Jadi Polemik, Ini Deretan Potret Baliho Warga Sleman Tuntut Ganti Rugi Lahan Tol
Merdeka.com - Pembangunan jalan tol mulai dilakukan di Yogyakarta. Wilayah ini dinilai strategis untuk dibangun tol mengingat keberadaannya sebagai destinasi wisata.
Namun pembangunan tol di sana ternyata memunculkan polemik, terutama terkait Uang Ganti Rugi (UGR) lahan warga yang terdampak tol. Hal inilah yang terlihat dari bentangan spanduk pada ruas jalan di Kelurahan Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman.
Tampak dari spanduk-spanduk itu mereka menyuarakan tuntutan terkait pembangunan tol tersebut. Berikut selengkapnya:
-
Mengapa pembangunan Tol Yogyakarta-Kulon Progo dirasa perlu? Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut juga memberikan pilihan transportasi dengan biaya lebih rendah dan waktu tempuh lebih cepat. “Ini dipastikan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui pengurangan biaya distribusi dan menyediakan akses ke pasar regional maupun internasional. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
-
Apa tujuan utama pembangunan Tol Yogyakarta-Kulon Progo? Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo Seksi Yogyakarta-Kulon Progo berfungsi untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas serta kapasitas jaringan jalan antar wilayah di DIY.
-
Bagaimana pembangunan Tol Jogja-Solo di Ring Road Utara? Di kawasan Ring Road Utara Yogyakarta, jalan tol itu rencananya dibuat melayang.
-
Bagaimana proses pengadaan tanah untuk Tol Yogyakarta-Kulon Progo? Pelaksanaan pengadaan tanah di Tahun Anggaran 2022-2023 meliputi tahapan persiapan di antaranya membentuk tim, merencanakan pembangunan, melakukan pendataan awal, melakukan konsultasi publik, penetapan lokasi, dan pengumuman penetapan lokasi.
-
Di mana saja wilayah yang dilalui Tol Yogyakarta-Kulon Progo? Rencananya seksi pembangunan tol itu akan melewati Kabupaten Sleman dan Bantul.
-
Kenapa tanah urug dari Gunung Gedang dipakai untuk tol Jogja-Bawen? Dalam pengerjaannya, diperlukan banyak sekali tanah timbunan untuk ruas tol yang dibuat tidak melayang. Sebagai gambaran, untuk jalur utama tol kurang lebih memiliki lebar 23 meter. Sementara space di kanan kiri jalan kurang lebih memiliki lebar 10 meter. Untuk tinggi dari tanah timbunan sendiri berada di angka kurang lebih sekitar 6 meter.
Tuntut Ganti Rugi
©Instagram/@merapi_uncover/@luz_fotografi
Dalam postingan foto yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover pada Minggu (22/1), tampak spanduk-spanduk tuntutan terbentang di pinggir jalan. Mereka menuntut uang ganti rugi proyek tol yang tak kunjung cair.
“Kami sudah cukup sabar menunggu. Uangnya dikemanakan,” begitu bunyi tulisan pada salah satu spanduk.
©Instagram/@merapi_uncover
“Berikan kami keteladanan untuk taat peraturan. Ada pasal yang harus segera dilaksanakan,” tulis spanduk yang lain.
Protes Pakai Pantun
©Instagram/@merapi_uncover/@luz_fotografi
Berbagai cara kreatif dilakukan warga untuk mengungkapkan protes tersebut. Salah satunya dengan menuliskan pantun pada spanduk.
“Beruang mati di Miami. Disemai bara dan tepung kanji. Uang ganti rugi itu hak kami. Tunaikan segera sesuai janji,” tulis salah satu spanduk.
“Kalau ada ruko yang kosong. Boleh si Mixue ambil alih. Kalau UGR masih tetap zonk. Boleh dong kami terus menagih.”
Tidak Menolak
©Instagram/@merapi_uncover/@luz_fotografi
Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, pada intinya warga tidak menolak pembangunan tol. Hanya saja mereka menuntut janji yang telah dikeluarkan pihak proyek tol tersebut.
“Warga Nglarang terdampak proyek tol berkomitmen mensukseskan proyek tol Jogja-Solo, namun (1) Janjinya saat sosialisasi ganti untung loh (2)Rego di bawah 4 juta apa cukup untuk pindah rumah (3) Jangan ada oknum-oknum yang merugikan warga,” tulis selebaran berisi tuntutan itu.
(mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rute jalan tol direncanakan melewati empat kecamatan dan 12 kelurahan.
Baca SelengkapnyaSelain para pendemo, warganet juga keluhkan kondisi jalan melalui media sosial
Baca SelengkapnyaLokasi tol itu nantinya akan melewati kawasan permukiman penduduk yang sangat padat.
Baca SelengkapnyaDi balik megahnya pembangunan proyek tol Jogja-Bawen, terdapat satu Lokasi penting yang menjadi sumber material utama untuk tanah urug.
Baca SelengkapnyaPatok-patok proyek tol sudah dipasang di sekeliling desa
Baca SelengkapnyaSelain Situs Yoni tersebut, diperkirakan masih ada benda-benda peninggalan sejarah lain yang terkubur di sana.
Baca SelengkapnyaJalan Tol Puncak-Cianjur, memerlukan kajian mendalam dalam aspek dampak lingkungan dan potensi kebencanaan.
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca SelengkapnyaPembangunan jalan alternatif itu merupakan bagian dari pembangunan JJLS di selatan Gunungkidul
Baca SelengkapnyaBeberapa bangunan di pinggir Ring Road tampak sudah mulai dibongkar karena terdampak proyek tol
Baca SelengkapnyaRibuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Baca SelengkapnyaPT Jasamarga Jogja Solo (JMJ) memberlakukan tarif tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo (Jogja-Solo) segmen Kartasura-Klaten, Jumat (8/11) pukul 24.00 WIB.
Baca Selengkapnya