubuhnya mempercepat penyembuhannya dari COVID-19. Saat menderita COVID-19 beberapa bulan lalu, Shofa mengatakan dia sempat merasakan sesak napas. Oleh dokter yang merawatnya, dia diberi plasma konvalesen.
Setelah diberi plasma, dia merasa kondisi tubuhnya lebih baik dan sesak napas menjadi berkurang. Hari demi hari, kondisi tubuhnya semakin membaik walau tidak serta-merta dia sembuh dengan cepat.
“Plasma konvalesen itu pasti ada gunanya. Walaupun pada pasien lain belum tentu, karena ada efek samping dan sebagainya. Secara pribadi, pada waktu diberikan plasma itu merasakan lebih baik. Di samping obat-obat yang lain,” kata Shofa.
Kriteria Pendonor Plasma Darah Konvalesen
©jatengprov.go.id
Sementara itu Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Semarang, dr. Ana Kartika menjelaskan, bahwa ada beberapa kriteria seseorang bisa menjadi pendonor plasma konvalesen di antaranya: berusia 18-70 tahun, lalu PMI akan memeriksa jenis antibodi pasien. Namun Ana menjelaskan dari semua pasien COVID-19 yang diberikan plasma, mereka memberi respons yang bagus.
Adapun untuk meningkatkan jumlah pendonor plasma, biasanya PMI berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan pendataan pada pasien COVID-19 yang telah sembuh. Setelah itu barulah mereka menghubungi pasien yang sembuh itu apakah bersedia memberikan plasma darahnya.
“Di Kota Semarang, kami sudah mengambil donor sekitar 100 orang pendonor. Jadi kami bisa menghasilkan 250 kantong darah dari awal kami mengambil plasma,” kata Ana dikutip dari Jatengprov.go.id. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transfusi darah putih adalah prosedur medis yang melibatkan pemberian sel darah putih dari donor ke penerima untuk mengatasi defisiensi.
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan pengalamannya sembuh dari kanker darah stadium 4, bikin merinding.
Baca SelengkapnyaBerapa banyak darah yang harus didonor? Apa manfaatnya untuk kesehatan? Simak melalui penjelasan berikut.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun, pada tanggal 14 Juni, dunia merayakan Hari Donor Darah Sedunia sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kepada para pendonor darah.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaDonor darah adalah tindakan mulia yang dapat menyelamatkan nyawa, namun keamanan dan kesehatan pendonor dan penerima darah harus selalu menjadi prioritas.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya