Mengenal Basoka, "Senjata" Jateng Lawan COVID-19
Merdeka.com - Masa pandemi belum berakhir. Virus Corona tak henti mengincar siapa saja. Kasus pasien positif COVID-19 semakin banyak. Berbagai rumah sakit yang tersebar di penjuru Tanah Air terus didatangi pasien hingga terancam kolaps.
Namun di tengah ancaman itu, masyarakat tak mau menyerah untuk melawan. Di Jawa Tengah, ada sebuah gerakan unik untuk melawan Virus Corona. Gerakan itu bernama Basoka.
Dikutip dari Liputan6.com pada Senin (18/1), Basoka merupakan singkatan dari Bantu Sesama Donor Plasma Konvalesen. Salah satu anggotanya adalah Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dia mengungkapkan alasannya bergabung dengan gerakan itu.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa tujuan gerakan menangkis? Tujuan gerakan menangkis adalah untuk menangkis serangan lawan dengan menggunakan anggota tubuh secara efektif.
-
Apa yang viral di Jawa Timur? Viral Momen Murid Pindah Sekolah Ditangisi Teman Sekelas, Kisah di Baliknya Bikin Haru
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
“Gerakan ini jika dilakukan secaram masif dengan meringankan beban sesama, akan bermanfaat untuk meringankan beban pasien yang saat ini sedang berjuang melawan COVID-19,” ungkap pria yang akrab disapa Hendi itu. Lalu bagaimana gerakan ini bergerak untuk melawan Virus Corona? Berikut selengkapnya:
Anggota Gerakan
©2020 Merdeka.com
Dikutip dari Liputan6.com, gerakan ini beranggotakan para penyintas COVID-19 yang dianggap memiliki titer antibodi yang tinggi. Para penyintas ini kemudian mendonorkan plasma konvalesennya pada Palang Merah Indonesia (PMI) yang kemudian diteruskan pada pasien yang tengah berjuang melawan COVID-19.
Sementara itu, Hendi termasuk orang dengan titer antibodi yang tinggi. Sejak akhir Desember, dia secara aktif mendonorkan plasma konvalesennya.
“Saya berharap hal yang sama juga dapat dilakukan oleh para penyintas COVID-19 lainnya,” ungkap Hendi.
Syarat Jadi Pendonor
©2021 Liputan6.com/Herman Zakharia
Program pengadaan plasma konvalesen sendiri merupakan program pengobatan COVID-19 yang dibiayai oleh Kementerian Kesehatan. Untuk mengikuti program ini, para penyintas akan diminta untuk screening antibodi dan diambil plasma darahnya di PMI Kota Semarang. Namun ada syarat yang diajukan dari PMI pada penyintas untuk dapat mendonorkan plasmanya.
“Yang jelas sehat, umur 18-60 tahun, berat badan lebih dari 55 kg, pernah positif terinfeksi COVID-19, dan ada hasil negatif PCR setelah 14 hari sembuh,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, dikutip dari Liputan6.com pada Senin (18/1). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaPara jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Baca SelengkapnyaProgram Desa Bijak Antibiotik (SAJAKA) jadi salah satu cara untuk atasi masalah resistensi antimikroba di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaKesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaSenjata yang dipakai para pejuang pun beragam, jauh dari kata modern seperti bangsa barat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaSisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.
Baca SelengkapnyaPenyiapan tempat karantina ini untuk mencegah penularan TBC di Indonesia.
Baca SelengkapnyaVirus ini sudah menyebar di Indonesia, namun belum terdeteksi menyebar di Kota Yogyakarta
Baca SelengkapnyaEfektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah juga sudah dibuktikan di 13 negara.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya