Puluhan Titik Jalur Kereta Api di Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana, Ini Pencegahannya
Merdeka.com - Memasuki musim hujan, bencana alam yang harus diwaspadai adalah banjir dan tanah longsor. Bencana alam itu terjadi di banyak tempat. Banjir pada umumnya menggenangi kawasan dataran rendah, tanah longsor rawan terjadi di kawasan pegunungan. Bencana alam itu bisa terjadi di wilayah manapun, tak terkecuali di sepanjang jalur kereta api.
Menurut Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Supriyanto, musim hujan tahun ini diperkirakan intensitasnya akan lebih banyak karena dipengaruhi fenomena La Nina. Pihaknya akan lebih mewaspadai adanya bencana hidrometerologi di sepanjang jalur rel yang bisa mengganggu perjalanan kereta api.
Rel kereta api di wilayah Daop 5 Purwokerto melintas di daerah perbukitan serta melewati banyak sungai sehingga rawan longsor dan banjir. Lalu titik mana saja yang diperkirakan rawan akan bencana tersebut? Dan bagaimana pula cara pencegahannya?
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Apa saja potensi dampak cuaca ekstrem di Jakarta? Masyarakat pun dihimbau untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir dan angin kencang.
-
Kenapa jalanan jadi lebih berbahaya saat hujan? Pakaian yang basah dan kotor akibat air hujan yang mengandung polusi atau kuman dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama pada bagian yang tertutup.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Titik Rawan Bencana
Supriyanto menerangkan, berdasarkan data yang ia pegang, ada tiga titik rawan banjir di wilayahnya yaitu titik di petak jalur Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu, Stasiun Bumiayu-Stasiun Kretek, serta sungai-sungai di sepanjang jalur kereta api.
Selain itu, ada pula titik rawan longsor di antaranya titik petak Stasiun Kawunganten-Stasiun Jeruklegi, Stasiun Jeruklegi-Stasiun Lebeng, Stasiun Prupuk-Stasiun Songgom, Stasiun Slawi-Stasiun Prupuk, Stasiun Prupuk-Stasiun Linggapura, serta Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu.
“Selain itu terdapat pula jalur rawan amblesan karena kondisi tanahnya labil, yakni di petak jalur Stasiun Banjar-Stasiun Langen, Jawa Barat,” kata Supriyanto dikutip dari ANTARA pada Selasa (6/10).
Siapkan AMUS
Untuk mendeteksi adanya kemungkinan bencana, pihak PT KAI Daop 5 rutin melakukan pemantauan ke lokasi serta melakukan perawatan seperti membersihkan saluran air yang berada di sepanjang jalur kereta api. Tak hanya itu, Supriyono mengaku bahwa pihaknya telah menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS).
“AMUS ini berisi antara lain batu balas, bantalan rel, pasir, karung, bsi H beam untuk jembatan, alat penambat rel, dan alat siaga lainnya. AMUS beserta tim unit reaksi cepat telah ditempatkan di 20 lokasi yang telah ditentukan dan mudah terjangkau,” ungkap Surpiyono.
Perkiraan Awal Musim Hujan
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan awal musim hujan di wilayah bagian selatan akan datang pada 10 hari pertama Bulan Oktober.
Sedangkan wilayah bagian Cilacap barat dan tengah serta Kabupaten Cilacap akan berlangsung pada 10 hari kedua Oktober.
Sementara itu terkait dengan adanya La Nina, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah longsor dan banjir perlu waspada terkait kemungkinan bencana tersebut. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan itu seiring datangnya musim hujan dan cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina, maupun dinamika atmosfer.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem itu salah satunya dipengaruhi oleh kondisi wilayah Jateng yang telah memasuki musim pancaroba
Baca SelengkapnyaFenomena La Nina yang memicu peningkatan curah hujan ini memiliki dampak yang perlu diwaspadai, terutama pada sektor pertanian.
Baca SelengkapnyaDwikorita mengatakan, ada sejumlah penyebab yang memicu cuaca ekstrem selama periode persebut.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaHujan Turun padahal Masih Musim Kemarau, BRIN ungkap penyebabnya
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaMenhub minta KAI melakukan ramp check secara menyeluruh agar perjalanan selamat.
Baca SelengkapnyaPeningkatan potensi hujan itu karena beberapa wilayah Indonesia mulai kembali pada fenomena iklim La Nina
Baca SelengkapnyaSelain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca SelengkapnyaBanjir merendam rel kereta api antara Stasiun Kebayoran- Stasiun Pondok Ranji imbas hujan yang terjadi sejak siang tadi, Sabtu (6/7).
Baca Selengkapnya