Pengertian Resesi dan Berbagai Dampaknya, Pahami Faktor Penyebabnya
Merdeka.com - Kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak stabil. Meskipun pandemi mulai mereda, namun beberapa negara kini tengah mengalami krisis ekonomi. Di mana sebagian harga-harga pangan mulai naik, begitu juga dengan harga kebutuhan energi, seperti bahan bakar kendaraan.
Jika tidak dapat dikendalikan dengan baik, maka kondisi ekonomi di dunia akan semakin mengalami penurunan. Bahkan, isu tentang terjadinya resesi di tahun yang akan datang menjadi kekhawatiran tersendiri. Di mana tahun 2023, berbagai negara semakin menghadapi tantang ekonomi yang sulit.
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan resesi? Tentu sebagian dari Anda bertanya-tanya tentang hal ini. Resesi dapat dipahami sebagai kondisi penurunan aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian di dunia. Dalam hal ini, terdapat berbagai macam faktor penyebab yang perlu Anda ketahui.
-
Apa penyebabnya? Selingkuh adalah pilihan yang diambil oleh individu tersebut, dan tidak ada yang bisa dilakukan oleh pasangan untuk mengendalikan perilaku ini. Oleh karena itu, selama seseorang belum benar-benar memahami alasan di balik tindakannya, perubahan akan sulit untuk dicapai.
-
Apa penyebab kepunahan massal? Transisi ini ditandai dengan kondisi iklim yang berubah-ubah, mengalami kekacauan total yang berdampak pada kepunahan banyak spesies.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Apa yang diartikan dengan kata depresi? Depresi adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Siapa yang bisa terdampak depresi? Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja. Mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak juga memiliki risiko yang cukup tinggi di masa kini.
Penyebab resesi ini bisa dipengaruhi oleh guncangan ekonomi secara tiba-tiba, beban utang yang berlebihan, inflasi yang terjadi terlalu banyak, hingga adanya perubahan teknologi. Lebih lanjut, kondisi resesi dapat memberikan beragam dampak buruk yang perlu diwaspadai oleh setiap masyarakat. Mulai dari nilai investasi yang semakin menurun, bangkrutnya perusahaan, hingga gelombang PHK.
Dilansir dari laman Forbes, berikut kami merangkum pengertian resesi, penyebab, dan berbagai dampaknya, perlu Anda pahami.
Mengenal Resesi
Sebelum mengetahui beragam faktor penyebab resesi, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan resesi. Resesi dapat dipahami sebagai suatu kondisi di mana aktivitas ekonomi di seluruh dunia mengalami penurunan yang signifikan. Kondisi ini dapat berlangsung beberapa bulan atau bahkan lebih lama.
Kondisi resesi ini dapat dilihat dari besarnya PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran di suatu negara. Jika beberapa indikator ini mengalami penurunan, maka dapat dikatakan suatu negara sedang mengalami masalah resesi.
Sebagai contoh, adanya virus corona yang menjadi pandemi di seluruh dunia sangat berpotensi menciptakan resesi berbentuk W. Resesi W ini ditandai dengan kondisi ekonomi yang naik dan turun sepanjang waktu.
Misalnya ekonomi mengalami penurunan seperempat, kemudian tumbuh lagi, lalu kembali turun di masa depan. Jika tidak dikelola dengan baik, maka masalah ekonomi ini akan semakin buruk dan mengancam kesejahteraan masyarakat.
Penyebab Resesi
Setelah memahami pengertian resesi secara umum, berikutnya terdapat beberapa faktor penyebab resesi yang perlu Anda ketahui. Seperti disebutkan sebelumnya, masalah resesi dipengaruhi oleh beragam faktor.
Faktor-faktor yang memicu terjadinya resesi ini meliputi guncangan ekonomi, beban utang yang terlalu banyak, inflasi, deflasi, hingga perubahan teknologi. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai berbagai penyebab resesi, bisa Anda simak.
Guncangan ekonomi yang tiba-tiba: Guncangan ekonomi adalah ekonomi yang terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan kerugian finansial yang serius. Seperti wabah virus corona yang menyebar dan menjadi pandemi global, adalah contoh terbaru dari guncangan ekonomi.
- Utang yang berlebihan: Ketika individu atau bisnis mengambil terlalu banyak utang, maka semakin banyak beban yang ditanggung sehingga berpotensi tidak mampu membayar tagihan-tagihan tersebut. Dengan begitu, aktivitas ekonomi bisa mengalami penurunan secara signifikan dan resesi tidak dapat dihindari.
- Terlalu banyak inflasi: Inflasi adalah tren kenaikan harga yang stabil dari waktu ke waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya. Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, sehingga dapat menekan aktivitas ekonomi. Jika tidak dikendalikan dengan baik, masalah inflasi yang berlebihan akan memicu terjadinya resesi.
- Terlalu banyak deflasi: Sementara inflasi yang tidak terkendali dapat menciptakan resesi, deflasi bisa memberikan dampak yang lebih buruk. Deflasi adalah kondisi di mana harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan nilai upah berkontraksi. Ketika lingkaran deflasi menjadi tidak terkendali, orang dan bisnis secara otomatis akan mengurangi atau menghentikan pengeluaran, akibatnya kondisi ekonomi semakin lesu.
- Perubahan teknologi: Penyebab resesi berikutnya dipengaruhi oleh penemuan-penemuan teknologi baru yang meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang. Meskipun ini adalah hal positif, namun penemuan teknologi baru ini bisa mengancam pengurangan tenaga kerja.
Akibatnya, semakin banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan pengangguran. Semakin banyak orang yang menganggur, maka mereka cenderung mengurangi pengeluarannya, yang berakibat pada kelesuan ekonomi. Jika tidak diimbangi dengan langkah lain, tentu ini akan memicu terjadi penurunan aktivitas ekonomi alias resesi di masyarakat.
Dampak Resesi
Setelah memahami pengertian resesi dan berbagai penyebabnya, terakhir akan dijelaskan dampak apa saja yang akan muncul ketika terjadi resesi. Ini adalah masalah perekonomian serius yang perlu ditangani dengan baik. Jika tidak, Anda mungkin akan kehilangan pekerjaan karena perusahaan mengambil kebijakan pemutusan kerja bagi sebagian karyawannya untuk mengurangi biaya produksi.
Selain dampak gelombang PHK, kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan baru juga semakin kecil. Sebab, setiap perusahaan cenderung memangkas biaya produksi agar bisnis tetap berjalan. Minimnya lapangan pekerjaan, tentu akan menyebabkan tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Jika tidak diberlakukan PHK, mungkin Anda akan mendapatkan pemotongan gaji dan tunjangan.
Selain itu, nilai investasi dalam kondisi resesi juga akan semakin menurun. Ini bisa terjadi pada berbagai instrumen investasi, terutama saham dan obligasi. Selain itu, real estate dan aset lainnya juga dapat mengalami dampak buruk dari kondisi resesi ini. Lebih buruk lagi, mungkin rencana keuangan Anda menjadi kacau karena resesi. Di mana tabungan rencana pensiun harus dipakai untuk kebutuhan sehari-hari karena ekonomi yang semakin sulit.
Terlebih jika Anda mempunyai utang atau tagihan yang harus dibayarkan setiap bulan. Dengan adanya pemotongan gaji hingga risiko PHK, maka akan semakin sulit Anda untuk membayar beban tagihan tersebut. Dengan semakin banyak orang yang tidak mampu membayar tagihan selama resesi, pemberi pinjaman cenderung akan memperketat standar untuk hipotek, pinjaman mobil, dan jenis pembiayaan lainnya. Anda memerlukan nilai kredit yang lebih baik atau uang muka yang lebih besar untuk memenuhi syarat pinjaman yang diberikan.
Dari berbagai dampak tersebut, dapat dipahami bahwa resesi adalah kondisi yang mengerikan. Banyak dampak yang dirasakan dari masalah penurunan aktivitas ekonomi. Dengan begitu, setiap pemerintah harus pintar dalam mengelola ekonomi demi kesejahteraan hidup masyarakatnya. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaBI mengeluarkan data berdasarkan survei konsumen bahwa daya beli masyarakat menurun, khususnya pada kelompok kelas menengah.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaAktivitas manufaktur Eropa mengalami penurunan lebih lanjut pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaDeflasi berturut-turut terjadi sejak Mei hingga Agustus 2024. Per Agustus 2024, BPS mencatat deflasi 0,03 persen.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) meminta publik memeriksa betul apa penyebab dari deflasi tersebut.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca Selengkapnya