Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Miris, Ini Kisah Keluarga di Gunungkidul yang Tinggal di Kandang Sapi

Miris, Ini Kisah Keluarga di Gunungkidul yang Tinggal di Kandang Sapi Kisah keluarga di Gunungkidul tinggal di kandang sapi. ©2021 Liputan6.com

Merdeka.com - Nasib setiap orang tidaklah sama. Ada yang hidup melimpah, ada yang berkecukupan, ada pula yang hidup serba kekurangan. Hidup kekurangan itu yang harus dijalani pasangan suami istri Ngadiono (52) dan Sumini (44), warga Padukuhan Kedungranti, Kalurahan Nglipar, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul.

Bersama kedua anaknya, Ngadiono dan Sumini tinggal di kandang sapi berukuran 2x2,5 meter. Mereka pun harus berbagi ruang dengan sapi yang mereka pelihara.

Untuk memasak, ia membuat tungku seadanya di luar kandang sapi. Untuk keperluan mandi dan mencuci, ia mengambil air di Sungai Oya yang letaknya tak jauh dari kandang tersebut.

Lebih memprihatinkan lagi, kandang sapi yang mereka tempati adalah tanah milik orang tua mereka. Apabila musim hujan datang, tanah itu rawan terkena banjir.

Lalu apa yang menyebabkan mereka tinggal di tempat seperti itu? Berikut selengkapnya:

Memulai Usaha

kisah keluarga di gunungkidul tinggal di kandang sapi

©2021 Liputan6.com

Dilansir dari Liputan6.com pada Kamis (2/9), Ngadiono bercerita bagaimana ia bisa tinggal di kandang sapi itu. Kisahnya berawal sejak 2007 lalu di mana keluarga itu dapat bantuan pembangunan rumah sederhana dari sebuah lembaga sosial.

Saat itu, Ngadiono sudah memiliki usaha sablon kecil-kecilan. Sementara sang istri jualan sayur keliling pakai sepeda motor Honda Astrea. Karena mulai punya anak yang masih kecil, pasangan suami istri ini mulai berani ajukan utang.

“Utang pertama saya ke BPR BDG dengan agunan sertifikat tanah yang ada rumah bantuannya itu. Dapat Rp10 juta,” kata Ngadiono.

Tak Mampu Bayar Utang

kisah keluarga di gunungkidul tinggal di kandang sapi

©Instagram/@ceritagunungkidul

Dana dari BPR itu mereka gunakan untuk menambah modal usaha. Namun dalam perjalanan mereka tak mampu lagi bayar cicilan itu. Pada 2012, Ngadiono memutuskan pergi ke Pulau Bangka untuk bekerja di perkebunan sawit demi bisa membayar cicilan itu.

Namun nyatanya di Bangka dia tak dapat pekerjaan. Istrinya kembali mengajukan utang ke koperasi syariah dengan agunan BPKB sepeda motor.

“Saya utang lima juta. Ya untuk hidup karena tidak ada kiriman uang. Jualan saya juga nggak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Sumini.

Berutang ke 7 Rentenir

kisah keluarga di gunungkidul tinggal di kandang sapi

©Instagram/@ceritagunungkidul

Selain meminjam uang di koperasi syariah, Sumini juga meminta bantuan pinjaman uang dari para rentenir. Tak tanggung-tanggung, ada tujuh rentenir yang ia minta bantuan.

Namun nyatanya, pinjaman yang menumpuk itu tak sanggup ia bayar. Satu-satunya sepeda motor yang ia pakai untuk berjualan disita koperasi jika pinjamannya ingin dianggap lunas.

“Saat suami saya pulang, kita menjual rumah bantuan itu ke adik untuk menutup utang di Bank BDG,” tutur Sumini.

Merantau ke Sumatra

Sementara itu utang di rentenir tak ada yang bisa mereka bayar. Lelah dikejar rentenir membuat mereka merantau ke Sumatra. Namun setelah lima tahun Ngadiono dan keluarga memutuskan untuk kembali pulang ke Gunungkidul.

Awalnya mereka pulang ke rumah orang tua Sumini di Kapanewon Semanu. Namun mereka hanya bertahan 4 bulan karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan.

“Terus saya balik ke Kedungranti. Saya awalnya tinggal di rumah yang saya jual dulu. Namun karena tidak enak saya akhirnya tinggal di hutan,” kata Sumini.

Tinggal di Kandang Sapi

Ngadiono, Sumini, dan anak-anaknya tinggal 3 tahun di hutan milik Perhutani. Untuk bertahan hidup, mereka menanam berbagai tanaman seperti ketela dan sayur-mayur. Di sana, keluarga itu merasa hidup tenteram meski jauh dari keramaian.

Beberapa waktu lalu, mereka mendapat tawaran untuk memelihara dua ekor sapi milik saudara mereka. Awalnya mereka ingin membangun kandang di dekat rumah mereka di perhutani.

Namun pihak perhutani tidak mengizinkan. Karena itulah mereka meminta izin pada orang tua mereka membangun kandang di tanah orang tua mereka yang ada di dekat sungai.

Karena capek bolak-balik perhutani ke kandang, mereka memutuskan membangun kamar yang menyatu dengan kandang itu sekedar untuk tidur. Akhirnya mereka benar-benar tinggal seatap dengan sapi mereka sendiri.

“Awalnya sapi ini hana dua, terus beranak satu. Anaknya milik saya,” ungkap Sumini dikutip dari Merdeka.com pada Kamis (2/9). (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan

Saat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras

Baca Selengkapnya
Viral Bapak dan Anak  Tinggal di Gubuk Usai Ditinggal Istri, Bikin Haru Warganet
Viral Bapak dan Anak Tinggal di Gubuk Usai Ditinggal Istri, Bikin Haru Warganet

Pria ini tinggal di gubuk yang terletak di tengah kebun jati milik seorang warga bersama anaknya.

Baca Selengkapnya
Nasib Pilu Kakak Beradik Tinggal Sebatang Kara Ditinggal Ortu, Hidup Berdua di Gubuk Tak Layak Huni
Nasib Pilu Kakak Beradik Tinggal Sebatang Kara Ditinggal Ortu, Hidup Berdua di Gubuk Tak Layak Huni

Dua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.

Baca Selengkapnya
Kisah Kampung Mati di Gunungkidul, Kini Hanya Tersisa Dua Rumah di Puncak Bukit
Kisah Kampung Mati di Gunungkidul, Kini Hanya Tersisa Dua Rumah di Puncak Bukit

Ada seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.

Baca Selengkapnya
Miris Bocah Ini Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Makan Nasi Pakai Garam 'Terakhir Menu Pakai Telur di Bulan Puasa'
Miris Bocah Ini Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Makan Nasi Pakai Garam 'Terakhir Menu Pakai Telur di Bulan Puasa'

Sebuah keluarga yang memiliki dua bocah perempuan terpaksa harus tinggal di kampung mati tengah hutan dan setiap hari makan nasi pakai garam.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik dari Desa Mertelu Gunungkidul, Satu Kawasan Hanya Boleh Dihuni 3 Kepala Keluarga
Kisah Unik dari Desa Mertelu Gunungkidul, Satu Kawasan Hanya Boleh Dihuni 3 Kepala Keluarga

Asal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau
Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau

Saat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi

Baca Selengkapnya
Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit
Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit

Mayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.

Baca Selengkapnya
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat

Ditinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.

Baca Selengkapnya
Tragis 2 Siamang Kurus Kering Akibat Dipelihara Warga, BKSDA Sumsel Turun Tangan Evakuasi
Tragis 2 Siamang Kurus Kering Akibat Dipelihara Warga, BKSDA Sumsel Turun Tangan Evakuasi

Dua akor siamang dievakuasi dari rumah pemeliharanya dengan kondisi memprihatinkan

Baca Selengkapnya
Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun
Jauh dari Keramaian, Ini Kisah Satu Keluarga Tinggal di Tengah Hutan Kebumen Selama 30 Tahun

Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.

Baca Selengkapnya
Guyub Rukun, Begini Suasana Penyembelihan Sapi Kurban di Gunungkidul
Guyub Rukun, Begini Suasana Penyembelihan Sapi Kurban di Gunungkidul

Suasana hangat terasa di salah satu desa di Gunungkidul saat Iduladha.

Baca Selengkapnya