Satwa di Kebun Binatang Semarang Terancam Kelaparan, Terpaksa Makan Menu 'Oplosan'
Merdeka.com - Merebaknya pandemi Virus Corona tak hanya berdampak pada manusia saja. Para satwa di Semarang Zoo atau Kebun Binatang Semarang ikut terkena dampaknya.
Karena tak ada pengunjung yang mendatangi kebun binatang tersebut, pemasukan yang digunakan untuk menjalani operasional tempat itu sama sekali tak ada.
Hal ini tentunya berdampak tidak baik pada kebun binatang, salah satunya untuk memberikan makanan kepada binatang-binatang di sana. Jika kondisi tersebut masih berlangsung hingga Juni 2020, maka para satwa di Semarang Zoo diperkirakan akan kelaparan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa yang terjadi pada pekerja kebun binatang? 'Seorang pekerja di taman margasatwa di Krimea meninggal pada hari Rabu (16/10) ketika ia diserang singa,' ungkap pihak berwenang seperti yang dilaporkan oleh AP pada Kamis (17/10).
-
Apa itu zoonosis? Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Kenapa zoonosis berbahaya? Beberapa penyakit zoonosis memiliki potensi untuk menyebabkan wabah dan pandemi global, mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Tak Ada Lagi Pengunjung
©Jejakpiknik.com/ ilustrasi
Direktur PT Taman Satwa Semarang, Samsul Bahri Siregar mengatakan per 20 Maret sudah tidak ada lagi pengunjung yang mendatangi Semarang Zoo. Hal itu membuat kebun binatang harus ditutup sementara.
Padahal biaya operasional seperti gaji pegawai dan anggaran pakan satwa diperoleh dari kunjungan wisatawan ke Semarang Zoo. Hal ini membuat pengelola kebun binatang kewalahan.
“Kami kewalahan dalam dua pekan ini,” ujar Samsul dilansir Liputan6.com pada Rabu (6/5).
Para Binatang Diberi Menu Oplosan
©Jejakpiknik.com/ilustrasi
Dampak dari anggaran yang menipis itu adalah jatah makan para satwa terpaksa dikurangi. Solusi lain untuk menghemat anggaran adalah makanan digantikan dengan menu lainnya yang harganya lebih terjangkau. Atau bisa juga diberi menu “oplosan” dengan mencampurkan makanan yang biasa dimakan dengan yang lebih murah.
“Misalnya satwa Harimau dan Singa makan daging sapi hingga 6 kilogram per hari, maka kini menjadi dua kilogram saja. Sementara sisanya digantikan dengan daging ayam. Selain itu kami juga masih harus menyediakan pakan lainnya seperti buah-buahan, sayuran, dan rumput,” jelas Samsul Dilansir Liputan6.com pada Rabu (6/5).
Harus Mengeluarkan Anggaran 250 Juta Rupiah Per Bulan
©Jejakpiknik.com/ ilustrasi
Menu oplosan itu terpaksa diberikan pihak pengelola kebun binatang karena sudah tak mampu lagi mengeluarkan anggaran pakan dan obat-obatan yang mencapai 120 juta rupiah per hari.
Belum lagi, pihak kebun binatang masih harus mengeluarkan gaji bagi 54 karyawannya yang totalnya mencapai Rp 100 juta ditambah biaya operasional Rp30 juta.
Sehingga total, pihak kebun binatang harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp250 juta selama sebulan agar kondisi kebun binatang dapat berjalan normal.
Tak Dapat Bantuan dari Pemerintah
©Wikipedia.org/ ilustrasi
Karena status kebun binatang sudah berada dalam pengelolaan pihak swasta, maka bantuan dari pemerintah sudah tidak ada lagi.
Beberapa waktu lalu, pihak kebun binatang mendapat bantuan sebanyak 200 kilogram daging ayam dari Kebun Binatang Gembira Loka Jogja.
Sementara itu pengadaan pakan dan obat-obatan harus bergantung dari para donatur yang peduli satwa.
Berjuang untuk Bertahan
©Jejakpiknik.com/ ilustrasi
Walaupun para binatang terancam kelaparan, Samsul menerangkan pihaknya akan terus mencoba bertahan. Dia juga memohon kesediaan bagi para sukarelawan untuk memberi donasi untuk para satwa tersebut.
“Sukarelawan boleh menyumbang dalam bentuk uang atau pakan satwa seperti daging sapi, daging ayam, buah-buahan, sayur-sayuran, dan rumput. Saat ini, kami coba fokus menjaga 286 satwa di Semarang Zoo agar tidak kelaparan dan mati. Kami masih coba bertahan untuk tetap bisa berusaha dan berjuang mengelola kebun binatang ini,” ujar Samsul dilansir Liputan6.com pada Rabu (6/5). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehidupan harimau Sumatera di Medan Zoo menjadi sorotan setelah tiga ekor satwa asli Indonesia itu mati dalam waktu dua bulan pada akhir 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaNamun Wali Kota Medan masih merahasiakan kapan waktu efektif penutupan Medan Zoo
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini seekor Harimau Sumatera bernama Nurhaliza dikabarkan mati di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo.
Baca SelengkapnyaPerdagangan satwa lindung masih sering ditemui di pasar burung.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaKebakaran tersebut menyebabkan sedikitnya ada 1.000 binatang mati terpanggang, seperti kucing, anjing, ular, hingga burung.
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca Selengkapnya