Kerajinan Tas di Boyolali Ini Terbuat Dari Kulit Ikan Pari, Tembus Pasar Mancanegara
Merdeka.com - Inspirasi usaha bisa datang dari mana saja. Hal ini juga bisa diterapkan dalam bidang kerajinan tangan. Di Boyolali, Jawa Tengah, ada seorang pengusaha yang membuat kerajinan kulit dari kulit ikan pari.
Dia adalah Wawan Purnomo. Sejak tahun 2008 dia mulai mengembangkan kerajinan tas dan dompet kulit berbahan kulit ikan pari yang didatangkan langsung dari Jepara. Tak heran, karena keunikan bahan itu, produk-produknya berhasil menembus pasar internasional.
Lalu sebenarnya apa yang menginspirasi Wawan sehingga dia membuat kerajinan dari kulit ikan yang sengatannya mematikan itu? Berikut selengkapnya:
-
Mengapa Parsi memulai bisnis anyaman bambu? 'Bukannya untung, malah rugi. Sampai tiga bulan tidak bisa bayar cicilan KUR (Kredit Usaha Rakyat) ke BRI. Pendapatan hanya cukup buat makan dan bayar sekolah anak,' tutur Pasri saat ditemui Merdeka.com di kediamannya, Selasa (27/2/2024). Tak mau terlalu lama terbenam dalam keputusasaan, Pasri bertekad bangkit. Masih mempertahankan prinsip mengolah potensi di sekitar rumah jadi punya nilai ekonomi, Pasri melirik bambu.
-
Bagaimana UMKM Purwakarta ini sukses menembus pasar internasional? Tekun berusaha Ternyata rahasia pertama dari usaha panganan yang dibuat warga bernama Cucu Nengsih ini adalah tekun dalam berusaha.Ia konsisten untuk menjual produk pastel mini, dengan memperhatikan kemasan penyajian dan kualitas produk.
-
Bagaimana Yanto membuat pola tas kulit? Setelah bahan siap, pengrajin kemudian membuat pola melalui kertas karton. Setelah pola jadi, bahan berupa kulit sapi yang telah disiapkan kemudian digambar di tempat kulit. Setelah pola digambar di tempat kulit, kulit kemudian dipotong, lalu barulah kulit disambung-sambung untuk membentuk pola yang diinginkan.
-
Bagaimana pabrik kulit Wonocolo melayani ekspor? Pabrik kulit yang terkenal dengan aktivitas ekspornya ini mayoritas pekerjanya adalah pribumi.
-
Apa yang diproduksi oleh perusahaan kayu jati di Semarang? Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah.
-
Bagaimana cara membuat Tas Koja? Untuk membuat tas Koja, mula-mula perajin harus memilih kulit Pohon Teureup yang kuat.Setelah terkumpul, kulit yang sudah dipilih direndam air, agar serat dengan lapisan kulit pohon terpisah. Setelahnya bahan dikeringkan di bawah sinar matahari selama beberapa jam. Kemudian kulit kayu dipilin-pilih seperti membuat benang, kemudian disambung menyerupai tali. Benang tersebut lantas dianyam.
Sempat Alami Kendala
©YouTube/Liputan6 SCTV
Pria yang juga alumni Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta itu mengaku cukup mengalami kendala saat merintis usaha, salah satunya dengan mencari bahan dasar kulit ikan pari dengan biaya sendiri. Namun ia akhirnya memperoleh bahan baku kulit ikan pari dari wilayah Jepara hingga usahanya mampu menghasilkan omzet per bulan mencapai Rp30 juta.
“Untuk di Indonesia sendiri prospeknya sangat bagus. Produknya kombinasi, pembuatan luar dari ikan pari dan bagian dalam dari kulit sapi. Jadi semuanya memang full kulit agar pembeli tidak merasa kecewa. Kalau sintetis ketahanannya tidak bisa lama,” kata Wawan, mengutip dari Jatengprov.go.id.
Proses Pembuatan Tas
©YouTube/Liputan6 SCTV
Wawan mengatakan, proses pembuatan tas dengan kulit ikan pari sebenarnya tidak terlalu sulit. Pertama-tama kulit ikan pari disamak dan diwarnai. Selanjutnya kulit ikan pari yang telah diwarnai dibentuk pola dan digaris sesuai dengan model yang dipesan. Barulah kulit itu diolah menjadi tas dan dompet yang cantik.
“Untuk pola dari kita, bisa kita kerjakan 7-10 hari. Kalau untuk pola baru sekitar 14 hari,” kata Nur Rohmat, pengelola kerajinan tas dan dompet itu, dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 SCTV pada Jumat (25/2).
Tembus Pasar Internasional
©YouTube/Liputan6 SCTV
Harga tas dan dompet berbahan kulit ikan pari itu bervariasi. Mulai dari Rp100.000 hingga Rp2 juta. Hasil kerajinan tas dari ikan pari ini pernah dibeli Ibu Negara Iriana Joko Widodo sebagai hadiah pernikahan untuk putrinya, Kahiyang Ayu. Tak heran, produk-produk kerajinan itu juga sanggup menembus pasar internasional.
“Pangsa pasar kita di dalam dan luar negeri. Kalau ke luar negeri kita pernah kirim ke Jepang, Singapura, Malaysia, Belgia, Swiss, dan Prancis. Kalau di Indonesia kita kirim Sumatera hingga Papua, Kalimantan, dan seluruh Jawa. Dengan melihat peluang pasar yang masih terbuka ini kami berharap bisa mengembangkan tempat produksi kita serta mengembangkan promosi kita agar jangkauan promosi kita lebih luas,” ungkap Nur Rohmat.
(mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan.
Baca SelengkapnyaArdiyansyah atau yang akrab disapa Ardi, mulai merintis usaha kerajinan tangan dari kulit pada 2013 dengan bekal ilmu yang didapat saat kuliah.
Baca SelengkapnyaPria asal Banyuwangi ini dulu jualan pelepah pisang door to door, kini jadi saudagar produk kerajinan yang laris di pasar luar negeri. Ini kunci kesuksesannya.
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca SelengkapnyaPengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Baca SelengkapnyaSebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Baca SelengkapnyaBelum banyak orang yang menggeluti kerajinan karung goni bekas.
Baca SelengkapnyaMenurut Menperin, Jerman merupakan salah satu negara yang cukup sulit ditembus untuk barang-barang ekspor nasional, terutama produk makanan.
Baca SelengkapnyaMengenal Pewter, kerajinan tradisional dari bahan timah khas masyarakat Pulau Bangka
Baca SelengkapnyaAneka olahan rotan khas Tegal Wangi Cirebon ini bermula dari lamaran seorang pangeran terhadap gadis desa yang ditolak di abad ke-15 silam.
Baca SelengkapnyaMenurut salah satu pedagang, sikat yang dibuat di Cibiru pernah disejajarkan kualitasnya dengan produksi sikat di Italia. Hasilnya memiliki kualitas yang serupa
Baca Selengkapnya