Tertibkan Lockdown, Pemerintah Afrika Lakukan Penangkapan hingga Pakai Gas Air Mata
Merdeka.com - Pemerintah Afrika telah mengambil keputusan untuk melakukan lockdown guna mencegah meluasnya persebaran virus Corona di wilayahnya. Lockdown di Afrika ini akan berlaku selama 21 hari seperti kebijakan-kebijakan lockdown yang terjadi di negara lain.
Kebijakan lockdown tersebut berkaitan dengan melonjaknya kasus virus Corona di Afrika, pada hari Senin (30/3) tercatat ada sebanyak 4.200 kasus virus Corona.
Informasi yang dilansir dari South China Morning Post, beberapa cara yang digunakan oleh Afrika dalam menertibkan lockdowndengan pemberlakuan jam malam, menutup beberapa kota besar, bahkan sampai harus menggunakan gas air mata.
-
Dimana polisi melakukan patroli? Sejumlah lokasi menjadi perhatian polisi. Seperti yang terjadi di Langgam, Kabupaten Pelalawan. Patroli yang dipimpin Ps Kanit Intel Polsek Langgam Bripka Syafri Ariadi, dan diikuti oleh anggota lainnya, termasuk Aipda Binhot Hutagalung dan Bripka Friantara, menyasar pusat perbelanjaan di Desa Segati.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Dimana Polisi mengatur lalu lintas? Banjir mengakibatkan ruas jalan lintas Riau-Sumatera Utara (Sumut) tepatnya di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) terendam air.
-
Apa tujuan patroli polisi? 'Patroli ini bertujuan untuk memastikan keamanan di lokasi-lokasi yang sering dikunjungi masyarakat, terutama menjelang pemilihan umum yang dapat meningkatkan aktivitas masyarakat di luar rumah,' ujar Kapolsek Langgam Iptu Alferdo Kaban, Senin (4/11).
-
Dimana razia dilakukan? Petugas Satpol PP menggerebek sejumlah kamar kos yang berada di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Kepuharjo, Kabupaten Lumajang.
Di beberapa wilayah di Afrika juga ada polisi yang akan berpatroli untuk menertibkan kebijakan tersebut. Namun, beberapa wilayah di Afrika juga menggunakan cara-cara yang berbeda saat menertibkan warganya. Berikut ulasannya yang telah merdeka.com rangkum dari Liputan6.com, Senin (30/3/2020).
Polisi Tangkap Warga yang Tidak tertib
AFP/Jerome Delay
Tidak lama setelah kebijakan lockdown diterapkan di Afrika Selatan, pada Jumat (27/3) polisi menertibkan warga lansia di pusat kota Johannesburg. Pengendara motor yang masih melintas dikejar kemudian dihentikan, dan beberapa orang juga dikejar menggunakan tongkat oleh polisi. Ada juga laporan dari beberapa warga, polisi menggunakan peluru karet menertibkan kebijakan lockdown. Sejumlah 55 orang di berbagai wilayah di Afrika Selatan ditangkap oleh polisi.
Penggunaan Gas Air Mata
AFP
Sedangkan di wilayah Mombasa polisi menertibkan warganya dengan menggunakan gas air mata. Penggunaan gas air mata tersebut memaksa warga Mombasa untuk masuk ke dalam kapal feri. Para warga tersebut harus berada di dalam kapal feri sebelum jam malam di Mombasa tiba.
Namun, hal itu mendapat kritikan dari salah satu organisasi HAM, Amnesty International Kenya. Penggunaan gas air mata untuk menertibkan kerumunan masa adalah hal yang salah. Bisa saja orang yang terkena gas air mata itu mengusap air mata atau mengusap wajah mereka dengan tangan kotor yang akan meningkatkan kemungkinan penyebaran virus Corona.
Protes dari Berbagai Pihak
AFP/Jerome Delay
Protes warga atas tindakan polisi untuk menertibkan warga tersebut berasal dari Kenya. Di Kenya warga merasa takut akan perlakukan polisi ketika menggunakan kekuatannya untuk menertibkan warga.
"Kami merasa takut dengan polisi yang menggunakan kekuatannya secara berlebihan," jelas Amnesty International Kenya ketika mewakili warga yang mendapatkan perlakukan kekerasan dari polisi.
Hal tersebut juga dikuatkan karena Amnesty International Kenya mendapatkan bukti dari laporan beberapa korban, saksi mata dan ada rekaman video yang menunjukkan aksi polisi yang berlebihan tersebut.
Hal itu ditanggapi oleh Kementerian Dalam Negeri Kenya pada Sabtu (28/3), bahwa jam malam yang telah ditentukan adalah upaya untuk menjaga kesehatan warga di wilayah tersebut dari bentuk nyata ancaman virus Corona.
"Ketika melanggar aturan, itu bukan hanya tak bertanggung jawab atas diri sendiri, tetapi juga menempatkan orang lain dalam bahaya," jelasnya. (mdk/dem)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang warga Palestina khusyuk melaksanakan salat Jumat, para polisi Israel tampak terus mondar-mandir melakukan pengawasan.
Baca SelengkapnyaPolri harus membuka diri dengan melakukan evaluasi pelaksanaan operasi pengamanan massa.
Baca SelengkapnyaKekacauan yang berlangsung selama tiga malam ini menewaskan sedikitnya 4 orang. Prancis pun menetapkan keadaan darurat di pulau itu.
Baca SelengkapnyaPolisi Israel bersenjata lengkap itu melakukan pengawasan ketat terhadap warga Palestina yang hendak melaksanakan salat Jumat di Masjid Al Aqsa.
Baca SelengkapnyaArif mengatakan bahwa polisi semestinya tidak militeristik dan tidak menggunakan pendekatan kekerasan.
Baca SelengkapnyaGas air mata adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan kerumunan atau dalam situasi penegakan hukum sebagai alat non-mematikan.
Baca SelengkapnyaUsman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.
Baca SelengkapnyaIa juga menegaskan bahwa pengadaan gas air mata dialokasikan secara efisien.
Baca SelengkapnyaSenegal terjerumus dalam krisis politik setelah Presiden Macky Sall mengumumkan penundaan pemilihan presiden.
Baca Selengkapnya