Kerap Makan Korban, Ini 3 Bahaya yang Patut Diwaspadai Wisatawan Pantai Parangtritis

Merdeka.com - Pantai Parangtritis adalah salah satu destinasi utama wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Keindahan pantai itu tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik, namun juga oleh wisatawan mancanegara. Pada hari libur, Parangtritis selalu dipadati pengunjung.

Di balik keindahan pantainya, kondisi alam di balik Parangtritis kerap kali menelan korban. Baru-baru ini, 7 orang mahasiswa terseret ombak di pantai tersebut. Dari jumlah itu, 1 orang ditemukan meninggal, 1 orang hilang, dan sisanya selamat.

Oleh penduduk setempat, seringnya peristiwa nahas yang terjadi di pantai tersebut selalu dikaitkan dengan mitos Nyi Roro Kidul. Sosok dalam mitologi yang dipercaya sebagai penguasa laut selatan itu, dianggap menculik wisatawan. Terlepas dari mitos tersebut, ada beberapa hal yang patut diwaspadai wisatawan saat berkunjung ke Pantai Parangtritis.

Ancaman Angin Kencang dan Gelombang Tinggi

Pantai Parangtritis berbatasan langsung dengan Samudra Hindia yang memiliki gelombang tinggi. Selain itu, gelombang tinggi yang terjadi di pantai ini, juga bisa terjadi akibat iklim yang tidak stabil. Ketidakstabilan iklim pula yang dapat memicu terjadinya angin kencang.

2020 Merdeka.com/Arie Basuki

Pantai Parangtritis juga menjadi pantai yang rawan diterpa tsunami. Oleh karena itu, di pantai ini dipasang radar tsunami. Alat itu nantinya akan difungsikan untuk mengukur air laut di antaranya kecepatan, arah, ketinggian, dan periode gelombang.

Menurut Ketua BMKG, Dwikorita Karnawati, radar tsunami itu nantinya mampu mengamati wilayah laut sejauh 800 km persegi dengan radius jangkauan 80 kilometer.

Serangan Ubur-Ubur

Daerah di sekitar Parangtritis menjadi tempat habitat ubur-ubur. Menurut Koordinator SAR Pantai Parangtritis, Ali Susanto, ubur-ubur itu biasanya keluar ke permukaan laut bila ada sinar matahari dan angin. Sedangkan bila cuaca mendung, ubur-ubur itu tidak naik ke permukaan.

2020 Merdeka.com/Purnomo Edi

Peristiwa serangan ubur-ubur di Pantai Parangtritis pernah terjadi pada Juni 2019, sekitar liburan lebaran. Pada waktu itu, sebanyak 106 wisatawan menjadi korban dari sengatan ubur-ubur. Wisatawan yang menerima sengatan ubur-ubur akan merasakan panas di bagian perut, serta bagi yang memiliki riwayat sesak napas, penyakitnya akan kambuh.Perlu dilakukan pertolongan bagi korban sengatan ubur-ubur, dengan memakai minyak untuk mengobati bekas sengatan, juga diminta untuk beristirahat sejenak.

Palung di Sekitar Pantai

Keberadaan palung yang berbahaya juga banyak ditemukan di Pantai Parangtritis. Beberapa korban yang terseret ombak biasanya akan terseret menuju palung ini. Bupati Bantul, Sri Surda Widati bahkan sempat mengusulkan peringatan akan keberadaan palung tersebut dicetak pada karcis pengunjung.

2020 Dok. Liputan6 & Brilio

Namun Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Bantul, Bambang Legowo tidak sependapat dengan usulan Bupati. Menurutnya usulan itu tidak ideal karena lokasi palung sendiri berpindah-pindah. Misalnya hari ini di sini, besok di sana. Kalau mau aman ya ditulis saja kalau sepanjang 13,5 kilometer Pantai Bantul itu semua palung, jelasnya. (mdk/snw)