3 Fakta Baru Balita di Batu Dianiaya Kekasih Ibunya, Begini Kondisinya Sekarang

merdeka.com Sekitar 3 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Seorang balita berusia 2,5 tahun di Kota Batu, Jawa Timur, menjadi korban penganiayaan kekasih ibunya. Ia mengalami luka di sekujur tubuhnya.

Berdasarkan keterangan Kepolisian Resor (Polres) Batu, kini kondisi balita tersebut sudah mulai membaik. Kapolres Batu, AKBP I Nyoman Yogi Hermawan berharap kondisi balita korban penganiayaan segera pulih dan tidak mengalami trauma.

"Luka sudah membaik. Akan tetapi, perlu perawatan intensif. Korban diharapkan segera pulih dan bisa segera bermain kembali dan menikmati masa kecil serta tidak trauma," ujar Yogi di Kota Batu, Rabu (27/10/2021).

Orang lain juga bertanya?

Luka di Sekujur Tubuh

012 hikmah wilda amalia

Pelaku penganiayaan berinisial WK (26) menyiram korban dengan air panas. Akibatnya, hampir seluruh tubuh korban mengalami luka-luka. Luka cukup parah berada di bagian tangannya.

Selain disiram air panas, hasil visum menunjukkan korban mengalami luka bekas sundutan rokok dan bekas gigitan pada jari-jarinya.

"Luka paling parah di tangan, dan hampir seluruh tubuhnya juga mengalami luka," lanjut Yogi, mengutip dari ANTARA.

Pelaku WK yang merupakan kekasih atau calon suami ibu korban sudah tinggal bersama korban dan ibunya sejak Agustus 2021. Penganiayaan terhadap balita tersebut ditengarai dilakukan tersangka WK sejak mereka tinggal bersama.

Pendampingan Korban

Kasat Reskrim Polres Batu Iptu Yussi Purwanto menambahkan, kini korban mendapatkan pendampingan untuk menjalani proses pemulihan trauma atau trauma healing. Walaupun kondisinya sudah baik, korban masih memerlukan pendampingan.

"Kami menggunakan psikiater yang mendampingi untuk trauma healing. Kondisi sudah membaik tetapi tetap didampingi," ungkapnya.

Motif Penganiayaan

Penganiayaan balita di Kota Batu itu dilatarbelakangi faktor ekonomi. Korban dianggap membebani kehidupan pelaku karena bukan darah dagingnya sendiri.

Selain permasalahan ekonomi, pelaku juga kesal dengan korban karena sering rewel. Kemudian, pelaku juga memiliki permasalahan dengan ibu balita tersebut.

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 80 ayat (2) juncto 76c Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 yang telah diubah UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun. (mdk/rka)