Kisah Pak Ponijo, Pahlawan Difabel bagi Anak-Anak yang Kekurangan Nutrisi
Merdeka.com - Selain pahlawan yang berjuang demi bangsa dan negara, ada pula sosok pahlawan yang berjuang di tengah masyarakat. Sosok pahlawan ini memang tak punya tanda penghargaan atau diakui pemerintah, namun sosok seperti mereka diakui dan dibutuhkan pada lingkungannya. Salah satu sosok pahlawan itu ada pada diri Pak Ponijo.
Sehari-hari, Pak Ponijo berjualan koran di Perempatan Klodran, Bantul. Sesungguhnya, dia bukan penjual koran biasa, karena hasil penjualan koran itu digunakan untuk terapi putrinya. Selain itu, uang lainnya disisihkan untuk membeli sembako bagi anak-anak dhuafa dan kurang nutrisi yang tinggal di sekitar rumahnya.
Padahal sejak kecil, dia memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna. Namun, kini dia sudah mampu berdamai dengan kondisinya yang berbeda. Berikut kisah pahlawan ini:
-
Bagaimana cara loper koran menjual koran di Bandung? Dengan memakai sepeda motor yang dipasangi tas khusus di jok belakang, garda depan informasi ini bersiap keliling sepagi mungkin.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Siapa pria penjual pulpen tersebut? Menurut keterangan unggahan, pria paruh baya bernama Ahmad ini menjual pulpen dengan harga Rp 3 ribu saja.
-
Kenapa pria paruh baya itu jualan pulpen? Saat ditanya, ia mengungkapkan jika dirinya akan terus berjualan pulpen ketimbang dirinya harus minta-minta alias menjadi pengemis di pinggir jalan.
-
Dimana pria itu menjual pulpennya? Dagangan tersebut ia jual di sebuah sekolah.
-
Dimana pedagang kelontong berjualan? Awalnya mereka menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, atau menawarkan barang dagangannya untuk dijual di hotel.
Kehilangan Anak Pertama
Dilansir dari Kitabisa.com, niat baik Pak Ponijo berawal dari kepergian anak pertamanya karena kekurangan nutrisi. Peristiwa itu membuatnya merasa sangat bersalah. Apalagi orang sekitar menganggap dia tak bisa mengurus keluarganya.
Sejak saat itu, Pak Panijo berjanji akan merawat putrinya sepenuh hati dan berbagi ke anak-anak dhuafa lainnya, agar mereka tidak bernasib sama dengan anaknya.
©Kitabisa.com
Sementara itu putrinya sendiri menderita seperti apa yang dimiliki Pak Ponijo. Mereka bergantung kursi roda dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Kehidupan Sehari-hari Pak Ponijo
Sehari-hari, Pak Ponijo berjualan koran di jalanan Kota Yogyakarta. Sementara mulai siang hari, dia berjualan kanebo hingga petang menjelang. Dengan keuntungan Rp1.000 per buah, tiap hari dia bisa menjual 13-14 kanebo. Sementara dia bisa membawa uang Rp20 ribu sehari dari berjualan koran.
Keuntungan sebanyak Rp2.000-3.000, ia sisihkan untuk terapi anaknya yang berusia 6 tahun. Tulang putrinya mengalami pembengkokan dan tak bisa tumbuh normal.
©Kitabisa.com
Sedangkan sebagian keuntungan itu ia sisihkan untuk makan dan sebagian lagi ia belikan sembako bagi para anak-anak dhuafa di sekitarnya.
Pahlawan bagi Anak-Anak Kurang Nutrisi
Karena kemauannya untuk membantu, Pak Ponijo menjadi sosok pahlawan bagi anak-anak dhuafa dan mereka yang kurang nutrisi. Di mata mereka, Pak Ponijo menjadi sosok yang mengagumkan dan menjadi dambaan karena kebaikan dan ketulusannya.
©Kitabisa.com (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang polisi berpangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda) tiba-tiba mencegat pria paruh baya yang sedang gowes becak.
Baca SelengkapnyaMirisnya, ia hanya mendapat pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut.
Baca SelengkapnyaJika diakumulasi, total realisasi PKT Proaktif berbagi sembako pada Ramadan ini senilai Rp1,61 miliar yang terbagi pada berbagai sasaran penerima.
Baca SelengkapnyaBantuan ini diberikan kepada perwakilan masyarakat sekitar Kantor Pusat Pupuk Kaltim.
Baca SelengkapnyaSimak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca SelengkapnyaPenjual mainan ketemu Ganjar dan diajak untuk mampir ke rumahnya.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Edi, penjual kerupuk Palembang yang tetap bekerja meski sakit.
Baca SelengkapnyaBapak dan kedua anaknya ini rela jalan kaki selama 4 jam ke posko TNI.
Baca SelengkapnyaPak Alam berjualan tisu keliling dari Cikarang ke Jakarta. Ia naik kereta bersama putranya Sultan.
Baca SelengkapnyaMeski sepi pembeli dan harus panas-panasan saat menjual pulpen tersebut, Ahmad mengaku tak ingin menyerah.
Baca SelengkapnyaPolisi ini juga merawat ODGJ hingga bantu warga terkena musibah
Baca SelengkapnyaIa diketahui berjualan gorengan di daerah Surabaya.
Baca Selengkapnya