Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengintip Tradisi Numplak Wajik, Representasi Perempuan Sebagai Awal Kehidupan

Mengintip Tradisi Numplak Wajik, Representasi Perempuan Sebagai Awal Kehidupan Tradisi Numplak Wajik ©2021 Merdeka.com/Giri Wijayanto

Merdeka.com - Yogyakarta tak pernah berhenti menyuguhkan keistimewaannya dari alam, budaya, hingga keseniannya. Punya lingkungan keraton, Yogyakarta secara rutin menggelar tradisi dan ritual yang sarat akan makna mendalam. Salah satunya ialah tradisi Numplak Wajik yang menjadi awal mula serangkaian simbol sedekah raja kepada rakyat. Diwujudkan dalam upaya Garebeg Mulud, Garebek Sawal, dan Garebek Besar yang semuanya tidak akan terselenggara tanpa ritual Numplak Wajik.

Wajik menjadi bagian dalam Gunungan Estri yang bermakna perempuan. Hal ini gunungan estri terbuat dari wajik, sejenis kue tradisional berbahan dasar ketan dengan campuran gula merah, santan, dan kelapa. Tradisi Numplak Wajik menjadi wujud representasi perempuan yang mengawali kehidupan. Daripadanya awal kehidupan yang berkesinambungan tercipta. Seperti halnya Gunungan Estri akan mengawali pembuatan Gunungan Lanang atau gunungan yang akan menjadi persembahan raja kepada rakyatnya.

Tiap tahunnya, perayaan tradisi Numplak wajik selalu menyedot perhatian, banyak masyarakat datang “ngalap berkah” sembari mengikuti rangkaian ritual yang menarik perhatian.

tradisi numplak wajik

©2021 Merdeka.com/Giri Wijayanto

Sinjang (kain panjang) songer kemudian dililitkan pada dililitkan pada Gunungan Estri. Lilitan tersebut kemudian diikuti lilitan semekan (kain penutup dada perempuan) bangun tulak. Wajik berada di bawah gunungan yang ditempatkan sebagai pondasi bagi mustaka (bagian atas). Gunungan Estri. Dikuatkan dengan adonan tiwul, makanan yang dibuat dari tumbukan singkong kering.

Kue-kue ketan yang menjadi bagian atas gunungan tersebut ditancapkan pada sujen atau batang kecil panjang yang terbuat dari bambu. Sujen-sujen ini kemudian diikatkan pada sebatang kayu yang bagian bawahnya ditancapkan pada wajik. Proses numplak sendiri merupakan tahapan menuang seluruh adonan wajik dengan cara membalikkan wadahnya. Inilah yang menjadi ritual inti dari upacara Numplak Wajik.

tradisi numplak wajik

©2021 Merdeka.com/Giri Wijayanto

Mulanya Upacara Numplak Wajik diselenggarakan di halaman Magangan Kraton Yogyakarta pada pukul 04.00 sore, dua hari sebelum perayaan Garebeg. Rombongan Abdi Dalem Keparak yang dipimpin oleh seorang Putri Dalem atau putri Sultan, atau saudari Sultan yang ditunjuk, datang dari utara melalui Regol Kemagangan. Kedatangan mereka diiringi oleh gejog lesung yang dimainkan Abdi Dalem. Setelah rombongan bersiap dan duduk di dalam Panti Pareden, maka upacara pun siap dimulai.

tradisi numplak wajik

©2021 Merdeka.com/Giri Wijayanto

Lesung dan alu inilah yang menjadi daya tarik saat mengikuti tradisi Numplak Wajik. Beberapa abdi dalem bertugas memukul lesung bersama-sama sehingga menghasilkan lantunan nada musik yang dipercaya sebagai penolak bala.

Seringkali lantunan musik dari lesung dan alu ini disebut "Kothekan" pasalnya bunyi nada yang dihasilkan mirip suatu orkestra namun menggunakan alat-alat musik dari kayu tradisional.

Diselingi lantunan doa dari Abdi Dalem Kanca Kaji, dan tahapan ritual lainnya, pukulan lesung kembali dilakukan. Irama Gendhing (lagu) Tundhung Setan yang dimainkan menggunakan lesung dan alu tersebut terus mengalun selama prosesi berlangsung.

tradisi numplak wajik

©2021 Merdeka.com/Giri Wijayanto

Tabuhan lesung berhenti dimainkan, pertanda upacara telah selesai. Lulur dlingo bengle kemudian dibagikan kepada Abdi Dalem yang bertugas serta pengunjung yang hadir. Tradisi terakhir ini berupa ngalap berkah atau mengharap berkah dari prosesi Numplak Wajik yang diselenggarakan Keraton Yogyakarta.

Begitupun gunungan yang akan diarak, nantinya persembahan ini akan diperebutkan oleh masyarakat. Berharap berkah, sebagai kekayaan budaya Yogyakarta yang istimewa.

(mdk/Ibr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ogok Manai, Hiasan Kepala Milik Perempuan Suku Mentawai Bak Mahkota Istimewa
Ogok Manai, Hiasan Kepala Milik Perempuan Suku Mentawai Bak Mahkota Istimewa

Hiasan ini biasa dikenakan ketika pesta perkawinan dan pesta Sikerei yang hanya ditemukan di Pulau Siberut.

Baca Selengkapnya
Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak
Awalnya Dikenal untuk Menghangatkan Badan, Ini Fungsi dan Makna Kain Ulos dari Tanah Batak

Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.

Baca Selengkapnya
Museum Bale Indung Rahayu, Angkat Pentingnya Peran Ibu bagi Orang Sunda
Museum Bale Indung Rahayu, Angkat Pentingnya Peran Ibu bagi Orang Sunda

Proses peniupan ruh dari pencipta sampai lahir ke dunia dijelaskan secara filosofis Sunda di museum ini.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya
Kisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya

Mengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya

Baca Selengkapnya
Menelusuri Manulangi Natuatua, Tradisi Balas Budi kepada Orang Tua Ala Masyarakat Batak
Menelusuri Manulangi Natuatua, Tradisi Balas Budi kepada Orang Tua Ala Masyarakat Batak

Dalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.

Baca Selengkapnya
Mengenal Kain Tapis, Kerajinan Tradisional Lampung Penuh Doa Baik
Mengenal Kain Tapis, Kerajinan Tradisional Lampung Penuh Doa Baik

Mengenal Kain Tapis, kerajinan tradisional khas Lampung yang penuh sejarah dan doa

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Telingaan Aruu, Simbol Kebangsawanan dan Kecantikan Masyarakat Suku Dayak
Mengenal Tradisi Telingaan Aruu, Simbol Kebangsawanan dan Kecantikan Masyarakat Suku Dayak

Tradisi ini melihat sisi kecantikan setiap wanita bukan berdasarkan wajah, melainkan dari daun telinga yang panjang.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Tenun Gedogan Indramayu, Warnanya Teduh dan Gambarkan Perjalanan Hidup Manusia
Fakta Menarik Tenun Gedogan Indramayu, Warnanya Teduh dan Gambarkan Perjalanan Hidup Manusia

Tenun tersebut masih diproduksi secara tradisional di Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu.

Baca Selengkapnya
Bukan Sekadar Tolok Ukur Kecantikan, Ini Makna Tradisi Kerik Gigi Perempuan Suku Mentawai
Bukan Sekadar Tolok Ukur Kecantikan, Ini Makna Tradisi Kerik Gigi Perempuan Suku Mentawai

Perempuan Mentawai yang memiliki gigi runcing akan dianggap memiliki nilai lebih.

Baca Selengkapnya
Mengenal Budaya Sanggul di Indonesia, Penuh Makna dan Sejarah
Mengenal Budaya Sanggul di Indonesia, Penuh Makna dan Sejarah

Sanggul rambut jadi salah satu budaya Indonesia yang fenomenal, ketahui lebih lanjut yuk.

Baca Selengkapnya
Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami
Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami

Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi untuk melestarikan tujuh sumber air di desa mereka

Baca Selengkapnya
Mengenal Wayang Krucil Seni Pertunjukan Era Awal Masuknya Islam di Indonesia, Hiburan Petani Pegunungan
Mengenal Wayang Krucil Seni Pertunjukan Era Awal Masuknya Islam di Indonesia, Hiburan Petani Pegunungan

Disebut sebagai seni pertunjukan awal masuknya islam, wayang Krucil berkembang di kalangan petani dan masyarakat pegunungan, khususnya di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya