Mengusung Konsep "Negeri di Atas Air", Ini Potret Desa Wisata di Rembang
Merdeka.com - Kalau selama ini wilayah Dieng dikenal dengan julukan “Negeri di Atas Awan”, sebuah desa di Rembang tidak mau kalah. Mereka membuat konsep “Negeri di Atas Air” untuk membangun sebuah kawasan desa wisata di sana.
Itulah yang dilakukan masyarakat Desa Sudo, Kecamatan Sulang, Rembang. Mereka gotong royong membangun kawasan Bendungan Sudo yang berada tak jauh dari tempat tinggal mereka menjadi obyek wisata.
Mereka melakukan branding desa mereka dengan jargon “Kampung Sudoku Negeri di Atas Air, Spirit Of Slayur”. Berikut kisah di balik jargon desa wisata itu.
-
Apa yang membuat Dieng terkenal? Dieng terkenal karena keindahan alamnya yang memukau.
-
Dimana Dieng berada? Pada 22 April lalu, dataran tinggi Dieng dipilih menjadi tempat peringatan Hari Bumi tingkat Provinsi Jawa Tengah.
-
Di mana letak Dieng? Kawasan ini terletak di dataran tinggi yang menjadikannya sebagai tempat yang sempurna untuk menikmati pemandangan pegunungan yang menakjubkan dan udara segar yang menyegarkan.
-
Bagaimana Dieng bisa menjadi Taman Bumi Nasional? 'Saya kira pentingnya ilmu geologi untuk mentransformasikan legenda-legenda tentang panas bumi di Dieng menjadi penjelasan ilmiah,' ujar Dosen Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM Pri Utami dikutip dari ANTARA pada Senin (9/9).
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata Dieng? Dieng merupakan daerah yang sering dijuluki sebagai Negeri Atas Awan. Hal ini dikarenakan banyaknya pemandangan indah yang bisa dinikmati oleh wisatawan di wilayah tersebut.
-
Kenapa Dieng disebut sebagai Geopark? Merujuk pada istilah 'geopark' sendiri, maka di dalam kawasan itu terdapat Situs Warisan Geologi (Geosite), Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity).
Bendungan Bersejarah
©YouTube/Musyafa Musa
Dilansir dari kanal YouTube Musyafa Musa, Bendungan Banyukuwung atau lebih dikenal dengan Bendungan Sudo merupakan peninggalan bersejarah. Bendungan itu dibangun pada tahun 1995, tepatnya pada masa pemerintahan Presiden Soeharto sebelum runtuhnya rezim Orde Baru.
Ketua Forum Komunitas Waduk Banyukuwung Lestari, Pranghono, menceritakan bahwa dulunya ada 50 rumah warga yang kemudian harus dipindah karena terdampak pembangunan bendungan ini. Rata-rata warga yang terkena relokasi membeli rumah pada lahan kampung di bagian selatan.
Dalam waktu setahun, bekas hunian warga yang ditinggalkan seketika langsung tenggelam dan berubah menjadi genangan air.
Manfaat Bendungan Sudo bagi Masyarakat Sekitar
©YouTube/Musyafa Musa
Hingga sekarang, bendungan peninggalan Presiden Soeharto itu bermanfaat bagi warga sekitar. Tak hanya dimanfaatkan bagi kebutuhan rumah tangga warga sekitar, air di bendungan itu juga dimanfaatkan untuk menunjang sektor pertanian bagi petani setempat.
Tak hanya itu, kini Bendungan Sudo tengah dirintis menjadi kampung wisata dengan branding “Negeri di Atas Air, The Spirit Of Slayur”. Slayur merupakan titik yang sekarang terendam air bangunan, namun dipercaya memiliki sumber air besar dan memiliki kaitan kuat dengan sejarah awal terbentuknya Desa Sudo.
Masyarakat Mendukung
©YouTube/Musyafa Musa
Perihal pengembangan desa wisata itu, pemerintah desa setempat sudah mengantongi surat izin dari Bupati Rembang.
Imelda, salah seorang warga Desa Sudo, mengaku sangat mendukung soal gagasan desa wisata itu. Baginya, keberadaan bendungan tinggal dilengkapi sarana penunjang lainnya sehingga menjadi daya tarik wisatawan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Masyarakat di sini sangat mendukung kalau di sini ada tempat wisata. Sumber daya masyarakatnya bisa lebih maju,” ujar Imelda dikutip dari kanal YouTube Musyafa Musa.
Sudah Dapat Lampu Hijau
©YouTube/Musyafa Musa
Sementara itu Kepala Desa Sudo, Sadi, mengaku pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana selaku pengelola bendungan sudah memberikan lampu hijau. Ia berharap jika semua sudah resmi, Bendungan Sudo dapat menjelma sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi seperti Telaga Sarangan di Magetan, Jawa Timur.
“Bisa dikasih perizinan sehingga kelompok-kelompok yang sudah terbentuk ini bisa mengelola dengan legal,” kata Sadi.
Ia menambahkan lingkungan di taman Desa Sudo sudah ditata sedemikian rupa. Selain itu, di sebelah kanan kiri kampung itu masih terdapat lahan yang sangat luas dan ke depannya sangat potensial untuk dikembangkan. Tinggal menyatukan langkah bersama masyarakat, ia yakin suatu saat gagasan itu akan memberikan banyak manfaat. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rekomendasi wisata Dieng yang bisa dijadikan referensi liburan Anda bersama keluarga.
Baca SelengkapnyaWisatawan bisa diving hingga menyeberang pulau indah.
Baca SelengkapnyaDari catatan BRI hingga akhir 2023, terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.
Baca SelengkapnyaSelain dari pariwisata, perekonomian warga Desa Sembungan ditopang oleh hasil pertanian sayur mayur.
Baca SelengkapnyaAda banyak hal menarik yang bisa dijumpai di Desa Muara Enggelam, mulai dari gerbang raksasa warna-warni, pembangkit listrik tenaga surya sampai sawah terapung
Baca SelengkapnyaDesa Bansari memiliki beragam potensi yang sedang dikembangkan agar bisa menggaet wisatawan
Baca SelengkapnyaBanyak wisata alam tersembunyi yang ada di lereng Gunung Sumbing ini.
Baca SelengkapnyaKabupaten Solok tak hanya terkenal dengan produksi beras unggulannya saja, akan tetapi potensi pariwisata di daerah ini juga tak kalah menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaPengunjung akan diajak terbang untuk melihat panorama keindahan kota Subang.
Baca SelengkapnyaDesa ini sayang untuk dilewatkan mengingat akses ke sana cukup mudah dengan jalan yang mulus.
Baca SelengkapnyaDieng terkenal karena keindahan alamnya yang memukau.
Baca SelengkapnyaMengintip eksotisme desa wisata terbaik di Indonesia, ternyata suasananya bener-bener bikin betah
Baca Selengkapnya