Yogyakarta Kenalkan Metode Tes Covid-19 Ramah Anak dan Lansia
Merdeka.com - Pekan depan pemerintah Kota Yogyakarta berencana mengenalkan metode baru alat tes Covid-19. Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan, alat ini nantinya lebih ramah terhadap anak dan warga lanjut usia (lansia). Pasalnya metode dengan sampel dari hidung dan tenggorokan yang digunakan selama ini membuat tidak nyaman, sehingga dapat menurunkan jumlah testing yang Covid-19.
“Metode tes PCR swab dengan mengambil sampel dari hidung dan mulut terkadang membuat banyak orang merasa tidak nyaman khususnya anak-anak dan lansia. Makanya, kami akan kenalkan metode baru,” kata Haryadi Suyuti dilansir dari Antara, Kamis (14/10).
Menurutnya, metode baru tersebut adalah menggunakan sampel air liur sehingga diharapkan lebih nyaman dilakukan oleh lansia dan anak-anak.
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Kenapa tes sidik jari diragukan para ahli? Banyak ahli di bidang psikologi dan pendidikan meragukan akurasi serta validitas dari tes tersebut.
-
Siapa yang meragukan tes sidik jari? Banyak ahli di bidang psikologi dan pendidikan meragukan akurasi serta validitas dari tes tersebut.
-
Apa yang diujicoba oleh para ilmuwan? Para ilmuwan sedang melakukan percobaan untuk membuat prototipe chip jaringan 6G di masa depan.
-
Mengapa tes gambar orang digunakan? Tujuan dari tes gambar orang psikotes dalam dunia kerja adalah untuk memberikan wawasan mendalam tentang karakteristik kepribadian calon karyawan yang mungkin tidak terlihat selama proses wawancara biasa.
-
Bagaimana tes sidik jari bekerja? Sidik jari merupakan pola genetik yang terbentuk selama perkembangan janin dan berfungsi sebagai identitas unik seseorang, tetapi tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa pola tersebut memiliki hubungan langsung dengan kecerdasan, kepribadian, atau bakat anak.
“Dengan demikian, kami tetap bisa melakukan testing yang lebih baik. Rencananya, pekan depan akan kami kenalkan,” ungkapnya.
Haryadi menyebut, tracing dan testing di Kota Yogyakarta tetap perlu ditingkatkan untuk memastikan penularan Covid-19 sudah turun dan bisa dikendalikan.
Pada Rabu, Kota Yogyakarta mencatat tambahan tiga kasus baru, empat pasien sembuh atau selesai isolasi dan tidak ada pasien meninggal dunia. Dengan demikian, kasus aktif di kota tersebut tercatat 103 kasus.
Sedangkan vaksinasi bagi warga Kota Yogyakarta, lanjut Haryadi, sudah bisa dituntaskan. Yogyakarta sudah mendeklarasikan tuntas vaksin (dosis pertama) pada 7 Oktober.
“Termasuk untuk warga lansia. Mereka mendapat prioritas lebih awal saat program vaksinasi diluncurkan. Jadi, saya berani katakan jika vaksinasi untuk lansia sudah 100 persen,” katanya.
Sedangkan untuk kebutuhan treatment atau perawatan kepada warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, Kota Yogyakarta tetap mengoperasionalkan dua selter penanganan yaitu Selter Tegalrejo dan Selter Gemawang.
“Jika ada warga yang terkonfirmasi positif maka akan langsung direkomendasikan untuk dirawat di selter guna meminimalisasi potensi penularan di keluarga dan wilayah,” kata Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi.
Saat ini, Selter Tegalrejo yang memiliki kapasitas 84 pasien hanya merawat lima pasien dan Selter Gemawang sudah tidak lagi menerima pasien namun tetap disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Reporter: Azizta Laksa Mahardikengrat (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Biasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca SelengkapnyaOrang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaMycoplasma Pneumonia bisa dicegah dengan vaksinasi dan jaga jarak.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaVirus ini sudah menyebar di Indonesia, namun belum terdeteksi menyebar di Kota Yogyakarta
Baca SelengkapnyaProf. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan agar kita waspada terhadap peningkatan kasus gondongan dan cacar air di kalangan siswa.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaTes gula darah ini menjadi bagian dari kegiatan skrining untuk mendeteksi masalah kesehatan yang mungkin dialami para siswa.
Baca SelengkapnyaAkibat wabah tersebut, sekolah meliburkan sementara.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca Selengkapnya