Tak Ingin Jadi Beban, Ini Kisah Inspiratif Difabel Bantul Jadi Pengusaha Wastafel
Merdeka.com - Hidup tidak selamanya berjalan mulus. Terkadang di tengah jalan seseorang harus menghadapi kejadian yang tidak diduga-duga. Seketika membuat hidupnya berubah drastis.
Hal itulah yang harus dialami Beni Agus Prasetyo, pria asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena terkena sengatan arus listrik bertegangan tinggi, tangan kanan Beni harus rela diamputasi.
Kehilangan tangan kanannya, membuat Beni tidak bisa lagi bekerja seperti sebelumnya. Menghadapi kenyataan itu, Beni tidak menyerah menjalani hidup. Kini, Ia tetap bisa menyambung hidup dengan menjadi seorang pengusaha wastafel. Berikut kisah selengkapnya:
-
Mengapa sengatan listrik bisa mematikan? Memang benar sengatan listrik, jika cukup kuat, dapat membunuh seseorang. Tapi apa sebenarnya yang membuat listrik berpotensi mematikan?
-
Apa yang terjadi pada jantung saat tersengat listrik? Sengatan listrik berpotensi mengganggu atau bahkan menghentikan sama sekali sinyal-sinyal listrik kecil (yang memberitahu jantung untuk memompa). Hal ini dapat menyebabkan jantung berdetak tidak normal, atau bahkan berhenti berdetak sama sekali.
-
Apa yang terjadi pada tiang listrik di Menteng? Sebuah tiang listrik tiba-tiba terbakar di Jalan Prof M Yamin menuju Taman Menteng, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
-
Siapa saja yang rentan terkena sengatan listrik? Dan tidak hanya pada manusia, tetapi juga pada hewan, burung, dan makhluk hidup lainnya.
-
Bagaimana cara kerja sengatan listrik pada tubuh? Tubuh manusia bukanlah penghantar listrik yang sempurna; dengan demikian, ketika ia bertemu dengan listrik dari sumber luar, ia memberikan hambatan terhadap aliran listrik yang melaluinya sendiri. Hambatan terhadap aliran arus menghasilkan panas – dalam jumlah besar (jika arus listrik cukup kuat). Jadi, jika seseorang bersentuhan dengan saluran listrik berarus kuat, mereka berisiko mengalami luka bakar.
-
Siapa yang terbanyak terkena sengatan listrik? Studi tahun 2016 oleh Laboratorium Forensik Nasional Dinas Perikanan dan Margasatwa AS mengamati 417 burung pemangsa yang tersengat listrik, dan menemukan hampir 80 persen yang mati adalah elang botak atau elang emas.
Diajak Bisnis Wastafel
©YouTube/Liputan6 SCTV
Menerima kenyataan bahwa tangan kanannya diamputasi, hari demi hari Beni menyadari bahwa dia tidak bisa terus berdiam diri. Apalagi di masa pandemi, pertumbuhan ekonomi makin tidak pasti. Tapi kemudian ada seorang temannya yang mengajak Beni untuk berbisnis wastafel untuk penanganan COVID-19.
“Sebenarnya sudah banyak produsen yang sama. Cuma kita usahakan selalu mempertahankan kualitas, dalam artian kita berikan harga yang sama, tapi dengan kualitas yang tentunya lebih baik,” kata Beni dikutip dari kanal YouTube Liputan 6 SCTV pada Senin (20/9).
Ajak Tetangga Bekerja Sama
©YouTube/Liputan6 SCTV
Hari demi hari, makin banyak tetangga Beni yang tidak bekerja karena terdampak pandemi. Oleh karena itu, Ia mengajak para tetangganya yang menganggur itu untuk bekerja sama membuat wastafel. Seiring waktu, banyak permintaan produksi wastafel datang baik dari instansi pemerintah, sekolah, maupun hotel-hotel.
“Dulu saya kerja di percetakan. Terus sempat bangkrut. Terus saya ikut teman dagang sangkar sama burung. Selama pandemi ini memang penjualan agak susah. Terus diajak Mas Beni yang masih saudara. Alhamdulillah penghasilan lumayan, bisa buat jajan anak, bisa buat biaya sekolah juga,” kata Budi Irawan, salah seorang karyawan Beni.
Ingin Berguna Bagi Orang Lain
©YouTube/Liputan6 SCTV
Bagi Beni, walau hidup dengan keterbatasan, namun Ia masih diberi kesempatan untuk hidup. Oleh karena itu dia tetap ingin berguna bagi orang-orang di sekitarnya dan tak ingin terus berdiam diri meratapi nasib.
“Bagi saya, yang penting sekarang saya harus bergerak. Masalah hasil, masalah rencana ke depannya seperti apa, saya pasrahkan sama yang di Atas saja,” kata Beni (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret prajurit TNI Al bertangan 'robot' bionic yang bisa digerakkan dengan sensor dari otak.
Baca SelengkapnyaLisa korban KDRT air keras suaminya kini bangkit dan menyambung hidupnya.
Baca SelengkapnyaBeruntung nyawa korban berhasil diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSemua terpaksa dilakukannya demi menyambung nyawa.
Baca SelengkapnyaSri Setyaningsih pernah menyesal lahir ke dunia dengan kondisi tubuh tidak sempurna. Ia kemudian bangkit dan berhasil mengajak ratusan difabel hasilkan cuan.
Baca SelengkapnyaKusnadi pernah terpuruk hingga tak percaya diri. Tak lama, ia berhasil bangkit dan memilih mengembangkan usaha bersama agar tidak bergantung ke orang lain.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Aris, pak ogah di Yogyakarta yang hidup sebatang kara dengan keterbatasan tubuh atau disabilitas.
Baca SelengkapnyaPria asal Trenggalek ini pernah bekerja dengan gaji Rp10 ribu per hari
Baca SelengkapnyaSosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.
Baca SelengkapnyaSetelah mendapatkan modal dari PNM kini Ia menambah produk jualannya berupa pakaian.
Baca SelengkapnyaDi saku, hanya tersisa Rp700.000. Uang itu kemudian dipakai Hendra untuk menyewa satu kamar kos khusus perempuan.
Baca SelengkapnyaSelama menjalani kehidupan yang keras di Jakarta, Pak Beno belajar arti penting dari pantang menyerah.
Baca Selengkapnya