Jadi Pelajaran Berharga, Ini Kata Pengamat UGM tentang Tragedi Kanjuruhan
Merdeka.com - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Malang (1/10) lalu membawa duka bagi bangsa. Peristiwa kerusuhan suporter sepak bola itu juga mendapat banyak sorotan dari dunia internasional karena akan menjadi catatan kelam dalam sejarah sepak bola dunia. Sejumlah remaja, perempuan, ibu-ibu, anak-anak, hingga balita turut jadi korban dalam peristiwa itu.
Menanggapi peristiwa itu, pengamat pembangunan sosial dan kesejahteraan UGM, Dr. Hempri Suyata., S.Sos., M.Si mengatakan bahwa suporter sepak bola memiliki karakter tersendiri. Bagi Hempri, mereka memiliki karakter unik dan semangat fanatisme yang luar biasa.
“Bagi mereka, sepak bola adalah harga diri dan martabat daerah atau martabat bangsa,” kata Hempri, mengutip dari Ugm.ac.id pada Selasa (4/10). Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana Persib mengatasi kerusuhan? 'Kami mengutuk segala bentuk kekerasan dengan alasan apapun dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam mengusut tuntas serta memproses hukum para pelaku kekerasan tersebut.'
-
Apa yang terjadi di Tragedi Semanggi 1? Tragedi Semanggi I menjadi catatan gelap dan menjadi salah satu contoh pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
-
Kenapa Persib berduka? Persib Bandung saat ini sedang mengalami masa berduka yang mendalam. Dokter tim yang sangat berdedikasi, Rafi Ghani, telah meninggal dunia pada Senin malam, 23 Desember 2024, di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
-
Bagaimana sepak bola bisa menginspirasi? Kata-kata sepak bola penuh semangat dan kemenangan ini bahkan juga cocok sebagai kata-kata yang menginspirasi.
-
Dimana Tragedi Semanggi 1 terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
-
Apa itu keperjakaan? Keperjakaan bukanlah kondisi medis, melainkan suatu konsep sosial dan budaya. Seorang pria dianggap perjaka jika ia belum pernah melakukan hubungan seksual.
Harus Pendekatan Persuasif
©YouTube/Liputan6
Hempri menjelaskan, para suporter sepak bola rela berkorban waktu, uang, dan tenaga untuk mendukung tim kebanggaan mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka harus menjual barang yang dimiliki agar dapat menonton tim kesayangan mereka berlaga.
Oleh karena itu, bagi Hempri kunci utama dalam memberikan pola-pola pengasuhan, pengamanan, atau pengamanan suporter adalah mampu memahami karakteristik mereka. Di sini pola pendidikan persuasif harus diutamakan.
“Kalau kasus di Kanjuruhan justru pendekatan represif yang dikedepankan. Penggunaan pentungan dan gas air mata yang sudah jelas dilarang FIFA ternyata justru masih digunakan,” kata Hempri.
Jadi Pelajaran Berharga
©YouTube/Liputan6
Bagi Hempri, kasus di Kanjuruhan bisa menjadi pelajaran berharga bagaimana dimensi sosial suporter seharusnya jadi pertimbangan dalam melakukan pola penanganan suporter. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus jadi pertimbangan banyak pihak.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah soal edukasi suporter dan pendekatan-pendekatan persuasif. Selain itu, pemahaman terkait karakteristik, kultur dan sejarah historis antar suporter seharusnya bisa jadi acuan dalam melakukan pengamanan.
“Kedua, perbaikan fasilitas infrastruktur pendukung. Bagaimana membangun stadion ramah anak, stadion ramah perempuan, stadion ramah lansia, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu perlu dilakukan dan harus dikedepankan,” terang Hempri. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.
Baca SelengkapnyaSetahun lalu, 1 Oktober 2022 peristiwa berdarah yang menewaskan ratusan orang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Hingga kini, korban belum dapat keadilan.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara suporter dan aparat keamanan terjadi, memaksa polisi untuk menggunakan gas air mata guna menghindari eskalasi lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaAnies bertanya sikap Ganjar perihal kasus Kanjuruhan dan KM 50.
Baca SelengkapnyaSabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaStadion sepak bola Jakarta International Stadium (JIS) kembali menjadi sorotan publik karena ternyata tidak memenuhi standar FIFA .
Baca SelengkapnyaTragedi sepak bola kembali terjadi di Peru. Petir menewaskan satu pemain dan melukai beberapa lainnya.
Baca SelengkapnyaPutu Kholis menegaskan keberpihakannya kepada keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaMenjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan
Baca SelengkapnyaBersepeda dari Malang ke Jakarta, Midun yang merupakan ASN Pemkot Malang tuntut keadilan untuk para korban tragedi kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaKetum PSSI Erick Thohir menanggapi aspirasi keluarga korban tragedi Kanjuruhan yang menuntut keadilan.
Baca SelengkapnyaErick menegaskan, bahwa PSSI berkomitmen untuk mendorong pemberian hukuman maksimal.
Baca Selengkapnya