Kenang Kejayaan Masa Lalu, Warga Kampung di Semarang Gelar Pameran Foto dan Mural
Merdeka.com - Di masa lalu, Kampung Bustaman, Kota Semarang, dikenal sebagai kampung jagal dan pemasok daging kambing. Dulunya, ada 13 orang di Kampung Bustaman yang meramaikan transaksi dan jual beli daging kambing.
Tak hanya daging mentah, dulu warga Bustaman juga membuat bumbu gule dan tengkleng untuk warung-warung gule di seantero Kota Semarang. Namun kini hanya tinggal tiga orang yang masih mempertahankan profesi ini.
Tak ingin melupakan jejak kejayaan masa lalu, pada Minggu (28/11), warga Kampung Bustaman bersama sejumlah seniman di Kota Semarang menggelar pameran foto dan mural di bekas rumah pemotongan hewan (RPH) setempat.
-
Di mana letak Kampung Melayu Semarang? Dikutip dari Semarangkota.go.id, Kampung Melayu Semarang merupakan area wisata perkampungan yang menawarkan nilai sejarah dan religi bagi para pengunjung yang berwisata di area tersebut.
-
Kenapa Kampung Batik Kauman terkenal? Semua batik di Kampung Batik Kauman ini dibuat dengan tangan sendiri alias homemade.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Siapa yang membangun rumah potong hewan Semarang? Dr. Jan Stapensea adalah seorang ahli peternakan dan dokter hewan pertama di Kota Semarang. Pada era 1920-an, ia mencetuskan berdirinya rumah pemotongan hewan atau Abbatoir pertama di Semarang.
-
Bagaimana budaya Semarang? Keindahan Semarang tercermin dalam keberagaman budayanya.
-
Siapa yang membangun kandang kambing terluas di Malang? Pemiliknya tak berasal dari keluarga kaya. Alexander merambah dunia bisnis peternakan dari bawah. Ia dulunya seorang blantik kambing yang setiap hari harus pergi ke pasar.
“Pameran yang digelar 26-28 November 2021 ini mengambil tema ‘Ingatan Bersama’. Tema ini dipilih untuk mengingat kembali aktivitas yang ada di kampung maupun kisah yang membuat mereka satu komunitas,” kata Tommy Ari Wibowo, kurator pameran foto dan mural tersebut, dikutip dari ANTARA pada Minggu (28/11).
Kenang Kejayaan Masa Lalu
©YouTube/Semarang Pemkot
Dalam pameran itu, beberapa komunitas seniman dan organisasi masyarakat dilibatkan antara lain Dialektika, Hysteria, Pekakota, Ikatan Remaja Bustaman, Mbah Karjono Kemijen, dan Bukit Buku Bazaar. Mereka sengaja mengaktifkan kembali ruang publik yang sering digunakan warga kampung terutama bekas RPH Bustaman yang angker dan penuh barang bekas menjadi ruang seni sekaligus ruang artistik. Seperti diketahui, sejak tahun 2014, ruang jagal itu berhenti beroperasi.
Tommy menjelaskan, tema “Ingatan Bersama” dipilih untuk mengingat kembali aktivitas yang ada di kampung itu yang membuat warga Bustaman menjadi satu komunitas yang kuat.
“Cerita yang dekat dengan warga sekurang-kurangnya delapan tahun terakhir ini kami rasa penting untuk digunakan sebagai perekat kesetiakawanan sosial di warga,” kata Tommy.
Bahan Perenungan
©YouTube/Semarang Pemkot
Hananingsih, salah seorang seniman yang ikut serta dalam pameran itu, mengatakan kalau dia membuat sebuah mural yang menceritakan kerinduan warga Kampung Bustaman dengan urusan bisnis penjualan kambing. Di tengah-tengah mural yang ia buat dipasang cetakan foto warga di masa lalu.
Sementara itu ketua RW III Kampung Bustaman, M. Ashar, menyambut baik Pameran Foto dan Mural ini karena mengingatkan kembali relasi warga dengan Hysteria yang dimulai sejak tahun 2012.
“Kami bisa mengingat dan merenungkan apa yang sudah berubah beberapa tahun belakangan melalui pameran ini,” kata M. Ashar dikutip dari ANTARA. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaLukisan itu menggambarkan tradisi masyarakat di Ibu Kota Mataram pada masa itu
Baca SelengkapnyaSebuah acara yang diselenggarakan setiap bulan suci Ramadan di Jambi ini perpaduan antara tradisi dan budaya yang menjadi simbol keharmonisan antar sesama.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Baca SelengkapnyaBerkat kekompakan warga, mereka berhasil menyulap area kumuh itu menjadi kawasan wisata
Baca SelengkapnyaPengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.
Baca SelengkapnyaDesa Wisata Muncar menyajikan keanekaragaman budaya, alam, dan berbagai kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaPara perempuan turut mewariskan keahliannya itu ke generasi selanjutnya agar kerajinan tangan ini tidak punah dimakan zaman modern.
Baca SelengkapnyaDesa ini menonjolkan nilai-nilai perdamaian dalam menyikapi berbagai bentuk perbedaan di tengah masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelain warna-warni bunga, warga juga dihibur oleh beragam kesenian tradisional seperti tari-tarian.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaKesenian Sapi Gumarang jadi ikon unik khas Kabupaten Bandung Barat.
Baca Selengkapnya