Kisah Hidup Slamet Gundul, Perampok Legendaris Indonesia yang Disegani
Merdeka.com - Di era tahun 1980-an, ada sosok perampok yang sangat disegani di Indonesia. Dia adalah Slamet Gundul. Walaupun lahir di Malang, Jawa Timur, namun semasa hidupnya banyak dihabiskan di Kota Semarang.
Dilansir daru Unja.ac.id, semasa menjadi perampok, Slamet dan anggota komplotannya selalu beraksi dengan menggunakan senjata api. Sebelum menjadi perampok yang disegani, dia mengawali kariernya sebagai perampok saat menjadi pencuri motor saat masih remaja.
Selepas menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, dia dan komplotannya kemudian pindah ke Semarang dan tinggal di daerah Barutikung yang selama ini memang dikenal sebagai sarang preman. Dari sanalah dia tumbuh dan berkembang menjadi seorang perampok profesional.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Siapa dalang penyelundupan? Di balik kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh Barat pertengahan Maret 2024 lalu ternyata didalangi oleh warga lokal.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
Merampok Bank
©2021 Brilio.net
Saat tinggal di Semarang, Slamet memulai aksinya dengan merampok bank. Tak hanya itu, dia juga mengincar para nasabah bank, toko emas, dan orang-orang Tionghoa. Sepanjang tahun 1989, total dia mendapatkan hasil Rp159,5 juta (sekarang setara miliaran rupiah) antara lain Rp23 juta dari juragan Tembakau dari Kendal, Rp40 juta dari juragan ikan, Rp34 juta dari Unissula Semarang, Rp28 juta dari nasabah bank BCA cabang Peterongan Semarang, dan Rp34 juta dari perusahaan jamu Nyonya Meneer.
Dalam aksinya itu, dia terkadang harus terlibat baku tembak dengan polisi. Pernah suatu hari dia terlibat baku tembak dengan anggota kepolisian saat tengah beraksi di Klaten, Jawa Tengah. Walaupun dua anak buahnya berhasil tertembak dan kemudian ditangkap, Slamet berhasil melarikan diri dengan mengacung-acungkan sebuah granat. Karena inilah, polisi hanya bisa menahan diri demi tidak menciptakan kerusakan yang lebih parah karena granat yang dibawa Slamet.
Mendapat Julukan Robin Hood
©2021 Brilio.net
Walaupun sering melakukan tindakan kriminal, namun Slamet selalu bisa lolos dari sergapan polisi. Biasanya dia lari ke permukiman padat penduduk di dekat tempat tinggalnya sambil menebar uang rampokan ke jalanan sehingga para warga berebut uang dan menghalangi jalan polisi untuk mengejarnya.
Tak hanya itu, konon Slamet juga sering membagi uang hasilnya merampok kepada tetangganya yang miskin. Karena inilah warga Barutikung Semarang selalu melindungi Slamet dari kejaran polisi serta mendapat julukan Robin Hood oleh para tetangganya.
Aksi Slamet Gundul di Jakarta
©2019 Liputan6.com/Herman Zakharia
Menjadi buronan di Jateng, Slamet kemudian melanjutkan sepak terjangnya di Jakarta. Di sana, dia merampok salah satu karyawan perusahaan yang saat itu membawa uang Rp10 juta. Saat sedang berkendara, karyawan itu dipepet dua motor dan satu minibus. Bahkan aksi ini dilihat langsung oleh dua anggota polisi yang berusaha menangkap mereka.
Sempat terjadi baku tembak, dua orang perampok dan satu orang polisi tewas dalam baku tembak ini. Kepala reserse Polri mengeluarkan perintah tembak di tempat kepada Slamet. Namun saat menggrebek ke kediamannya di Pondok Kopi, Jakarta Timur, ternyata di sana hanya ada istrinya. Beberapa menit sebelumnya, Slamet ternyata sudah lari dengan bus metromini yang sedang dicuci. Istrinya dijadikan sandera agar Slamet mau menyerahkan diri.
Tertangkap di Surabaya
Setelah dari Jakarta, Slamet melanjutkan aksinya di Kota Surabaya. Di sana dia sebenarnya pernah ditangkap dalam kasus perampokan bersenjata di kawasan Pasar Turi. Namun pada saat pemeriksaan, Slamet yang saat itu menyamar dengan nama Supriyadi itu dinyatakan tidak bersalah. Karena inilah ia dilepas.
Tapi di kemudian hari polisi akhirnya tahu bahwa Supriyadi itulah sosok Slamet Gundul yang selama ini dicari-cari. Karena inilah polisi memerintahkan pengejaran terhadap Slamet, namun Slamet masih mampu kabur dalam setiap operasi penangkapan yang menargetkan dirinya.
Setelah seminggu melakukan pemantauan di kawasan Morokrembangan, tim resmob Polrestabes Surabaya segera melakukan penangkapan. Akhirnya tertangkaplah Slamet Gundul alias Slamet Gunawan, alias Slamet Santoso, alias Nyo. Akhirnya sepak terjangnya berakhir tanpa perlawanan. Saat itulah kemudian dia diperiksa oleh Polda Jatim, Polda Jateng, dan Polda Metrojaya sekaligus secara marathon.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia mengaku kesusahan memenuhi kebutuhan hidup keluarga
Baca SelengkapnyaTahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius
Baca SelengkapnyaSeorang pensiunan jenderal Polisi bintang dua, pernah bertugas naik turun gunung di Kalimantan tanpa menggunakan alas kaki.
Baca SelengkapnyaModusnya, korban diminta hampir Rp400 juta sebagai syarat persembahan di Pantai Selatan.
Baca SelengkapnyaKehidupan terkini mantan masinis di tragedi kecelakaan kereta api Bintaro.
Baca SelengkapnyaBrigadir Andri Sitompul saat ini sudah mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit Bhayangkara Polda Jambi.
Baca SelengkapnyaDari bisnis kayunya, Slamet disebut telah menyetor pajak sebesar Rp1 miliar kepada negara.
Baca SelengkapnyaBerikut potret pentolan Pasukan Tjakrabirawa yang memimpin G30S PKI ketika ditangkap di Tegal.
Baca SelengkapnyaAG tercatat sudah sembilan kali melakukan perampasan sepeda motor dan melukai korbannya.
Baca SelengkapnyaAKP Andri Gustami merupakan mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Hoegeng tidak memiliki rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Bahkan, ia juga tak memiliki mobil pribadi.
Baca SelengkapnyaMenjadi pemulung merupakan salah satu profesi yang dipilih oleh beberapa orang untuk membiayai hidup.
Baca Selengkapnya