Kebutuhan Obat Terapi Covid-19 Melonjak, Pemerintah Tingkatkan Produksi
Merdeka.com - Seiring melonjaknya kasus Covid-19 belakangan ini, kebutuhan obat terapi Covid-19 juga naik tinggi sejak 1 Juni 2021. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, lonjakan tersebut mencapai sekitar 12 kali lipat.
Untuk memenuhi kebutuhan obat terapi Covid-19 tersebut, Menkes Budi meminta kapasitas produksi obat ditingkatkan. Pemerintah sudah melakukan komunikasi dengan Gabungan Pengusaha Farmasi guna menjaga ketersediaan stok obat terapi Covid-19.
“Kami sudah melakukan komunikasi dengan teman-teman di Gabungan Pengusaha Farmasi dan sudah mempersiapkan dengan mengimpor bahan baku obat, memperbesar kapasitas produksi, serta mempersiapkan juga distribusinya,” katanya dalam konfrensi pers virtual, dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana upaya Kementan untuk memenuhi produksi bawang merah? Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa upaya kementan dalam memenuhi produksi bawang merah terus dilakukan melalui penyediaan benih unggul, alsintan hingga akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
-
Bagaimana cara Jokowi ingin mengatasi kekurangan dokter spesialis? '2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional,' tutur Jokowi.
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Apa yang dilakukan KKP untuk menjamin ketersediaan bahan baku pemindangan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong skema kemitraan para pelaku usaha pemindangan dengan penyedia bahan baku ikan agar ketersediaan bahan baku pengolahan pindang dapat terjamin.
Dibutuhkan waktu setidaknya 4 sampai 6 minggu agar kapasitas obat dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan peningkatan obat-obatan sebanyak 12 kali lipat. Menkes pun menargetkan pada awal Agustus mendatang, obat-obatan seperti Azithromycin, Oseltamivir, maupun Favipiravir bisa masuk ke pasar secara lebih signifikan.
Saat ini, ada sekitar 11,4 juta stok secara nasional untuk Azithromycin. Sekitar 20 pabrik pun bakal memproduksi obat tersebut. Meski kapasitas produksi dikatakan mencukupi, namun terdapat hambatan pada distribusinya. Menkes pun telah melakukan koordinasi dengan Gabungan Pengusaha Farmasi untuk memastikan obat satu ini segera tersedia di apotek.
Tak hanya itu, pemerintah juga mengejar agar obat-obat terapi lainnya, seperti Oseltamivir dan Favipiravir yang diproduksi dalam negeri juga ditingkatkan produksinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan obat terapi, pemerintah menargetkan kapasitas produksi bisa mencapai 2 sampai 4 juta tablet perhari.
“Kita akan impor juga 9,2 juta dari beberapa negara mulai bulan Agustus, dan ada pabrik baru rencananya yang mulai Agustus juga akan produksi 1 juta Favipiravir setiap hari, dan diharapkan nanti di bulan Agustus kita sudah punya kapasitas produksi dalam negeri antara 2 sampai 4 juta tablet per hari yang bisa memenuhi kebutuhan,” kata Menkes.
Sementara itu, ada tiga jenis obat lainnya yang belum bisa diproduksi dalam negeri karena masih bergantung kepada ekspor. Ketiga obat tersebut adalah Remdesivir, Actemra, dan Gamaras. Menurut Menkes, ketiga obat tersebut juga sedang susah didapatkan karena semua orang membutuhkan obat-obat ini.
Actemra sendiri dikenal sebagai obat-obatan yang terkenal karena kisaran harganya mencapai Rp 50-an sampai ratusan juta. Padahal harga sebenarnya di bawah Rp 10 juta. Tak bisa didapatkan sembarangan, obat-obat tersebut harus diberikan dengan resep dokter.
"Untuk 3 obat seperti Gamaras, Actemra, dan Remdesivir itu harus disuntikkan dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Jadi tolong biarkan obat-obatan ini digunakan sesuai dengan prosedur,” tegas Menkes.
Menkes juga menyinggung jika masih banyak didapati masyarakat yang membeli obat-obatan tersebut untuk dijadikan di stok rumah. Padahal, untuk mendapatkan obat-obat tersebut hrus sesuai dengan resep dokter. Resep dokternya pun hanya bisa diberikan pada mereka yang sakit.
“Jadi kami minta tolong agar biarkan obat ini benar-benar dibeli oleh orang yang membutuhkan bukan dibeli untuk kita sebagai stok. Kasihan teman-teman kita yang membutuhkan,” pungkas Menkes.
Reporter: Azizta Laksa Mahardikengrat (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan berkomitmen memenuhi tambahan ketersediaan pupuk subsidi untuk para petani.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaTaruna menyebut, harga obat yang beredar di RI 400 persen lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaBudi mengakui, harga obat dalam negeri sangat mahal. Bahkan, tiga hingga lima kali lebih mahal daripada Malaysia.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet menekan harga obat dalam negeri agar setara dengan negara lain.
Baca SelengkapnyaRencana impor beras sebanyak 1,6 juta ton ini telah mendapatkan restu dari Presiden Jokowi maupun kementerian teknis terkait.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet memastikan harga alkes dan obat-obatan.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaOperasi beras SPHP dengan harga Rp52.000 kemasan lima kilogram ini untuk menekan harga beras yang masih tinggi.
Baca Selengkapnya