Simpan Cerita Kelam, Begini Kisah Penumpasan Petrus di Yogyakarta
Merdeka.com - Pada tahun 1980-an, angka kejahatan di Indonesia begitu tinggi, khususnya di daerah Jakarta dan Jawa Tengah. Pemerintah Orde Baru pada saat itu melakukan operasi rahasia agar kasus kejahatan diturunkan. Mereka menangkap dan membunuh para preman, perampok, gali, atau orang-orang yang dianggap mengganggu ketentraman masyarakat.
Sempat mendapat penghargaan dari Presiden Soeharto karena terbukti efektif dalam menurunkan kasus kejahatan, operasi ini menciptakan kontroversi karena banyak pelaku yang mati ditembak. Pada tahun 1983 misalnya, ada 532 orang tewas karena tembakan.
“Tindakan pembersihan ini dilakukan tanpa melalui proses hukum yang sah, sehingga tidak satupun eksekusi yang telah dilakukan berdasarkan keputusan pengadilan,” kata Yosep Adi Prasetya, Ketua Tim Ad Hoc Penyelidikan Kasus Pelanggaran HAM Berat, dikutip dari Liputan6.com pada 24 Juli 2012.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Dimana peristiwa itu terjadi? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Wirasaba, Adiarsa Timur, Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat, Minggu (21/7).
-
Apa tujuan razia di Jakarta? Ditlantas Polda Metro Jaya memaparkan lokasi-lokasi razia kendaraan di Jakarta dan sekitarnya.
-
Mengapa Polres Bantul membuat ketoprak? 'Kita berharap melalui pagelaran ini, masyarakat tertarik menyaksikan dan menyimak karena di balik skenario cerita disisipkan pesan-pesan kamtibmas dalam rangka mencegah maupun memberikan informasi jenis-jenis kejahatan terbaru,'
-
Kapan kejadian pengeroyokan terjadi? Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (2/12) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
Karena penembaknya belum diketahui, operasi ini dikenal dengan istilah “petrus” (penembak misterius). Salah satu peristiwa petrus ini terjadi di Yogyakarta.
Peristiwa Petrus di Yogyakarta
©2016 Merdeka.com
Dilansir dari laman Historia, peristiwa petrus di Yogyakarta bermula saat Komandan Kodim Yogyakarta, Letkol. M. Hasbi melancarkan operasi pemberantasan kejahatan (OPK) yang awalnya diklaim hanya untuk pendataan para pelaku kriminal. Namun ternyata pendataan itu berubah menjadi proses penangkapan secara semena-mena.
Para waktu itu, orang-orang yang dianggap sebagai gali (gabungan anak liar) maupun preman dilaporkan hilang dan kemudian ditemukan tewas. Rata-rata dari mereka mengalami luka tembak mematikan di bagian kepala dan beberapa di bagian leher. Bahkan, beberapa dari mereka adalah tokoh gali yang terkenal di kalangan masyarakat Yogyakarta.
Kisah Pembunuhan Samudi Blekok
Liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Salah satu preman legendaris Jogja yang turut jadi korban petrus adalah Samudi Blekok. Pada masa jayanya, Blekok termasuk orang kuat di mana dia memiliki tubuh yang kuat, kekar, dan berkulit hitam. Di pinggangnya, selalu terselip senjata kebanggaannya yaitu sebuah trisula.
Tak hanya itu, Blekok juga pintar main gitar dan sering menghibur para bule dengan lagu-lagu Rolling Stone. Dilansir dari Museum.or.id, orang-orang bule yang kenal dengan Blekok kemudian menjulukinya “Black Sam”.
Saat operasi petrus di Jogja memanas tahun 1983, Blekok meninggalkan kota. Setelah menganggap situasi sudah aman, ia kembali ke kotanya tercinta. Namun naas, ia tak luput dari korban petrus. Blekok ditemukan mati tergeletak dengan muka rusak di kawasan Kotagede.
Penculikan dalam Operasi Petrus
©2016 Merdeka.com
Salah satu cara yang digunakan dalam operasi petrus adalah penculikan. Para gali, preman, atau pelaku kejahatan itu menjadi korban penghilangan orang secara paksa dengan cara dijemput orang tak dikenal dari rumah, dijebak oleh teman sendiri, dipanggil polisi ke kantor, ada pula yang dijemput dari dalam penjara bagi mereka yang sedang mendekam di tahanan.
Namun tak lama berselang, muncul berbagai berita di koran yang menampilkan penemuan mayat orang-orang bertato dengan dada tertembus peluru. Akibat tekanan ini, banyak preman yang akhirnya memilih menyerahkan diri pada aparat. Letkol Hasby dalam sebuah pertemuan mencatat jumlah preman yang telah melaporkan diri hingga Mei 1983 adalah 441 orang.
Pelaku yang Terlibat
©2015 Merdeka.com
Yosep Adi Prasetyo, menyebutkan, berdasarkan hasil penyelidikan oleh tim yang dibentuknya, peristiwa petrus melibatkan TNI, polisi, garnisun, dan pejabat sipil. Sejauh hasil penyelidikannya, pihak yang menjadi korban petrus adalah mereka yang dianggap memiliki masalah dengan hukum atau dianggap meresahkan masyarakat seperti copet, preman, residivis, ataupun orang-orang yang memiliki ciri memiliki tato di tubuhnya.
“Bahkan ada orang yang tidak bersentuhan dengan hukum juga menjadi korban salah sasaran, seperti petani, penjaga masjid, PNS, karena memiliki nama yang sama dengan daftar target operasi. Daftar itu semua dipegang oleh militer,” kata Yosep dikutip dari Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal 'petrus' penembak misterius bagi orang yang dianggap sebagai penjahat di masa Orde Baru.
Baca SelengkapnyaCara Soeharto menangani kriminalitas di Indonesia ini lantas mendapatkan kecaman dari publik.
Baca SelengkapnyaTahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaAda peristiwa kelam di balik sejarah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaStrategi ini pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi pejuang revolusi
Baca SelengkapnyaNama Imam Syafi'ie sudah terkenal di kalangan masyarakat Jakarta, khususnya di sekitar Pasar Senen, sejak masa penjajahan Belanda.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu beredar video sejumlah kendaraan Densus 88 menyalakan sirine dan klakson di depan pintu masuk Kejaksaan Agung.
Baca SelengkapnyaKetut tidak menjelaskan lebih lanjut terkait detail dari peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaSebuah peristiwa pembajakan pesawat maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 206 ini menjadi momen bersejarah bagi Kopassus.
Baca SelengkapnyaKapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?
Baca SelengkapnyaDi tahun 1950-an, jumlah copet di Kota Bandung sudah mencapai 300 pelaku. Saking banyaknya, polisi sampai mempelajari cara pencopet beraksi
Baca Selengkapnya