UMKM Temanggung Kirim Produk Pewarna Alam ke Luar Negeri, Permintaan Hingga 1 Ton
Merdeka.com - Sempat lesu akibat pandemi COVID-19, kini perekonomian negara kembali bergeliat. Penjualan meningkat, kegiatan impor ekspor kembali dilakukan.
Peningkatkan ini berlaku juga pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Temanggung yang memproduksi pewarna alam.
UMKM Shibiru, asal Desa Gandu Wetan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, berhasil mengirim produk pewarna alami dari tanaman “strobilanthes cusia” ke berbagai negara. Bahkan permintaan pengiriman itu, jumlahnya hingga mencapai 1 ton lebih.
-
Bagaimana cara petani di Desa Sukobubuk mengekspor petai? Untuk menjaga petai kupas utuh dan tidak rusak atau tergores, petani yang ikut memasok petai kupas diberikan pelatihan cara mengupas agar bisa memenuhi standar kualitas ekspor. Petai kupas yang diterima dari para petani, kemudian dipilah ukuran yang standar. Setelah itu dicuci dan ditiriskan hingga kering, baru masuk proses pengemasan dengan ukuran 100 gram per bungkus, dilanjutkan dengan tahap vakuum dan blasting agar kemasan tetap awet saat dikirim ke Negara Jepang.
-
Dari mana komoditas pertanian diekspor? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Apa yang diekspor dari Desa Sukobubuk? Akhirnya, pada akhir tahun 2023 kelompok tani itu bisa mengekspor petai 3 kuintal dan lolos masuk ke Jepang. Kemudian Oktober 2024 kembali mengirim sebanyak 5 kuintal petai kupas, ditambah nangka muda dan jengkol.
-
Dimana produk gula semut Dusun Semen diekspor? Salah satu negara tujuan ekspor gula ini adalah Malaysia.
-
Dimana budidaya Alga milik Yusron sudah diekspor? Saat ini, Muhammad Yusron memiliki usaha pertanian bernama Algaepark ini seluruh hasilnya sudah tidak lagi melayani pasar dalam negeri, melainkan sudah mancanegara termasuk Amerika dan Russia yang memanfaatkan Alga untuk bahan pangan astronot dan tentara.
-
Kenapa produk UMKM Purwakarta ini bisa terjual ke 4 benua? Menurut Cucu, kualitas bahan dan hasil produk menjadi kunci bisnisnya bisa tembus pasar luar negeri.
Permintaan hingga 1 Ton
©Instagram/@shibirufat
Pemilik Shibiru, Fatah Syaifur Rochman mengatakan, setelah COVID-19 melanda akhir-akhir ini, beberapa negara seperti Jepang dan Malaysia mulai meminta lagi pengiriman pewarna alam dari Shibiru.
“Kalau sebelum COVID-19 beberapa negara yang berminat membeli pewarna alam dari Shibiru berasal dari Jepang, Malaysia, Australia, Filipina, dan Amerika Serikat. Selama COVID-19 hampir semua permintaan terhenti dan dalam sebulan terakhir sudah ada permintaan dari Jepang dan Malaysia,” kata Fatah dikutip dari ANTARA pada Rabu (30/11).
Ia menambahkan, sebelum COVID-19, permintaan dari Jepang rata-rata 500 kilogram dan dari Malaysia 200-250 kilogram per bulan. Setelah COVID-19 mereda, bulan lalu Jepang minta dikirim sebanyak 1,3 ton dan dari Malaysia minta dikirim 300 kilogram.
Pemesanan Dalam Negeri
©Instagram/@shibirufat
Selain dari luar negeri, Fatah juga kebanjiran pesanan dari dalam negeri. Ia mengatakan hampir semua kota yang ada pembatiknya memesan pewarna alami dari Shibiru.
“Sekarang sekitar 600an kilogram per bulan permintaan dari dalam negeri. Paling banyak dari Bandung, Jakarta, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Palembang,” kata Fatah.
Menurutnya, akhir-akhir ini permintaan juga datang dari Labuhan Bajo, Flores, Lombok, Tapanuli, dan Toraja. Dalam sebulan, Fatah mengaku UMKM-nya bisa memproduksi pewarna alam sebesar 750 kilogram hingga 1 ton dalam bentuk pasta.
Potensi Temanggung
©Instagram/@shibirufat
Sebelumnya, Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo mengunjungi UMKM Shibiru. Menurutnya, warna biru yang diproduksi UMKM itu memiliki ciri khas yang unik.
“Selain dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia, Shibiru kini juga menjajal pasar ekspor ke luar negeri. Ini merupakan potensi luar biasa UMKM Kabupaten Temanggung yang perlu terus didorong untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Heri dikutip dari ANTARA. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca SelengkapnyaSalah satu komoditas unggulan hutan Jawa Timur ialah gondorukem. Hasil olahan tanaman hutan yang punya beragam fungsi ini persis berlian.
Baca SelengkapnyaHanya lulusan SMP, Sri mampu berjaya dengan usaha ekspor buah-buahan lokal.
Baca SelengkapnyaEkspor perdana ini merupakan bukti bahwa produk-produk asal Maluku memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar internasional
Baca SelengkapnyaPemprov Kaltim terus berupaya memacu peningkatan dan pengembangan produksi komoditas pisang di daerah.
Baca SelengkapnyaHingga akhir tahun lalu Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia sebesar 33,6 miliar dolar AS.
Baca SelengkapnyaSaat ini Desa Devisa Tenun Gresik memiliki kapasitas produksi mencapai 146.400 lembar sarung per bulan.
Baca SelengkapnyaKacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.
Baca SelengkapnyaKesuksesan petani wortel lokal dari Tanah Karo ini menjadi bukti jika potensi komoditas tersebut bisa berkembang dan untung besar.
Baca SelengkapnyaHutan yang dimiliki Jawa Timur sangat kaya akan keberagaman flora dan fauna. Banyak komoditas jadi rebutan negara-negara maju di dunia.
Baca SelengkapnyaJatim punya ratusan desa devisa, jahe hingga bonggol jati laris di pasar luar negeri.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca Selengkapnya