Nekat Pulang Rantau di Tengah Pandemi, Pria Ini Mengisolasi Diri di Pinggir Sungai
Merdeka.com - Pulang dari perantauan di tengah masa Pandemi virus Corona adalah pilihan berat. Apalagi setelah sampai di rumah para perantau diwajibkan untuk melakukan proses karantina selama 14 hari. Belum lagi keresahan warga terhadap kedatangan pemudik yang bisa saja mendatangkan penyakit ke kampung mereka.
Tapi adanya pandemi virus Corona tak menghalangi keinginan Abdullah Almabrur untuk pulang ke kampung halamannya. Rasa rindu terhadap anak dan istri sudah tidak terbendung lagi. Dia sudah satu tahun meninggalkan keluarga untuk pergi ke perantauan di Pekanbaru, Riau.
Ia kemudian nekat pulang ke kampung halamannya di Dukuh Ngaran, Desa Mlese, Ceper, Klaten. Sesampainya di kampung halamannya, sesuai prosedur dia langsung melapor ke Ketua RT setempat dan menjalani isolasi mandiri. Namun ada yang unik mengenai tempat di mana ia melakukan isolasi mandiri. Dia mengisolasi diri dengan berkemah di pinggir sungai. Berikut selengkapnya.
-
Kenapa pria itu tinggal di kolong rumah? 'Ini adalah situasi yang aneh, tetapi mungkin bukan hal yang tidak biasa. Saat ini, orang-orang memang mencari tempat berlindung.'
-
Di mana lokasi kampung terisolir ini? Sebuah kampung di Kabupaten Grobogan letaknya berada di pedalaman hutan jati. Akses menuju kampung itu terbilang sulit. Pengunjung dengan kendaraan roda dua harus melewati jalan berpasir yang sempit di antara pohon-pohon jati yang membentang sejauh empat kilometer.
-
Bagaimana cara pulang kampung? Teruskan sampai usahamu berhasil. Namun, pulanglah saat kamu sudah mendapatkan tujuanmu. Mari kita mudik lebaran 2024.
-
Bagaimana Pegi pulang ke kampung halamannya? Setelah dinyatakan bebas, Pegi bisa kembali ke kampung halamannya dengan senyum yang sangat lebar. Di sana, ia juga disambut oleh warga dan diarak.
-
Siapa yang pulang kampung? Yasmine pulang ke Malaysia itu persetujuan kami berdua.
-
Kenapa orang pulang kampung? Pulang kampung seringkali dianggap sebagai momen yang penuh dengan rasa haru, nostalgia, dan kehangatan.
Isolasi Diri di Tepi Sungai
Shutterstock/Studio 1One
Sesampainya di Klaten setelah perjalanan jauh dari Riau, Abdullah tidak langsung pulang ke rumahnya. Dia terlebih dahulu menjalani isolasi diri di bantaran Kali Kecu yang berada di tepi Dukuh Ngaran, Klaten. Isolasi mandiri itu harus ia lakukan selama 14 hari.
"Sebelum pulang saya langsung meminta adik saya mencarikan tenda. Sesampainya di Klaten saya langsung ke tempat ini (bantaran kali), tidak sempat mampir ke rumah," ujar Abdullah dilansir Liputan6.com pada Senin (20/4).
Menjalani Aktivitas Sehari-Hari di Tenda
Abdullah kemudian mendirikan tenda di bawah pohon bambu dan bermalam di dalam tenda itu. tenda itu sebenarnya hanya berjarak 100 meter dari rumahnya. Seluruh aktivitas keseharian Abdullah mulai dari mandi, makan, dan lain sebagainya ia jalankan di sekitar tendanya. Untuk penerangan, Abdullah memasang lampu dari sumber listrik yang berasal dari rumah tetangganya.
Membersihkan Sungai
2020 Merdeka.com
Selama menjalankan masa isolasi diri di pinggir sungai, Abdullah banyak menghabiskan waktu dengan membersihkan bantaran sungai yang berada di belakang makam. Selain itu dia juga punya target untuk membuat anak tangga menuju sungai. Isolasi diri ia lakukan agar masyarakat tetap tenang dengan kehadirannya.
"Ini saya lakukan agar masyarakat tetap tenang ketika saya yang dari perantauan pulang. Saya datang memeriksa kesehatan, lapor ke Ketua RT, serta mengisolasi mandiri di sini. Alhamdulillah ada warga yang peduli datang sekadar ingin memberikan makanan dan minuman," ujar Abdullah dilansir Liputan6.com pada Senin (20/4).
Anak Ingin Memeluk
Keputusan yang diambil Abdullah untuk tidak pulang ke rumah sejujurnya merupakan keputusan yang berat. Berat bagi Abdullah dan berat pula bagi keluarga termasuk istri dan anaknya. Susanti, istri Abdullah mengaku sudah kangen dengan suaminya. Begitu pula dengan anak-anaknya.
"Karena sudah setahun tidak pulang tentunya sangat kangen. Apalagi anak-anak sudah ingin memeluk. Namun tidak apa-apa karena sudah menjadi pilihan dan aturan untuk isolasi mandiri," ujar Susanti dilansir Liputan6.com pada Senin (20/4). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaWalaupun keluarganya sudah membujuknya untuk tinggal bersama mereka, namun Mbah Subeno tetap memilih tinggal menyendiri di sana.
Baca SelengkapnyaAbdul menghabiskan waktu kurang lebih 7 tahun untuk mengubah hidupnya di kampung.
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSeorang mantan roker memilih untuk hidup sederhana di kampung tengah hutan karena mencari ketenangan.
Baca SelengkapnyaPotret rumah sederhana milik seorang pria di pinggiran hutan.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda bernama Jatnika memiliki tempat tinggal yang unik yaitu di gua yang ada di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaSaat pensiun ia memilih untuk tinggal di Indonesia tepatnya di desa terpencil Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.
Baca SelengkapnyaMeski hidup sederhana dengan keterbatasan yang ada, namunia merasa sangat nyaman menikmati hari-hari tuanya.
Baca SelengkapnyaLulusan pascasarjana UGM ini rela lepaskan peluang berkarier di perkotaan demi menemani orang tuanya di rumah
Baca Selengkapnya