Jadi Tempat 'Prank' Berujung Maut, Ini 5 Fakta Underpass Kulur Kulonprogo
Merdeka.com - Baru 8 tahun berdiri, Underpass Kulur yang terletak di Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kulonprogo kembali memakan korban. Kali ini, dua orang remaja yang sedang menyiapkan kejutan ulang tahun untuk seorang temannya, Sabtu (22/2).
Bukannya bahagia, pesta kejutan itu malah berakhir mengenaskan. Dua dari tiga remaja yang tercebur ke underpass yang tergenang air, dan tidak bisa berenang. Keduanya tenggelam dan tidak tertolong.
Di musim penghujan, kondisi underpass selalu tergenang air dan tidak bisa dilewati kendaraan sama sekali. Sebelumnya, seorang kakek ditemukan tewas mengambang di underpass di musim penghujan tahun 2017. Mengingat begitu bahayanya underpass ini, berikut 5 fakta tentang Underpass Kulur Kulonprogo.
-
Kenapa para remaja menceburkan diri ke sungai? Karyoto menyampaikan, ketujuh orang sengaja menceburkan diri karena dihantui ketakutan saat ada petugas yang sedang berpatroli.'Menurut informasi sekilas adalah bahwa ini adalah sah satu yang menjadi kemarin malam itu yang sudah diambil keterangan, memang mereka menceburkan diri ke sungai, karena adanya ketakutan, adanya patroli yang lewat atau menegur,' ucap dia.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
1. Sebagai Penyeberangan Jalur Kereta Api
(ilustrasi) 2012 Merdeka.com/sapto anggoro
Underpass Kulur dibangun pada tahun 2012 untuk meningkatkan keamanan masyarakat menyeberangi rel kereta api, terutama setelah beroperasinya double track. Dengan dibangunnya jembatan ini, warga yang menyeberang rel tidak perlu khawatir lagi tertabrak karena sudah ada akses penyeberangan yang berada di bawah jalur kereta.
Pada masa pembangunan underpass itu di tahun 2011, Ranny W. Rumintarto, anggota komisi C DPRD DIY, pernah mengingatkan, pembangunan itu harus memperhatikan aspek kualitas. Ranny menegaskan, pembangunan tidak boleh hanya berpacu dengan kecepatan waktu saja.
2. Tergenang Air di Musim Hujan
2020 liputan6.com
Underpass Kulur memiliki panjang 350 meter dan bila musim penghujan datang, terowongan itu hanya menyisakan 5 meter jalan yang tidak tergenang air. Kesalahan konstruksi pembangunan underpass ini sudah berlangsung sejak awal pembangunan di tahun 2012.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Gusdi Hartono, solusi untuk tergenangnya air di underpass itu perlu kajian dari berbagai sektor, karena dalam penanganannya tidak hanya bisa mengandalkan satu kewenangan.
"Underpass itu kan milik pemerintah Provinsi DIY, di dekat situ darah irigasinya berada di wilayah BBWSSO (Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak). Sementara yang ketempatan adalah Kabupaten Kulonprogo. Jadi perlu berkali-kali diadakan koordinasi dan upaya pelaksanaan kajian yang komprehensif dan menyeluruh," jelas Gusdi dilansir Harianjogja.com.
Kajian itu rencananya akan selesai di tahun 2015 sehingga harapannya pada tahun 2017 underpass itu dapat berfungsi dengan baik.
3. Proses Penyedotan yang Merugikan Masyarakat
2020 liputan6.com
Upaya penyedotan dilakukan terhadap underpass yang tergenang. Namun upaya itu hanya bersifat sementara karena apabila hujan kembali datang, underpass itu kembali tergenang.
Di samping itu, upaya penyedotan di underpass itu justru mendatangkan keluhan masyarakat. Berdasarkan penuturan Gusdi, seperti dilansir Solopos.com, warga sekitar menuding penyedotan di underpass itu menyebabkan penurunan air tanah dan membuat sumur kering.
4. Jadi Tempat Wisata Warga
2020 liputan6.com
Underpass yang tergenang terus menerus terutama di musim hujan itu tidak bisa dilewati kendaraan, justru tempat itu menjadi obyek wisata baru. Saat sore tiba, biasanya warga sekitar berkumpul untuk main air dan berenang di sana. Bahkan karena airnya jernih, tempat itu menjadi lokasi bagi warga sekitar untuk cuci baju.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, dipasang papan bertuliskan Dilarang mandi dan melintas di jembatan itu. Namun tetap saja tetap ada warga yang main air di sana.
"Banyak yang main air dan berenang, airnya jernih soalnya," terang Joko Susilo, salah seorang warga sekitar, dilansir dari Liputan6.com.
5. Makan Korban
Polri.go.id
Setelah sebelumnya seorang kakek ditemukan tak bernyawa terapung di underpass itu, selanjutnya pada Sabtu, 22 Februari 2020 giliran dua orang remaja, yakni Rian Haryanto (15 tahun) dan Tegar Qurohman (16 tahun) yang tewas tenggelam di underpass ini. Seorang lainnya, Ramli Safarudin (15 tahun) ditemukan kritis sehingga harus segera dibawa ke RSUD Wates.
Kronologinya, Rian yang saat itu sedang berulang tahun diajak teman-temannya ke underpass karena hendak memberikan kejutan. Pada awalnya Rian dan tujuh orang temannya hanya duduk-duduk di atas beton yang berada di sisi barat underpass. Kemudian teman-temannya itu memberi Rian kejutan dengan mendorongnya ke dalam underpass.
Naasnya Rian ternyata tidak bisa berenang. Sehingga dua temannya, Tegar dan Ramli terjun ke underpass untuk menyelamatkan Rian. Sayangnya merekapun juga ikut tenggelam. Pada akhirnya, nyawa Rian dan Tegar tidak tertolong. Hanya Ramli yang berhasil diselamatkan dengan kondisi yang kritis. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat tawuran satu orang alami luka bacok di bagian punggung.
Baca SelengkapnyaPelaku berjumlah dua orang tiba-tiba mendekat ke arah para korban dan menantang.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu yang lalu publik dikejutkan dengan kabar tenggelamnya dua bocah di Brebes.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan 15 orang, tiga di antaranya jadi tersangka karena membawa senjata tajam
Baca SelengkapnyaKompolnas mendukung penuh pihak kepolisian menyelidiki kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaDetik-detik penyiraman air keras terekam kamera CCTV dan videonya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKedua kelompok pelajar sepakat melakukan tawuran di Kampung Kukun, Kelurahan Jayabakti, Kecamatan Cabangbungin.
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca SelengkapnyaMereka berkelahi karena saling tantang di media sosial.
Baca SelengkapnyaJalanan yang baru disemen biasanya harus didiamkan dahulu. Namun, pemuda ini malah nekat motoran di jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaDua kelompok pelajar tawuran di Jalan Raya Cipayung Bojong Pondok Terong, Pancoran Mas, Depok. Seorang pelajar tewas dengan luka parah di bagian perut.
Baca SelengkapnyaPotret jalanan ekstrem yang dilalui dua remaja putri sebelum alami kecelakaan dan nyangkut di atap rumah warga.
Baca Selengkapnya