Rayakan Hari Pangan Sedunia, Kelompok Tani Ledhok Timoho Antisipasi Krisis Pangan
Merdeka.com - Kelompok Tani Lansia Produktif (KTLP) Ledhok Timoho peringati Hari Pangan Sedunia 16 Oktober 2021 dengan menanam sayuran mandiri di sebuah lahan kosong terbengkalai, yang dulunya digunakan untuk membuang sampah sembarangan oleh orang luar.
Selain itu, kebun pangan tersebut juga dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis pangan perkotaan karena ancaman perubahan iklim mendatang.
Lahan berukuran sekitar 1000 meter persegi tersebut ditanami ragam sayuran di antaranya kangkung, sawi, bayam, cabai dan lainnya sedari Maret 2021 dan sudah panen setiap minggunya guna mengurangi pengeluaran untuk konsumsi pangan dan kebutuhan pangan di masa pandemi.
-
Dimana warga menanam sayur? Lahan seluas 900 meter persegi disulap menjadi kebun produktif yang mendatangkan cuan bagi masyarakat.
-
Di mana petani Pangandaran tanam sayur? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Mengapa Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia dirayakan? Perayaan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat dunia akan pentingnya menjaga kelestarian lahan serta mengajak berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam upaya pemulihan lahan yang terdegradasi.
-
Kapan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia diperingati? Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia (World Day to Combat Desertification and Drought) diperingati setiap tanggal 17 Juni.
-
Siapa yang memulai gerakan Hari Tanah Sedunia? Hal tersebut merupakan gerakan yang dipimpin oleh kerajaan Thailand di bawah pemerintahan mendiang Raja Bhumibol Adulyadej.
-
Apa yang ditanam warga Kampung Manggal saat musim tanam? Saat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Masyarakat Ledhok Timoho yang sebagian besar bekerja di sektor informal tersebut memang menjadi kelompok yang terdampak pandemi, sehingga dengan adanya kebun pangan ini menjadi cukup terbantu untuk mencukupi sayuran sehari-hari.
Alternatif Hadapi Krisis Pangan dan Stunting
©2021 Merdeka.com/ Hari pangan sedunia 2021
"Kami sudah membentuk 220 kelompok petani kota dan kampung sayur,” terang Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pada Minggu (24/10) dalam acara syukuran Kebun Tani Lansia Produktif Ledhok Timoho.
Kebun sayur Ledhok Timoho akan menambah daftar kampung yang memiliki kebun sayur mandiri.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sugeng Purwanto juga menambahkan pemerintah memang sedang menggalakkan program pekarangan sayur sebagai upaya untuk mengurangi stunting. Selain itu, ini juga bisa menjadi alternatif untuk mengatasi krisis pangan karena ancaman iklim terkait produksi pangan seperti kegagalan panen di desa.
"Pekarangan sayur di berbagai kelurahan di kota Yogyakarta yang kini berjumlah 220 titik itu, kalau digabungkan, dapat menjadi penambah pasokan pangan kita di kota, dan ini sangat menguntungkan," ungkapnya.
Ledhok Timoho sendiri adalah desa organik yang tercipta karena semakin berkurangnya lahan untuk tempat tinggal di wilayah perkotaan yang semakin padat. Komunitas ini diawali oleh TAABAH (Tim Advokasi Arus Bawah) yang membentuk sekolah Gajah Wong untuk sarana belajar anak-anak jalanan yang belum terdaftar administrasinya di kependudukan.
Bambang Sudiro ketua komunitas kampung Ledhok Timoho berharap ke depannya komunitas Ledhok Timoho bisa terakui secara administratif karena hal tersebut merupakan hak setiap warga negara.
“Besar harapan kami terhadap Bapak Wakil Walikota untuk memperhatikan kondisi sosial Kampung Ledhok Timoho,” tandasnya dalam sambutan acara tersebut. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semangat emak-emak tersebut bisa membantu pemenuhan kebutuhan makanan sehat di tengah harga pangan yang mahal.
Baca SelengkapnyaBiasanya hasil panen dari berladang tersebut diperuntukan untuk warga sekitar ataupun dijual ke warung-warung terdekat.
Baca SelengkapnyaDi lahan berukuran 10x30 meter di Tuminting Lingkungan IV tersebut, masyarakat membudidayakan tanaman hortikultura.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan Bustan menegaskan, jangan sampai tengkulak juga memanfaatkan program dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaMelihat ada sebuah lahan kosong di tempatnya terbengkalai, Purnomo mengajak warga untuk mengelolanya menjadi kebun sayur. Keberadaannya beri banyak manfaat.
Baca SelengkapnyaIbu ibu di Purwakarta ini membawa inspirasi lewat ketahanan pangan
Baca SelengkapnyaPara pelaku UMKM BRI Yogyakarta ini menebarkan kelezatan serta kebaikan dari produknya bagi lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas berkah dan karunianya dalam bentuk melimpahnya hasil panen.
Baca SelengkapnyaTerbentuknya kelompok itu berawal dari para ibu-ibu yang ingin punya kebun sayur sendiri
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai bentuk keresahan atas keresahan alam yang merajarela
Baca SelengkapnyaAda banyak inovasi dalam pengelolaan makanan yang bisa dikembangkan, dan menjadi suatu sumber pendapatan. Contohnya buah dan sayur.
Baca Selengkapnya