Merapi Erupsi 4 Kali dalam Dua Hari, Ini Penjelasan Pakar Terkait Tipe Letusan
Merdeka.com - Gunung Merapi mengalami erupsi sebanyak empat kali dalam rentan waktu dua hari, yaitu pada Jum’at (27/3) sampai Sabtu (28/3). Erupsi pertama terjadi pada Jum’at pagi pukul 10.56, dilanjut erupsi kedua yang terjadi pada pukul 21.56.
Keesokan harinya, erupsi di Gunung Merapi kembali terjadi pada pukul 5.21 pagi, dan dilanjut malamnya pukul 19.25. Walaupun begitu, status Gunung Merapi tetap berada di level II atau Waspada.
Menurut KepalaBalai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi(BPPTKG) Hanik Humaida, terjadinya erupsi itu mengindikasikan adanya suplai magma yang bergerak ke permukaan.
-
Kapan Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi meletus? Gunung-gunung api yang terletak pada busur vulkanik sama, cenderung mengalami erupsi bersamaan. Misalnya yang terjadi pada Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi.'Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama,' jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa penyebab Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi meletus bersamaan? 'Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama,' jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
-
Kapan Gunung Marapi erupsi? Begitu erupsi terjadi pada Minggu (4/12), sejumlah pendaki berusaha menyelamatkan diri.
-
Kenapa erupsi Merapi dianggap sebagai amarah? Namun, penjaga Jamurdipa, yang merupakan kakak-beradik pembuat keris, belum selesai dengan pekerjaan mereka dan meminta waktu tambahan. Dewa menolak permintaan ini, yang membuat penjaga tersebut marah dan mengancam akan menciptakan bencana abadi di Merapi, termasuk magma yang terus memanas hingga hari ini.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
“Kejadian letusan macam begini masih dapat terus terjadi. Erupsi yang berurutan dalam waktu dekat mengindikasikan adanya suplai magma ke permukaan. Sekarang kita belum tahu magma sejauh mana. Kita tunggu saja perkembangannya seperti apa,” ujar Hanik dikutip dari Liputan6.com pada Minggu (29/3).
Sementara itu pakar Gunung Api dari ITB Mirzam Abdurrachman mengatakan, Gunung Merapi merupakan salah satu gunung aktif di dunia selain Gunung Sakurajima di Jepang dan Gunung Mauna Loa di Hawaii. Sehingga intensitas erupsi yang banyak merupakan hal yang wajar.
Erupsi Setiap Tahun
SYAFA ART/via REUTERS
Menurut Mirzam, baik Gunung Merapi, Sakurajima, dan Gunung Mauna Loa merupakan gunung yang bisa saja mengeluarkan erupsi setiap tahunnya. Sementara itu Gunung Merapi merupakan gunung dengan periode letusan pendek setiap empat tahun sekali dan jangka panjang setiap 10-15 tahun sekali. Menurutnya, hal itu seharusnya tidak menjadi kekhawatiran penduduk
"Hal itu tidak akan menjadi kekhawatiran penduduk apabila mereka mengenal self mitigation yang baik," kata Mirzam dikutip dari Liputan6.com.
Volcanic Explosivity Index Gunung Merapi
REUTERS/Dwi Oblo
Mirzam menjelaskan, besar letusan sebuah gunung berapi dapat diukur dengan skala Volcanic Explosivity Index (VEI) yang memiliki rentan nilai 0-8. Menurut Mirzam, VEI Gunung Merapi berada pada skala VEI-3 yang artinya berada di posisi tengah. Penentuan nilai itu dapat diukur salah satunya dari tinggi kolom Merapi saat erupsi.
"Melalui kejadian Erupsi Gunung Merapi, masyarakat sebetulnya bisa mengetahui berdasarkan data yang ada bahwa ketinggian kolom 6.000 meter itu berada dalam skala VEI-3," ujar Mirzam.
Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi
Reuters
Secara sekilas, Mirzam melihat peningkatan aktivitas yang terjadi pada Gunung Merapi dibandingkan erupsi yang pernah terjadi pada tahun 2018. Pada waktu itu, Gunung Merapi pernah mengeluarkan erupsi dengan tinggi kolom mencapai 5.500 meter. Namun untuk mengetahui secara lebih rinci apakah aktivitasnya naik atau turun, perlu beberapa parameter lagi dalam mengukurnya.
"Untuk mengetahui ini kita perlu pemantauan secara komprehensif beberapa parameter seperti seismisitas, perubahan ukuran tubuh gunung api, pendeteksian jenis gas yang dilepaskan, dan juga perubahan temperatur," ujar Mirzam dilansir dari Liputan6.com.
Bahaya Gunung Merapi
2020 Merdeka.com
Menurut Mirzam, ada dua macam bahaya dari letusan sebuah gunung api, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer adalah bahaya yang terjadi bersamaan saat gunung api meletus. Sementara itu bahaya sekunder adalah bahaya yang terjadi setelah letusan berakhir.
"Contoh dari bahaya primer itu adalah dengan adanya abu vulkanik sehingga menyebabkan gangguan kesehatan dan gangguan pandangan. Sementara itu bahaya sekunder itu seperti ancaman lahar dingin atau lahar hujan," pungkas Mirzam. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut uraian setiap peristiwa erupsi Gunung Marapi yang tercatat BNPB.
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini Gunung Marapi di Kabupaten Agam mengalami erupsi yang cukup dahsyat.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi sejak 3 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaMorfologi kubah lava di puncak Gunung Merapi juga mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.
Baca SelengkapnyaGuguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng.
Baca Selengkapnyakolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut
Baca SelengkapnyaGunung Marapi Sumatera Barat kembali erupsi pada Minggu.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca Selengkapnya