Lomba Penulisan Artikel BPIP Tuai Pro Kontra, PSPBN UIN Sunan Kalijaga Nyatakan Ini
Merdeka.com - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar kompetisi penulisan artikel tingkat nasional untuk memperingati Hari Santri pada 22 Oktober 2021 mendatang. Ada dua pilihan tema yang disodorkan panitia untuk para peserta, yakni menghormati bendera perspektif hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan perspektif hukum Islam.
Dua tema tersebut menuai pro dan kontra. Sebagian kalangan menyebut ide kompetisi yang menekankan perspektif hukum Islam menunjukkan kecenderungan islamophobia, karena pilihan temanya dianggap menyudutkan umat Muslim. Sebagian yang lain melihat tema kompetisi ini sudah usang karena hubungan agama dengan simbol nasionalisme tidak perlu dibahas lagi.
Beri Dukungan
-
Bagaimana Persandian Nasional dirayakan? Peringatan Hari Persandian Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan informasi dalam menjaga kedaulatan negara serta meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dalam bidang persandian.
-
Apa tujuan utama BPIP dalam meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila? Pojok Taman Baca Pancasila sebagai bentuk gotong royong untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
-
Mengapa Hari Santri Nasional dirayakan? Peringatan ini bertujuan untuk meneladani perjuangan santri zaman dulu dan mengaplikasikan perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana BPIP memperkuat Ideologi Pancasila di Entikong? Ia mengaku, ke depan, BPIP akan bekerja sama antara PLBN dan Satuan Petugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) untuk pembinaan ideologi Pancasila untuk masyarakat perbatasan, terutama di Entikong.
-
Mengapa BPIP menggelar diskusi etika penyelenggara negara? Dengan latar belakang sejumlah kasus pelanggaran etika yang mencuat, termasuk korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan, kegiatan ini menjadi penting untuk membahas dan mencari solusi praktis terhadap masalah-masalah tersebut.
-
Kenapa Persandian Nasional dirayakan? Hari ini ditetapkan untuk memperingati peran penting lembaga persandian dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan kepentingan nasional.
Menyikapi munculnya berbagai tanggapan miring berkenaan dengan tema penulisan artikel yang diselenggarakan BPIP, Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan dukungan penuh terhadap kompetisi tersebut.
Berikut beberapa pertimbangan yang disampaikan Ketua Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN), Dr. Moh. Tantowi M.Ag melalui keterangan pers yang diterima Merdeka, Minggu (15/8/2021):
1. Upaya membangun jiwa nasionalisme dan kecintaan pada tanah air perlu terus ditumbuhkan, yang tidak bisa dianggap sebagai proses yang pasti akan terjadi (taken for granted). Bagian dari ikhtiar menumbuhkan dan mengembangkan jiwa nasionalisme ini adalah dengan menggali dan menguatkan basis-basis kultural bangsa, di antaranya adalah melalui nilai-nilai keagamaan.
2. Penulisan artikel mendorong para pesertanya untuk melacak, menginvestigasi, dan menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan yang ada pada bendera dan lagu kebangsaan serta menghubungkannya dengan nilai-nilai keagamaan. Proses olah pikir yang terlibat di dalam penulisan artikel ini akan mendorong para pesertanya pada penemuan simbol bendera dan lagu kebangsaan yang sarat makna dan nilai.
3. Penemuan baru simbol-simbol nasionalisme yang lebih sarat makna dan nilai ini akan menciptakan kesadaran kewarganegaraan yang baru, sehingga semangat jiwa nasionalisme tidak lagi dipaksakan oleh negara, melainkan tumbuh dari kesadaran berpikir warga negara yang menggunakan akal sehat dan pemikiran kritis.
4. Perspektif hukum Islam yang dipilih untuk menggali khazanah pemikiran kaum santri terkait simbol-simbol nasionalisme membentang luas secara temporal dari warisan pemikiran Islam klasik hingga ke masa kontemporer. Kajian dalam kerangka waktu ratusan tahun ini diharapkan akan menyajikan bukan hanya dinamika pemikiran Islam dari berbagai masa, tapi juga dinamika konteks sosial masyarakat Islam dalam berbagai bentuk pengorganisasian sosial. Melalui lomba penulisan artikel ini diharapkan muncul dialog antara teks-teks keagamaan dan konteks sosial yang melingkupinya. Dengan demikian, yang diharapkan muncul dari lomba penulisan artikel ini justru kekayaan budaya dan pemikiran masyarakat Islam yang sejalan dengan pemikiran kebangsaan, bukan semata-mata judgement (prasangka) dan jargon.
5. Munculnya kesadaran kewarganegaraan yang baru dan penelusuran kajian fikih kebangsaan yang dinamis secara temporal dan kontekstual diharapkan akan menjadi basis kultural yang kuat, tidak hanya untuk mewujudkan hubbul wathan (cinta bangsa/tanah air) tetapi juga hifdzul buldan (menjaga bangsa/tanah air).
6. Sikap “sinisme” sebagian kalangan terhadap inisiasi BPIP untuk menyelenggarakan kompetisi penulisan artikel tingkat nasional, yang mengambil tema tentang menghormati bendera perspektif hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan perspektif hukum Islam, justru menguatkan dan semakin relevan untuk mengkaji tema ini secara ilmiah.
Sebut Kerja Cerdas BPIP
Senada, Ketua Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir seIndonesia, Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A atas nama organisasi menyebut lomba penulisan artikel yang digelar BPIP merupakan salah satu wujud kerja cerdas.
Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir seIndonesia memiliki tiga alasan mendukung penyelenggaraan lomba penulisan artikel yang digagas BPIP tersebut.
“Pertama, bangsa Indonesia adalah bangsa yang relijius, atau paling tidak, memiliki agama dan keyakinan tertentu. Dalam hal tindakan apapun, baik yang terkait dengan politik, ekonomi maupun budaya, mereka selalu mengaitkannya dengan agama atau keyakinannya masing-masing. Hal ini merupakan salah satu kekhasan bangsa Indonesia. Maka, adalah hal wajar bila bangsa Indonesia yang beragama Islam bertanya, misalnya: Apa hukum hormat bendera? Apa hukum menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan yang sama mungkin juga muncul dalam benak saudara-saudara kita yang beragama selain Islam. Dengan lomba ini BPIP berusaha memberikan wadah kepada umat Islam untuk mengekspresikan pandangan-pandangannya dalam artikel mereka tentang tema-tema tersebut di atas. Memang, perbedaan pandangan bisa saja terjadi dan wajar saja. Singkat kata, dengan lomba ini BPIP sedang ‘membina’ masyarakat untuk menuangkan pandangannya dalam bentuk tulisan,” bunyi siaran pers yang diterima Merdeka, Minggu (15/8).
Selanjutnya, lomba ini disebut dapat membangun kesadaran lebih dalam tentang relasi timbal balik antara negara dan agama. Negara mendukung eksistensi agama, begitu juga sebaliknya. Hal ini penting agar bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa sekuler yang memisahkan negara dari agama.
“Ketiga, lomba semacam ini merupakan sarana pembiasaan bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda, untuk lebih gemar menulis gagasan dan pandangannya tentang tema tertentu. Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik, mereka tentunya harus membaca buku- buku dan artikel-artikel terkait. Dengan kata lain, melalui lomba ini BPIP sedang membangun masyarakat yang lebih maju, khususnya, dalam bidang literasi kenegaraan dan keagamaan,” pungkas siaran pers tersebut. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
70 Persen dari Pendidikan Pancasila muatannya yakni praktik
Baca SelengkapnyaPPI mengatakan terdapat 18 dari 76 anggota Paskibra 2024 harus melepaskan hijabnya
Baca SelengkapnyaMenurut Kepala BPIP, Pancasila merupakan ideologi besar di dunia
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) tegaskan menolak aturan pelarangan hijab bagi anggota Paskibraka putri nasional usai BPIP terbitkan aturan terbaru.
Baca SelengkapnyaCholil mengatakan, pelarangan pemakaian jilbab bagi anggota Paskibraka justru malah melanggar aturan konstitusi dan Pancasila.
Baca SelengkapnyaBerikut jejak kontroversi Kepala BPIP Yudian Wahyudi.
Baca SelengkapnyaPeran BPIP dipuji saat memaparkan kinerja di Komisi II DPR
Baca SelengkapnyaAcara ini terbuka untuk umum dan dapat disaksikan, baik secara langsung maupun live streaming.
Baca SelengkapnyaMenag menanggapi polemik soal aturan BPIP berkaitan penggunaan jilbab pada anggota Paskibraka 2024.
Baca SelengkapnyaBPIP Yudian Wahyudi Kembali menjadi sorotan publik usai membuat aturan bagi Paskibraka putri yang beragama Islam melepas jilbab saat pengukuhan di IKN.
Baca SelengkapnyaBPIP juga melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaInternalisasi nilai-nilai Pancasila harus diberikan secara bergotong royong
Baca Selengkapnya