Kembalikan Fungsi Masjid Zaman Rasul, Masjid Baitussalam Sleman Gelar Ngaji Parenting
Merdeka.com - Takmir Masjid Baitussalam Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar kegiatan bertajuk Ngaji Parenting pada Jumat (19/11/2021) sore di serambi masjid setempat. Aktivis Perlindungan Anak dari Yayasan SAMIN (Serikat Anak Merdeka Indonesia) Yogyakarta, Nono Karsono hadir sebagai pembicara.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 80 orang yang terdiri dari masyarakat sekitar masjid dan publik umum. Pasalnya, selain memberikan undangan kepada masyarakat sekitar masjid, flyer kegiatan Ngaji Parenting juga disebar Takmir Masjid melalui media sosial.
Pengurus Takmir Masjid Baitussalam Bidang Pendidikan dan Dakwah, Dimas Permana Hadi (29) mengungkapkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk membekali para orang tua terkait pola pengasuhan anak di masa pandemi.
-
Bagaimana masjid ini berubah fungsi? Masjid Indrapuri ini dulunya merupakan sebuah candi Hindu yang akhirnya berubah fungsi menjadi masjid pada tahun 1618.
-
Gimana cara memakmurkan masjid? Dengan menerapkan cara memakmurkan masjid, masjid akan menjadi lebih makmur dan berfungsi sebagai pusat kegiatan yang bermanfaat bagi jamaah dan masyarakat sekitarnya.
-
Bagaimana perkembangan Masjid Jami'? Seiring waktu, tentara-tentara dari Pakistan dan India itu ditarik kembali ke negara masing-masing. Selain itu, para buruh pelabuhan yang merupakan jemaah tetap masjid mulai geser lokasi kerja ke kawasan Abe Pantai.
-
Kenapa Masjid Jamik direnovasi? Bung Karno yang dahulu sempat mengenyam pendidikan di Insinyur Teknik Sipil dari Technische Hoogeschool (THS) atau dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), berniat untuk merenovasi masjid tersebut karena sudah tak layak dan juga membahayakan jemaah.
-
Mengapa masjid ini penting? Masjid yang berasal dari abad ke-12 ini dibangun di lokasi di mana dinasti Almohad mendirikan ibu kota pertamanya di lembah terpencil di Pegunungan Atlas sebelum akhirnya merebut Marrakech.
-
Mengapa Masjid Nurul Islam Tua dilestarikan? Saat ini, bangunan tersebut diawasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala agar masjid ini tetap berdiri kokoh dan terjaga kelestariannya.
“Sudah dua tahun pandemi kita jadi orang tua beneran, harus multitalenta, mencari uang, jadi guru. Akibatnya, tingkat stres tinggi. Lalu anak jadi korban, dimarahi. Masalahnya jadi kompleks. Maka, kami berupaya memberikan pencerahan, karena selama ini belum ada tutorial bagaimana menjadi orang tua,” ungkap Dimas kepada Merdeka.com, Sabtu (20/11).
Pertama Kali Digelar
©2021 Merdeka.com/Dok. Takmir Masjid Baitussalam Sleman
Menurut penjelasan Dimas, kegiatan bertajuk Ngaji Parenting itu baru pertama kali digelar di Masjid Baitussalam. Rencananya, kegiatan serupa akan digelar rutin setiap bulan sekali dengan tema yang beragam.
Penyelenggaraan Ngaji Parenting, jelas Dimas, tak lepas dari masalah yang dihadapi masyarakat sekitar masjid. Banyak orang tua yang mengeluhkan anak-anaknya kecanduan ponsel.
“Orang tua kerepotan anak-anak main HP terus, mulai tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Bahkan, di masjid karena ada WiFi, anak-anak bawa HP buat main game,” ujarnya.
Selain itu, Masjid Baitussalam yang letaknya dekat dengan pusat kuliner Kabupaten Sleman juga menjadi pertimbangan kuat kegiatan Ngaji Parenting dilakukan.
“Di tengah-tengah pusat kuliner daerah Concat (Condong Catur), banyak kafe, tempat makan. Pengunjung kafe bisa salat di situ, bisa sekalian ikut,” imbuhnya.
Apresiasi Positif
©2021 Merdeka.com/Dok. Takmir Masjid Baitussalam Sleman
Dimas menuturkan, kegiatan yang diselenggarakan mulai 16.00 WIB itu berakhir sekitar pukul 17.20 menjelang azan magrib. Namun, selepas magrib masih banyak orang tua yang melanjutkan pembahasan mengenai Ngaji Parenting melalui diskusi informal.
“Setelah magrib malah banyak orang tua yang curhat soal masalahnya mengasuh anak selama pandemi,” tuturnya.
Terkait pola pengasuhan anak di masa pandemi, pembicara Ngaji Parenting, Nono Karsono menekankan pentingnya membuat kesepakatan dengan anak.
“Penekanannya pada kesepakatan. Misalnya, sepakati berapa lama anak boleh bermain HP, kalau melanggar apa hukumannya, kalau taat apa apresiasinya. Hukumannya tentu bukan hukuman fisik atau dimarahi, tapi yang mengingatkan anak terhadap nilai-nilai yang harus ditaati. Termasuk orang tua, misalnya saya berjanji tidak merokok saat bersama anak, kalau melanggar juga ada hukumannya. Bagaimana orang tua dan anak ini bisa menjadi teman yang hubungannya saling memberi rasa nyaman,” jelasnya saat dihubungi melalui telepon, Sabtu.
Fungsi Masjid Zaman Rasul
©2021 Merdeka.com/Dok. Takmir Masjid Baitussalam Sleman
Nono Karsono mengapresiasi inisiatif Takmir Masjid Baitussalam Sleman menyelenggarakan acara yang ia sebut memberikan pencerahan pada masyarakat.
“Pada zaman Nabi, masjid kan center perubahan sosial di masyarakat, sumber ilmu, sumber stimulasi ekonomi, memupuk gotong-royong, menciptakan toleransi. Jadi, ini langkah bagus takmir masjid mengembalikan fungsi masjid di zaman nabi, di mana masjid tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah,” terangnya.
Senada, Dimas mengungkapkan, Takmir Masjid Baitussalam Sleman tengah berupaya mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW.
“Zaman rasul masjid menjadi jawaban. Masyarakat ada masalah keluarga, masalah ekonomi, bisa datang ke masjid,” tandasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasalnya, peran masjid sangat vital sebagai pembuktian Muslim yang taat.
Baca SelengkapnyaWarga yang kelaparan hingga butuh tempat tidur datang ke masjid
Baca SelengkapnyaLokasi Sakasanwira Mesra tak jauh dari ikon kota budaya Kota Medan.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, masjid harus menjadi tempat mempersatukam keberagaman Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaDengan memakmurkan masjid, kita tidak hanya menjaga tempat suci ini tetap hidup dan aktif, tetapi juga meningkatkan kualitas spiritual dan sosial umat Islam.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulu sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaKemenag gandeng Masjid Istiqlal Jakarta dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo untuk menggelar International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024.
Baca SelengkapnyaMasjid ini jadi sisa peninggalan Kesultanan Banten yang masih tersisa.
Baca Selengkapnya