Oksigen di Gunungkidul Langka, Rumah Sakit Wonosari Lakukan Cara Ini
Merdeka.com - Meningkatnya kasus Covid-19 membuat kelangkaan oksigen terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Gunungkidul.
Akibat kelangkaan ini, institusi kesehatan harus berbagi oksigen dengan warga, lantaran banyak pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah juga membutuhkan oksigen tersebut.
Ketersediaan oksigen yang terbatas ini membuat rumah sakit harus mencari alternatif lain agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Tak hanya untuk pasien Covid-19 namun juga pasien dengan penyakit lain.
-
Kenapa kadar oksigen Giliyang tinggi? Tingkat oksigen di Giliyang sekitar 20,9% pada siang hari dan lebih dari 21% pada malam hari.
-
Bagaimana Bumi kehabisan oksigen? 'Kami menemukan deoksigenasi di masa depan adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari peningkatan fluks matahari.'
-
Bagaimana menjaga kualitas oksigen Giliyang? Khofifah juga mencontohkan penggunaan motor listrik di kawasan tersebut demi menjaga kadar oksigen tetap baik kualitasnya.
-
Apa yang terjadi saat Bumi kehabisan oksigen? Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience, tim peneliti dipimpin oleh ilmuwan lingkungan Kazumi Ozaki memproyeksikan evolusi gas di atmosfer dengan hampir 400 ribu simulasi, menggabungkan model sistem iklim, biologi, dan geologi. 'Kami menggunakan gabungan biogeokimia dan model iklim untuk menguji skala waktu yang mungkin dari kondisi atmosfer yang kaya oksigen di Bumi', jelas studi tersebut.
-
Bagaimana peran oksigen dalam tubuh manusia? Hal ini karena tubuh kita sebagian besar terdiri dari air sehingga sebagian besar oksigen merupakan bagian dari “O“ dalam H2O. Oksigen juga sangat penting untuk produksi energi dan metabolisme, atau proses kimia yang terjadi di dalam tubuh.
-
Kapan Bumi kehabisan oksigen? Untungnya, kita memiliki waktu sekitar satu miliar tahun sebelum itu terjadi.
Rumah Sakit (RS) Wonosari akhirnya menggunakan oksigen yang mereka produksi sendiri sehingga tak perlu bergantung pada vendor swasta.
Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati mengatakan, oksigen ini sudah digunakan sejak 2016. Pihak rumah sakit menggunakan oksigen konsentrat, tidak seperti rumah sakit kebanyakan yang masih menggunakan oksigen cair.
"Itu sudah sesuai dengan Permenkes nomor 4 tahun 2016," kata Heru pada Jumat (16/7).
Melansir dari Liputan6.com, berikut informasi selengkapnya.
Gunakan Mesin Generator
Oksigen ini diproduksi menggunakan mesin generator khusus tipe OGP 8, yang memiliki kapasitas sekitar 120 liter per menit atau sekitar 170.000 - 200.000 liter per 24 jam. Sehingga, RS Wonosari kira-kira mampu memproduksi 5-6 juta liter per bulan.
Sebelum pandemi, jumlah ini mampu mencukupi kebutuhan seluruh pasien. Pihak rumah sakit tidak perlu terlalu bergantung membeli oksigen dari vendor lain.
"Kita memang masih terus beli oksigen liquid. Itu untuk jaga-jaga," ujar Heru.
Perlu Penambahan Generator untuk Cukupi Kebutuhan
Meski sudah memiliki mesin generator untuk memproduksi oksigen, namun itu belum mencukupi. Saat ini, di RS Wonosari terdapat 76 pasien Covid-19 dengan gejala berat dengan kebutuhan oksigen mencapai 7 juta liter per bulan, bahkan bisa menembus angka 9 juta liter per bulan.Heru mengatakan, generator yang dimiliki rumah sakit sekarang hanya bisa mencukupi kenaikan kebutuhan 30 persen. Untuk sementara, pihaknya menambah pembelian oksigen cair yang menggunakan tabung untuk cadangan gawat darurat. "Kami ada dua vendor yaitu PT Samator dan PT Langgeng serta penyedia lainnya. Namun saat ini kosong," ungkapnya.Saat ini pihak rumah sakit sedang mengupayakan mesin generator baru dari Belgia yang baru akan tiba di Gunungkidul 3 bulan lagi. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana?
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca SelengkapnyaWarga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca SelengkapnyaRansus Watergen ini menciptakan solusi unik yakni mengubah udara sekitar menjadi air bersih melalui proses penguapan atau kondensasi tetesan embun.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaBocah yang sakit itu sudah tampak lemas. Hidungnya terus mengeluarkan darah.
Baca SelengkapnyaRelawan Progresif berfokus pada penyediaan air bersih bagi ratusan warga di Wonogiri
Baca Selengkapnya