Waspadai Bencana saat Musim Hujan, Pakar UGM Jelaskan Hal Ini
Merdeka.com - Musim hujan kian dekat. Beberapa daerah di Jateng dan DIY pun sudah mulai diguyur hujan. Namun akan ada bencana-bencana yang rawan terjadi di musim hujan, terutama banjir dan tanah longsor.
Pakar Klimatologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Emilya Nurjani mengatakan terdapat dua upaya mitigasi atau pencegahan terhadap terjadinya bencana alam itu, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Selain itu, ia menilai pemerintah harus memberi regulasi khususnya menyangkut tugas dan sumber pendanaan.
Tak hanya itu, dia juga memaparkan sebuah teknologi guna mengantisipasi bencana akibat hujan lebat. Lalu seperti apa teknologi itu? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana cara mencegah penyakit musim hujan? Kesadaran dan kesiapan untuk menghadapi ancaman penyakit musim hujan merupakan kunci dalam menjaga kesehatan masyarakat. Dengan mengetahui berbagai jenis penyakit yang mungkin muncul, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dan keluarga mereka.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit menular di musim hujan? Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit-penyakit ini.
-
Bagaimana mitigasi bencana di Sumut? Salah satu aspek utama dari mitigasi bencana adalah identifikasi risiko dan kerentanannya. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di suatu wilayah, seperti gempa bumi, banjir atau badai.Dengan memahami risiko ini, pihak terkait dapat merancang langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak potensial dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan di musim hujan? Di sisi lain, kita juga harus tetap menjaga kesehatan dengan baik guna mengurangi risiko kemungkinan terkena penyakit yang mungkin muncul pada musim ini.
-
Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan di musim hujan? Cara menjaga kesehatan tubuh di musim hujan perlu diketahui oleh semua orang.
-
Bagaimana mencegah penyakit kulit di musim hujan? Untuk mencegah penyakit kulit di musim hujan, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan, antara lain: Menjaga kebersihan tubuh dan mandi secara teratur. Hal ini dapat membantu menghilangkan kotoran, minyak, dan bakteri yang menempel pada kulit.Menggunakan pakaian yang bersih dan kering. Pakaian yang basah atau lembab dapat menjadi sarang jamur dan menyebabkan iritasi kulit.Menghindari kontak langsung dengan air yang tergenang. Air yang tergenang dapat mengandung polutan dan racun yang berbahaya bagi kulit. Menggunakan pelembap dan tabir surya. Pelembap dapat membantu menjaga kelembaban kulit, sedangkan tabir surya dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.Mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Makanan yang kaya vitamin, mineral, antioksidan, dan cairan dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan sistem imun. Berolahraga secara rutin dan cukup tidur. Olahraga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengeluarkan racun melalui keringat, sedangkan tidur dapat membantu proses regenerasi kulit.Menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit. Produk yang mengandung AHA, BHA, PHA, atau retinol dapat membantu mengontrol minyak dan menghilangkan sel-sel kulit mati. Namun, jika Anda memiliki kulit sensitif, Anda harus berhati-hati dalam menggunakan produk ini dan konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Mitigasi Struktural
©2021 BPBD Tasikmalaya
Salah satu upaya mitigasi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana alam adalah mitigasi struktural. Menurut Emilya, mitigasi struktural merupakan langkah pengurangan risiko bencana melalui rekayasa teknis bangunan tahan bencana.
Melansir dari Ugm.ac.id, salah satu upaya mitigasi struktural yang bisa diambil dalam menghadapi kerentanan bencana akibat hujan adalah membersihkan sampah di selokan, memperbaiki tanggul agar debit air sungai tidak meluap, memperbaiki pintu air bendungan, serta memperkuat zona perakaran tanaman di tebing bukit.
“Selain itu juga membangun tebing tembok untuk mengurangi bahaya longsor di lereng-lereng yang berpotensi longsor,” kata Emilya.
Peran Pemerintah
©Pixabay/PublicDomainPictures
Emilya menambahkan, bentuk mitigasi non struktural bisa dilakukan dengna sosialisasi kepada masyarakat secara bersama-sama terkait potensi bencana yang bisa terjadi saat hujan lebat. Selain itu, mitigasi non struktural ini juga bisa dilakukan dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat sebagai relawan, regulasi dan peraturan untuk mitigasi, dan adaptasi bencana.
Dalam hal ini, Emilya mengatakan bahwa pemerintah bisa membuat peraturan (SOP) yang menyangkut tugas yang harus dilakukan termasuk sumber pendanaan. Hal selanjutnya adalah memberikan sosialisasi pada masyarakat setempat untuk lebih peduli terhadap upaya mitigasi dan adaptasi.
“Pemerintah perlu membangun teknologi untuk mitigasi dan adaptasi karena dengan peningkatan kapasitas maka risiko bencana akan berkurang,” ungkap Emilya.
Teknologi Rain Water Harvesting
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Petr Malyshev
Emilya menjelaskan, untuk mengantisipasi hujan lebat, masyarakat dapat menerapkan teknologi Rain Water Harvesting. Apa itu? Rain Water Harvesting adalah metode menampung air hujan yang jatuh di atap rumah lewat talang dan kemudian ditampung dalam penampungan hujan. Selanjutnya air hasil tampungan bisa dimanfaatkan untuk simpanan air atau dimasukkan ke dalam sumur resapan yang kemudian bisa digunakan untuk mencuci, mandi, maupun untuk kolam.
Selain itu, upaya lain untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan saat musim hujan dengan menebang cabang pohon yang sudah tinggi atau memangkas ujung-ujung pohon. Tak hanya itu, masyarakat di pedesaan juga bisa membuat sumur resapan bersama sehingga daya tampung air hujan yang bisa diolah lagi itu semakin besar. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di Kecamatan Cibitung, Selasa (21/11).
Baca SelengkapnyaPuan Maharani meminta Pemerintah melakukan mitigasi dan memperkuat sistem early warning, terutama di daerah rawan bencana.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaWarga pun diimbau untuk berhati-hati saat melakukan aktivitas di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia bagian tengah dan timur mayoritas masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga deras pada Agustus
Baca SelengkapnyaWarga Jakarta diminta bijak gunakan air bersih dalam menghadapi musim kemarau
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah dan kementerian serta lembaga terkait diminta mengantisipasi serta mengedukasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaPenyebab kembali tingginya curah hujan akibat fenomena regional seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossbi, dan Madden-julian di sejumlah wilayah tanah air.
Baca SelengkapnyaMenurut Puan Maharani, infrastruktur yang kokoh akan mengurangi risiko bencana alam akibat cuaca ekstrem.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta meminta warga agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaBNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca Selengkapnya