Najwa Shihab Beri Pesan Bijak Ber-sosmed, Soroti Fenomena Perundungan
Merdeka.com - Mencari informasi atau berinteraksi dengan orang lain sudah dimudahkan dengan maraknya media sosial. Tak hanya mudah pertukaran informasi semakin cepat di dunia maya.
Tak melulu memiliki dampak positif, ternyata media sosial juga mempunyai segudang dampak negatif. Salah satunya perundungan atau bullying.
Baru-baru ini, Najwa Shihab mengungkapkan pendapatnya mengenai fenomena perundungan yang sering terjadi di media sosial. Ia juga mempunyai pesan untuk para warganet dalam menggunakan media sosial.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Siapa yang terdampak dari cyberbullying di TikTok? Hasil riset UNICEF menunjukkan bahwa cyberbullying dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik secara mental, emosional, maupun fisik.
-
Apa saja tanda anak korban bullying di media sosial? Perubahan drastis dalam penggunaan teknologi khususnya media sosial dapat menjadi satu pertanda anak tengah tidak nyaman. Bisa jadi Ia sedang terganggu oleh sesuatu hal. Orang tua perlu waspada apabila anak menjadi terlihat marah, gugup hingga frustasi setelah mereka bermain ponsel.
-
Kenapa media sosial bisa menjadi beban bagi orang yang sensitif? Maraknya konten yang berbau negatif di media sosial bisa menjadi beban pikiran bagi seseorang yang sensitif terhadap hal tersebut.
-
Bagaimana Najwa Shihab menunjukkan kepedulian sosial? Dia adalah pendiri Yayasan Peduli Muslimin Nusantara, yang berkomitmen pada peningkatan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil Indonesia.
Seperti di Dunia Nyata
You Tube - Armand Maulana
Hal itu diungkapkan Najwa Shihab dalam video perbincangannya bersama Armand Maulana yang diunggah di kanal Youtube Armand Maulana pada Sabtu (27/2). Dalam kesempatannya tersebut, Najwa berbagi pendapatnya mengenai fenomena perundungan.
Najwa mengungkapkan pendapat bahwa perilaku seseorang di dunia maya seharusnya seperti yang dilakukan di dunia nyata. Supaya, norma-norma sosial masih tetap terjaga.
"Tingkah laku kita di dunia maya itu sebetulnya sama aturannya dan etikanya dengan tingkah laku kita di dunia nyata. Jangan karena di dunia maya, lu merasa lu boleh seenaknya dibandingkan di dunia nyata," ungkap putri Quraish Shibah itu.
Tak Mungkin Dilakukan
Najwa menegaskan bahwa di dunia nyata orang tak mungkin melakukan perundungan kepada orang tak dikenal. Biasanya, di dunia nyata orang akan lebih santun jika berinteraksi dengan orang yang belum dikenalnya.
"Karena ya kalau di dunia nyata enggak mungkin tuh lu lagi ketemu orang terus, 'Kok jelek banget lu hari ini?', 'ih kok barang lu kayak murahan gitu?', kan enggak mungkin ketemu orang ngomong kayak begitu," jelas Najwa.
Pelaku Perundungan
Melihat fenomena perundungan yang tak pernah usai, Najwa menyimpulkan bahwa fenomena ini berawal dari korban perundungan. Korban perundungan tersebut seolah balas dendam dengan merundung orang lain dan tak pernah berhenti.
"Orang yang nge-bully tuh biasanya dulu pernah jadi korban juga dan kemudian membawa perilaku destruktif itu ke orang lain, dan kalau ini enggak berhenti, ini enggak akan putus nih circle itu. Jadi ini satu concern yang menurut gue perlu kita lihat," ucap Najwa Shihab. (mdk/dem)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Galih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaAjakan ke Suriah sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaSeseorang ketika mencari informasi cenderung sudah punya pemahaman, cara pandang, atau stigma tertentu.
Baca SelengkapnyaHal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca SelengkapnyaSelain literasi digital, Khofifah mengatakan upaya yang bisa ditempuh dalam rangka melawan ujaran kebencian adalah melakukan filter.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaSahroni meminta generasi muda turut andil mengekspos bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi di sekitar.
Baca SelengkapnyaNasabah PNM Mekaar yang belum seluruhnya melek digital berpotensi menjadi korban penyalahgunaan data pribadi.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca Selengkapnya