Nelayan di Jateng Tak Melaut karena BBM Naik, Sekali Jalan Bisa Habis Rp445 Ribu
Merdeka.com - Kenaikan harga BBM membawa dampak yang kurang mengenakkan bagi kondisi perekonomian masyarakat. Belum lagi kenaikan harga ini mendorong terjadinya inflasi di mana harga kebutuhan pokok ikut naik.
Adanya kenaikan harga BBM ini juga membuat biaya operasional sejumlah usaha ikut naik, terutama pada biaya transport. Tak hanya sektor angkutan umum, kenaikan biaya operasional ini juga dirasakan para nelayan yang sehari-hari menggunakan solar sebagai bahan bakar penggerak perahu mereka.
Bahkan setelah menghitung-hitung lagi untung rugi, para nelayan di Jateng memilih tidak melaut sebagai dampak dari kenaikan harga BBM ini. Berikut selengkapnya:
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Kenapa konsumsi bensin meningkat? Pertama sebelum Libur Natal meningkat hingga +16%, lalu menuju liburan Tahun Baru meningkat +12,1%, dan terakhir saat arus balik meningkat +9,6%.
Nelayan Semarang Tak Melaut
©YouTube/Liputan6
Kenaikan harga BBM ini membuat para nelayan di Tambak Lorok, Kota Semarang, tidak melaut. Mereka memilih libur karena hasil tangkapan ikan tidak sebanding dengan biaya operasional kapal.
Bila sebelum kenaikan BBM mereka menghabiskan Rp335 ribu untuk 65 liter solar, kini mereka harus mengeluarkan Rp445 ribu untuk sekali jalan. Sementara tangkapan ikan pada saat ini memasuki musim paceklik. Bahkan harga rajungan anjlok dari Rp100 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram.
“Penghasilannya itu kurang. Maksudnya itu untuk dibelikan solar biasanya cuma keluar sedikit. Kalau sebelumnya bisa dapat keuntungan Rp150 ribu, sekarang cuma dapat Rp50 ribu,” kata Slamet Riyanto, nelayan Tambak Lorok dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 pada Rabu (7/9).
Harga Ikan Naik
©YouTube/Liputan6
Keluhan serupa juga dirasakan nelayan di Pantai Selatan Jatimalang, Kabupaten Purworejo. Mereka juga memilih menambatkan perahunya karena biaya operasional lebih besar dari hasil jual tangkapannya.
Pedagang di pelelangan ikan juga merasakan dampaknya. Karena para nelayan menaikkan harga tangkapannya, para pedagang juga ikut menaikkan harga. Hal ini membuat peminat ikan sepi.
“Sebelumnya harganya Rp20 ribu, sekarang jadi naik, jadi Rp24-25 ribu. Stok ikannya saja lagi susah,” kata Warsiah, pedagang ikan di pelelangan Jatimalang.
Mereka berharap ada bantuan subsidi khusus nelayan agar mereka bisa melaut tanpa terbebani biaya operasional yang membengkak. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaPengelolaan SPBU apung kembali menyediakan BBM bersubsidi jenis solar untuk para nelayan di perairan Jakarta.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca Selengkapnya