Mengenal Ritual Santhara, Puasa Tanpa Makan dan Minum Menuju Kematian
Merdeka.com - Beberapa waktu terakhir, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kabar kematian satu keluarga di Kalideres (10/11). Keluarga yang terdiri dari sepasang orang tua, satu orang anak perempuan, dan seorang paman atau adik ipar, ditemukan tewas dalam kondisi lambung kosong atau tidak adanya sisa makanan di dalamnya.
Hingga kini, polisi masih menyelidiki penyebab kematian misterius yang dialami oleh keluarga ini. Dari hasil otopsi yang didapatkan, diduga bahwa keluarga ini mati dalam kondisi kelaparan. Bahkan, peristiwa tewasnya keluarga ini dikaitkan dengan berbagai teori dan dugaan praktik tertentu, salah satunya adalah praktik santhara.
Ritual santhara adalah praktik kuno yang dilakukan oleh komunitas Jain di India. Ritual ini mengacu pada praktik mengurangi asupan makanan dan air secara bertahap untuk mengakhiri hidup dan mencapai “moksha”. Praktik ini juga dikenal dengan ritual sallekhana, samadhi-marana, dan sanyasana-marana.
-
Bagaimana cara keluarga itu dibunuh? Terdapat 15 kerangka perempuan, anak-anak, dan pemuda yang tewas akibat pukulan kuat di kepala. Semua mayat pada lokasi ini memiliki tanda bekas pukulan di tengkorak mereka, ini menunjukan pada masanya mayat-mayat tersebut dibunuh secara brutal.
-
Mengapa keluarga Dali melakukan kremasi? Jennifer menjelaskan bahwa keluarga melakukan kremasi jenazah Dali sesuai dengan permintaan terakhir mendiang.
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
-
Dimana keluarga itu dimakamkan? Ketiga anggota keluarga itu ditemukan di sebuah lubang kubur berisi 15 jasad di bagian tengah Kota Yaroslavl.
-
Kenapa ritual Jamasan di Kalisalak dilestarikan? Kepala Desa Kalisalak, Ilham Triono, mengatakan bahwa acara tersebut digelar dalam rangka melestarikan budaya nenek moyang yang telah ada ratusan tahun lalu. 'Mengingat Kalisalak juga ditunjuk sebagai desa wisata dan desa adat. Maka kami berupaya merealisasikan warisan leluhur yang sekaligus mampu menyerap pengunjung,' kata Ilham dikutip dari Liputan6.com.
-
Apa yang dikerjakan dalam ritual Jamasan di Kalisalak? Jamasan Jimat Kalisalak merupakan ritual warisan nenek moyang yang telah ada sejak lama. Dalam tradisi itu, ribuan orang berjejal demi bisa menonton jalannya ritual.
Bagi komunikas Jain, praktik ini diyakini dapat membantu seseorang meninggal dalam keadaan tenang dan damai. Meskipun begitu, ritual komunitas Jain ini masih menjadi perdebatan tersendiri di India. Di mana pemerintah India menyebut ini sebagai praktik ilegal dan termasuk jenis percobaan bunuh diri.
Lalu seperti apa konsep santhara pada komunitas jain dan bagaimana tradisinya. Dari beragam sumber, berikut kami merangkum penjelasan mengenai ritual santhara di India yang bisa Anda simak.
Mengenal Ritual Santhara
Ritual santhara adalah sebuah praktik mengurangi asaupan makanan dan air secara bertahap untuk mengakhiri hidup dan mencapai “moksha”. Ini merupakan tradisi yang berasal dari komunitas Jain di India yang sudah ada sejak 300 tahun.
Pada kitab suci Jain, dikatakan bahwa ritual santhara adalah cara untuk mencapai kematian yang damai, tenang, dan bermartabat. Ritual ini diyakini dapat membantu seseorang mencapai aktualisasi diri dan pembebasan spiritual.
Praktik santhara ini juga dikenal dengan beberapa istilah lain, yaitu ritual sallekhana, samadhi-marana, dan sanyasana-marana. Menurut kibat suci Jain, praktik ini hanay dapat dilakukan oleh individu dalam beberapa keadaan tertentu, yaitu sebagai berikut:
Saat seseorang telah memutuskan untuk melakukan praktik santhara, biasanya orang tersebut melakukan beberapa hal sebelum melakukan ritual santhara, yaitu sebagai berikut:
Pro-Kontra Praktik Santhara
Ritual santhara adalah praktik tradisional yang banyak dilakukan pada zaman dahulu. Jumlah pengikut Jain yang melakukan praktik ini juga menurun dari waktu ke waktu. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada pengikut Jain yang melakukan praktik ini.
Sementara Pengadilan Tinggi Rajashan, India, menyebut bahwa ini adalah praktik ilegal yang dapat digolongkan sebagai jenis percobaan bunuh diri. Karena dianggap sama dengan bunuh diri, maka praktik ini bisa dikenakan hukuman berdasarkan pasal 306 dan 309 KUHP India. Dengan begitu, pemerintah India melarang praktik yang termasuk kejahatan sosial ini.
Keputusan tersebut tentu ditentang oleh komunitas Jain. Di mana pengikut Jain percaya bahwa praktik santhara dilakukan dengan sengaja dan tanpa paksaan. Komunitas Jain yakin bahwa ritual ini bukanlah tindakan bunuh diri, sebab bunuh diri selalu dilakukan dalam keadaan marah, sedih, sakit, atau kondisi cemas dan tidak tenang.
Sementara ritual santhara diyakini membantu seseorang untuk mengakhiri hidup dan mencapai moksha dengan sukarela, damai, dan tenang. Komunitas Jain juga percaya bahwa seseorang iperbolehkan meninggalkan dunia jika dia telah memenuhi semua tanggung jawabnya dan bersedia untuk mencapai moksha atau keselamatan. Itu adalah bentuk kematian yang paling murni. Ini juga diyakini sebagai tindakan tanpa kekerasan, berbeda dengan tindakan bunuh diri.
Perbedaan Eutanasia dan Santhara
Setelah memahami pengertian umum dan perdebatan dari ritual santhara, terakhir akan dibahas tentang euthanasia dan santhara. Sama-sama praktik untuk mengakhiri hidup, ritual santhara kerap disamakan dengan eutanasia. Namun dua hal ini diklaim sebagai dua konsep yang berbeda.
Eutanasia pada dasarnya dibedakan menjadi dua macam. Pertama eutanasia yang dilakukan sukarela, di mana upaya mengakhiri hidup dilakukan atas persetujuan dari seorang pasien yang sudah sakit dan menderita. Kedua, yaitu jenis eutanasia paksa, di mana kematian dilakukan tanpa persetujuan pasien melainkan persetujuan keluarga atau kerabat. Dengan begitu, tabib atau perawat akan membantu melancarkan upaya untuk mengakhiri hidup pasien tersebut.
Sementara praktik santhara bagi komunitas Jain adalah upaya mengakhiri hidup dengan sukarela, damai, dan tenang untuk mencapai moksha. Bagi komunitas Jain, praktik eutanasia dilakukan untuk melepaskan rasa sakit atau penderitaan yang dialami oleh seseorang karena kesehatan dan tubuhnya.
Sedangkan Santhara dipraktikkan ketika seseorang telah memenuhi semua tanggung jawabnya dan ingin menyerahkan dirinya kepada tuhan dengan cara meninggal dengan harapan mencapai moksha. Santhara adalah praktik spiritual dan sakral sedangkan eutanasia bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan penderitaan yang disebabkan secara fisik pada seseorang.
Jika dilihat dari prosesnya, eutanasia adalah praktik mengakhiri hidup dengan proses yang cepat. Sementara santhara dilakukan secara bertahap dengan menahan diri dari makan dan minum hingga akhirnya jiwa dalam tubuh terangkat. Meskipun begitu, dua praktik ini masih menjadi perdebatan di masyarakat. Sebagian komunitas dan orang menyakini bahwa praktik ini sah dilakukan, sedangkan sebagian masyarakat lainnya beserta pemerintah menyebut ini sebagai upaya percobaan bunuh diri yang ilegal. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka masih mempertahankan tradisi ini karena banyak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaKematian keduanya terungkap dari kecurigaan tetangga yang lama tidak melihat penghuni rumah.
Baca SelengkapnyaViral, begini ritual Ma’nene di Toraja yang diadakan setiap bulan Agustus.
Baca SelengkapnyaKedua penghuni rumah dinilai tidak memiliki ikatan sosial dengan lingkungan, bahkan tidak berkomunikasi dengan keluarga.
Baca SelengkapnyaMelihat prosesi upacara pemakaman di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaSeorang pria suku Dayak mengaku tidak mandi selama 3 tahun dan tidak pakai baju selama 10 tahun.
Baca SelengkapnyaBulan ini adalah bulan suci bagi masyarakat suku Tengger
Baca SelengkapnyaTradisi ini bertujuan agar sang anak dan keluarganya terhindar dari kesialan
Baca SelengkapnyaTirakat adalah suatu upaya memperbaiki diri dalam tradisi Islam Jawa.
Baca SelengkapnyaSetelah tujuh hari, tanah kuburan sudah bisa digunakan kembali untuk berladang.
Baca SelengkapnyaArti dari Melangun sendiri adalah bepergian untuk berpindah tempat apabila salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Baca Selengkapnya