Gunung Merapi Menggembung, Proses Evakuasi Akan Terapkan Protokol Kesehatan
Merdeka.com - Dalam dua tahun belakangan, aktivitas Gunung Merapi semakin meningkat. Beberapa kali gunung itu mengeluarkan erupsi freatik yang membuat warga sekitar cemas. Namun beruntungnya erupsi itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan ada penggembungan pada tubuh Gunung Merapi setelah terjadinya erupsi freatik pada 21 Juni.
Dilansir dari Liputan6.com pada Kamis (9/7), setelah terjadi erupsi tersebut, tubuh Gunung Merapi menggembung sekitar 0,5 cm per harinya. Namun menurutnya kecepatan penggembungan itu masih tergolong rendah dibandingkan dengan yang terjadi pada 2010 yang mencapai 130 cm dalam sebulan. Berikut selengkapnya:
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
-
Apa yang berubah di Gunung Merapi? Perubahan bentuk kubah lava itu teramati berdasarkan analisis morfologi pada periode 30 Juni-6 Juli 2023 BPPTKG menyebut morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan.
-
Mengapa Merapi mengalami gempa guguran? Gempa guguran biasanya terjadi setelah erupsi disebabkan guguran lava yang terjadi pada sistem pembentukan lava.
-
Bagaimana Merapi mengalami gempa guguran? 'Gempa guguran merupakan gerakan yang terekam pada alat seismogram karena fragmen lava jatuh ke bagian bawah akibat gravitasi bumi,'
-
Mengapa Semeru erupsi lagi? Gunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III, sehingga pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Akan Kembali Erupsi
©Handout/Merapi Observation/AFP
Dari tanda-tanda yang ada, Hanik mengatakan Gunung Merapi akan kembali mengalami erupsi atau tumbuh kubah lava. Selain itu dia juga menyampaikan sebelum tanggal 21 Juni lalu sudah ada gempa vulkanik yang terjadi baik yang sifatnya dangkal maupun dalam.
“Memang sejak 2018 aktivitas Gunung Merapi tidak pernah berhenti dan terus terjadi. Tapi itu belum membahayakan penduduk agar dalam radius 3 km dari puncak tidak ada aktivitas warga,” kata Hanik dikutip dari Liputan6.com.
Siapkan Desa Keluarga
©Twitter/JALIN Merapi
Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan bahwa persiapan evakuasi telah dilakukan sejak Maret 2020. Dia mengatakan, desa-desa yang ada di lereng Merapi telah memiliki desa saudara atau desa keluarga yang nantinya menjadi tujuan pengungsian warga.
Sebagai contoh, Bambang menyebutkan untuk Desa Tlogolele, Kecamatan Selo desa keluarganya adalah Desa Mertoyudan, Magelang. Sementara itu untuk Desa Klakah, Kecamatan Selo desa keluarganya adalah Desa Gantang Kecamatan Sawangan. Sedangkan untuk Desa Jrakah, Selo desa keluarganya adalah Desa Mudal Boyolali.
Proses Evakuasi Akan Terapkan Protokol Kesehatan
Mengingat masa pandemi COVID-19 belum berakhir, proses evakuasi nantinya akan menerapkan protokol kesehatan.
Berdasarkan catatan BPBD, jumlah warga Desa Klakah yang berada di Lereng Merapi adalah sebanyak 2.973 jiwa, untuk Desa Jrakah sebanyak 4.430 jiwa, dan untuk Desa Tlogolele sebanyak 2.786 jiwa.
Ganjar Minta Masyarakat Waspada
©2020 AFP/Handout/BPPTKG
Sementara itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat yang berada di lereng Merapi untuk tetap waspada dan tetap menaati protokol kesehatan. Namun dia mengakui sebenarnya warga relatif sudah siap menghadapi bencana yang sudah sering terjadi itu.
“Tinggal kami siapkan model siaganya seperti apa. Kalau dilihat secara mental, kebiasaan, dan pengalaman, masyarakat lebih siap. Hal yang menarik di desa ini adalah mereka punya desa saudara dalam penanganan bencana. Itu keren. Apalagi melibatkan dua kabupaten. Itu bisa menjadi contoh nasional,” ungkap Ganjar Pranowo dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (9/7). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi
Baca SelengkapnyaRangkaian letusan dan rupsi Gunung Marapi secara tidak kontinyu telah terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Selasa (20/2) sore.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat kembali erupsi pada Jumat (7/6).Tinggi kolom abu saat erupsi tercatat 600 meter di atas puncak.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan agar tidak memasuki di radius 4.5 km dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung marapi saat ini berada Level III (Siaga) dengan rekomendasi tidak berada di radius 4.5 km dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari puncak
Baca SelengkapnyaMasyarakat Dilarang Mendekati Kawah Radius sejauh 4,5 Km
Baca SelengkapnyaErupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 31 mm dan durasi sementara kurang lebih 39 detik
Baca SelengkapnyaSemua aktivitas wisata maupun pendakian dilarang hingga radius 4,5 Km
Baca SelengkapnyaMasyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak.
Baca SelengkapnyaSaat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi.
Baca Selengkapnya