Kisah Perjuangan Soemardi, Ahli Morse Veteran Perang Kemerdekaan
Merdeka.com - Pada masa perjuangan dulu, para pejuang Tanah Air rela bertaruh nyawa membela Tanah Air dengan terjun ke medan perang. Namun di antara mereka ada yang berjuang di balik layar, namun perannya tak kalah penting dari mereka yang berjuang di medan perang.
Salah satu sosok yang berjuang di balik layar itu adalah R. Soemardi. Kini, pria kelahiran Kampung Jlagran itu telah berusia 96 tahun. Namun ingatannya masih kuat saat menceritakan bagaimana ia berjuang dan menjadi bagian dari tentara Indonesia.
“Awalnya saya ikut-ikutan saja. Waktu itu saya diajak teman, pada masa revolusi fisik sekitar tahun 1946-1947 di Blitar. Waktu itu saya jadi pengawal Pak Mustopo yang bertugas sebagai komando train,” kata Soemardi, mengutip dari Jatengprov.go.id pada Rabu (17/8).
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan? Pahlawan Indonesia telah berjuang mempertaruhkan jiwa, raga serta hartanya untuk kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Mengapa para pahlawan rela berkorban? Mereka sadar bahwa selama mereka bersatu tidak ada yang tidak bisa dikalahkan. Bersatu saudara-saudara sekalian. Sama seperti yang dilakukan oleh para pahlawan kita dahulu.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
Lalu seperti apa perjuangan Soemardi pada waktu itu? Berikut selengkapnya:
Tidak Turun Langsung ke Medan Perang
©jatengprov.go.id
Selama di Blitar, Soemardi bertugas pada bagian perhubungan dan belum mendapatkan pangkat. Saat itu ia mendaftar sebagai tentara secara sukarela. Tugasnya waktu itu adalah melayani perhubungan sekaligus penyampai sandi atau morse.
“Saya tidak turun langsung berperang. Saya menyampaikan morse atau kode mengenai situasi dan perintah dari atasan. Jadi waktu itu perintah yang kami terima tidak dalam tulisan tangan, tapi pakai kode lewat headphone. Lalu saya mengetik dan menyampaikannya ke pasukan,” terang Soemardi.
Pulang ke Jogja
©jatengprov.go.id
Beberapa tahun bertugas di Blitar, Soemardi kemudian pulang ke Yogyakarta. Saat di Jogja, ia diajak saudaranya, Soemaryadi untuk bergabung ke BKR dan masuk Polisi Militer. Saat meletus Agresi Militer II Belanda, ia tergabung dalam pasukan yang mendapatkan tugas meledakkan dinamit di Jembatan Kali Bedog, Gamping, Sleman.
“Saya resminya jadi tentara waktu Agresi Militer II. Pangkatnya Prajurit Dua. Dapat tugas operasi di daerah Gamping,” kata Soemardi.
Bertemu Presiden Soekarno
©jatengprov.go.id
Sembilan setelah tugas di Gamping, tepatnya pada Desember 1949, Soemardi mendapat tugas untuk mengamankan pelantikan Soekarno menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) di Kraton Yogyakarta. Pengamanan itu dilakukan untuk menghadapi segala kemungkinan gangguan dan misi penggagalan.
“Itu pertama kalinya saya bertemu Soekarno,” ujar Soemardi yang pensiun sebagai tentara pada tahun 1977 dengan pangkat Letnan Dua.
Tanggapan Ganjar Pranowo
©jatengprov.go.id
Keberadaan sosok Soemardi yang masih sehat membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berkunjung ke rumahnya di Jangli, Tembalang, Semarang. Bagi Ganjar, mendengarkan cerita dari pejuang kemerdekaan merupakan jamuan yang sangat istimewa. Sebab dari situ dapat menambah semangat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berjuang untuk menjadi lebih baik.
“Mendengarkan cerita Pak Soemardi memberikan pengetahuan dan semangat bagi generasi muda dan penerus. Ini lho untuk yang muda-muda agar tahu, bagaimana dulu saat berjuang,” ujar Ganjar. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaBenda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.
Baca SelengkapnyaPelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang masih muda, Chaerul sudah ikut dalam beberapa perhimpunan pergerakan nasional dalam melawan penjajah.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaNamanya diabadikan jadi nama rumah sakit hingga kampus di Jember.
Baca SelengkapnyaKeberanian prajurit Kopassus ini jadi legenda di medan tempur.
Baca Selengkapnyadr. Roebiono Kertopati merupakan perintis persandian di Indonesia yang menjadi cikal-bakal berdirinya BSSN.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca Selengkapnya