Peristiwa 12 November: Jenderal Soedirman Menjadi Panglima, Ini Sejarah Lengkapnya
Merdeka.com - Jenderal Soedirman merupakan salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia yang dikenal gigih dan pemberani. Dalam sejarah perjuangan Indonesia, meskipun sedang menderita penyakit paru-paru, beliau tetap berjuang dan bergerilya bersama para prajuritnya melawan tentara Belanda pada Agresi Militer II.
Panglima dan Jenderal pertama di Indonesia ini lahir di Jawa Tengah pada 24 Januari 1916. Soedirman berasal dari keluarga sederhana, ayahnya seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan Ibunya keturunan Wedana Rembang. Beliau memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa dan melanjutkan pendidikannya di HIK atau sekolah guru Muhammadiyah.
Soedirman dikenal sebagai sosok yang gigih dan pantang menyerah. Meskipun dalam kondisi sakit, beliau tetap melanjutkan gerilya melawan agresi militer Belanda. Maka tidak heran apabila perjuangan Jenderal Soedirman banyak menginspirasi bangsa Indonesia.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Bagaimana Soekarno menggambarkan semangat juang bangsa Indonesia? Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad, 'Merdeka, merdeka atau mati'!
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa yang Soeharto katakan sebagai patriot Indonesia? “Saya ini tentara. Tentara itu pedoman hidupnya Sapta Marga. Kami patriot Indonesia, pendukung dan pembela ideologi negara yang bertanggungjawab dan tidak mengenal menyerah.“
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
Lantas, seperti apa perjalanan hidup dan perjuangan Jenderal Soedirman? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Liputan6.com:
Mengenal Jenderal Soedirman, Pahlawan Revolusi yang Disegani
blogspot.com
Sejak kecil, Soedirman diasuh oleh seorang camat bernama Raden Cokrosunaryo. Ia tidak diberitahu bahwa Cokrosunaryo bukanlah ayah kandungnya sampai dirinya berusia 18 tahun. Saat berusia tujuh tahun, Soedirman terdaftar di sekolah pribumi hollandsch inlandsche school (HIS).
Setelah melanjutkan ke Sekolah Menengah Wirotomi dan HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, dia menjadi guru di lembaga pendidikan Muhammadiyah di Cilacap pada 1936. Selain itu, dia juga bertugas sebagai pemandu di organisasi pramuka Hizbul Wathan.
Pada zaman pendudukan Jepang, tepatnya pada tahun 1944, Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Karena posisinya di masyarakat, dia dijadikan sebagai komandan (daidanco) dan dilatih bersama orang lain dengan pangkat sama.
Setelah Indonesia merdeka, Soedirman berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Kemudian Soedirman diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya.
Jenderal Soedirman Diangkat Menjadi Panglima
©2015 Merdeka.com
Pada zaman penjajahan Jepang, Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Pasca Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Kemudian beliau diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya.
Setelah itu, Soedirman menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dari November sampai Desember 1945 adalah perang besar pertama yang ia pimpin.
Setelah Soedirman memenangkan pertempuran, Presiden Soekarno pun melantiknya sebagai Jenderal.
Wafatnya Jenderal Soedirman
Setelah memimpin perang gerilya dari akhir 1948 hingga pertengahan 1949, kesehatan Sudirman makin menurun. Presiden Sukarno juga sempat melarang dia untuk melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda.
Karena penyakit TBC yang semakin parah, Soedirman semakin harus dirawat di rumah sakit. Sang Panglima Besar ini akhirnya meninggal pada 29 Januari 1950. Usianya baru 34 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Pada tahun 1997 ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang.
Soedirman merupakan Panglima Besar pertama. Pada 1997, Sudirman dianugerahi pangkat Jenderal Bintang Lima karena jasa-jasanya sebagai Bapak TNI. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaNamanya diabadikan jadi nama rumah sakit hingga kampus di Jember.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaKetika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.
Baca SelengkapnyaHarun Kabir selalu berkata, kalau kita tidak manusiawi, lalu apa bedanya kita dengan para penjajah yang kita perangi?
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaKeterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya
Baca SelengkapnyaIpar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca SelengkapnyaSaid mengingat lagi pada 10 November 1945 lalu yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya menjadi puncak perlawanan rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaBenda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.
Baca Selengkapnya