Satu Desa di Boyolali Siapkan Rumah Angker untuk Karantina Pemudik, Ini Faktanya
Merdeka.com - Memasuki musim Lebaran, pemerintah dihadapkan pada sebuah dilema yaitu orang-orang yang nekat mudik walau sudah dilarang. Para pemudik nekat ini biasanya melakukan segala cara agar bisa sampai di kampung halaman tanpa tertahan di pos penyekatan.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali punya cara unik agar para pemudik nekat tidak sampai di daerahnya. Mereka menyiapkan sebuah rumah kosong yang dianggap angker sebagai tempat karantina.
Kepala Desa Sidomulyo, Moh Sawali mengatakan, rumah angker itu sengaja dipilih sebagai tempat karantina untuk mencegah perantau mudik Lebaran mengingat pemerintah sudah memberlakukan larangan mudik. Berikut selengkapnya:
-
Gimana cara amankan rumah saat mudik? Berikut adalah beberapa tips aman meninggalkan rumah saat mudik yang bisa Anda pertimbangkan: - Memastikan Rumah Terlihat DihuniMeninggalkan rumah terlihat dihuni dapat mengurangi risiko pencurian. Anda bisa meminta bantuan tetangga untuk sesekali memeriksa rumah, mengambil surat, atau menyalakan lampu pada malam hari. Menggunakan timer untuk lampu juga efektif agar rumah tampak beraktivitas.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Di mana lokasi kampung terisolir ini? Sebuah kampung di Kabupaten Grobogan letaknya berada di pedalaman hutan jati. Akses menuju kampung itu terbilang sulit. Pengunjung dengan kendaraan roda dua harus melewati jalan berpasir yang sempit di antara pohon-pohon jati yang membentang sejauh empat kilometer.
-
Kenapa harus amankan rumah saat mudik? Memasuki musim mudik, keamanan rumah menjadi salah satu kekhawatiran yang sering menghantui pikiran. Ini karena ketika mudik, kita akan meninggalkan rumah untuk waktu yang tidak sebentar.
-
Mengapa warga Demak mengungsi? Tercatat puluhan ribu warga harus mengungsi akibat banjir itu. Mereka harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman karena rumah-rumah mereka terendam air.
-
Bagaimana kehidupan warga di pemukiman padat? Saat memasuki area perkampungan lebih dalam, kehidupan warganya pun masih begitu terasa.
Belajar dari Pengalaman
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Sawali mengatakan, pemerintah desa menerapkan kebijakan tersebut berdasarkan pengalaman di tahun 2020. Saat itu warga Kecamatan Ampel yang pertama kali terpapar COVID-19 berasal dari Desa Sidomulyo.
Oleh karena itu selain menyiapkan rumah angker, Sawali juga telah mengimbau agar warga desa yang berada di perantauan untuk tidak mudik. Jika ada yang tetap nekat mudik dan tidak bisa menunjukkan surat bebas COVID-19, maka pemerintah desa mewajibkan mereka menjalani karantina selama tujuh hari di lokasi yang sudah disiapkan.
“Hingga saat ini sudah ada dua orang perantau yang dikarantina di rumah angker itu,” kata Sawali dikutip dari ANTARA pada Kamis (19/4).
Pemudik Mengaku Menyesal
©2020 Merdeka.com
Sementara itu Fajar Adi Nugroho, perantau yang mudik dari Tangerang mengaku menyesal nekat pulang kampung tanpa membawa surat sehat. Hal itulah yang membuatnya harus menjalani karantina di rumah angker itu.
Walaupun sudah tahu pemerintah melarang mudik, namun dia tetap nekat mudik melalui jalan tikus pada malam hari dan berhasil lolos dari pantauan petugas. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaSetelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Baca SelengkapnyaPastikan Situasi Rumah yang Ditinggal Mudik Aman, Kapolres Rokan Hulu Patroli Permukiman Warga
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an.
Baca Selengkapnya"Menampung mereka di rumah detensi yang ada di Direktorat Jenderal imigrasi," kata Camat Setiabudi Iswahyudi
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaImbauan itu sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaAkses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca SelengkapnyaPemilik akun menjelaskan jika rumah tersebut berada di daerah Cianjur, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya