Kapan Corona Berakhir? Ini Prediksi Jubir Covid-19 Achmad Yurianto
Merdeka.com - Merebaknya virus Corona di berbagai belahan dunia telah menjadi perhatian banyak pihak. Banyak kepanikan dan kekhawatiran yang ditimbulkan.
Sejumlah negara seperti Italia, Denmark, Korea, Hongkong dan lainnya sudah melakukan lockdown. Langkah tersebut dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona di kalangan masyarakat.
Di Indonesia, jumlah pasien positif Covid-19 mulai meningkat. Namun hingga saat ini, pemerintah belum mengambil keputusan lockdown (karantina wilayah) terkait merebaknya Corona.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Apa isi video yang viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet.'YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud,' tulisnya di awal video yang diunggahnya. Rupanya selama 14 tahun ini, ia telah menuntun suaminya sedikit demi sedikit untuk kembali ke Tuhannya.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Apa narasi video Youtube tersebut? 'SIDANG DPR ANCUR ANCURAN‼️J0K0WI TERSERET, DPR & ERICK THOHIR SEPAKAT BONGKAR SMUA KASUS JKW' tulis akun @SATU BANGSA di keterangan video.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
Melalui video yang diunggah di Youtube Deddy Corbuzier, juru bicara penanganan Covid-19 Achmad Yurianto berbicara banyak mengenai Corona di Indonesia. Ia juga menjelaskan alasan Indonesia tidak melakukan lockdown seperti negara lain hingga prediksi kapan Corona berakhir.
Kapan Indonesia melakukan lockdown?
2020 Merdeka.com /YouTube Deddy Corbuzier
Dalam video tersebut, Deddy Corbuzier menanyakan banyak hal terkait Corona yang kini sedang jadi perhatian publik. Achmad Yurianto sempat berdiskusi dengan Deddy mengenai bagaimana penanganan Corona di Indonesia, termasuk pilihan melakukan lockdown.
"Dalam kondisi apa Indonesia harus lockdown?" tanya Deddy kepada jubir Corona,Achmad Yurianto.
"Pada saat pengendalian penularan ini tidak mampu kita kendalikan." jawab Achmad Yurianto.
Lockdown berdampak lebih besar.
2020 Merdeka.com /YouTube Deddy Corbuzier
Sebagai jubir Corona, Achmad Yurianto juga memberikan gambaran jika Indonesia melakukan lockdown. Menurutnya, akan banyak dampak buruk yang muncul setelah mengambil langkah tersebut.
"Karena kita tau kalo dampak sangat luar biasa dan ini (dampak lockdown) tidak pulih dalam sehari, setahun, dua tahun, ini akanpanjang. Dampak ekonomi itu besar, tapi dampak kesehatan lebih mahal dari ekonomi." jelasnya sebagai juru bicara penanganan kasus Covid-19.
Pemerintah berpendapat bahwa hal terpenting dalam pencegahan penyebaran virus corona saat ini adalah mengurangi mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lain. Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tidak berkumpul atau mendatangi kerumunan untuk saat ini.
Selama 90 hari Corona akan selesai.
2020 Merdeka.com /YouTube Deddy Corbuzier
Dalam podcastnya, Deddy juga menanyakan sampai kapan perkiraan penanganan virus corona di Indonesia akan berakhir.
"Kita sudah bersepakat kalo kita tidak melakukan apa-apa ini akan berdampak sekian lama, tapi kalo melakukan alternatif A akan sekian lama, arternatif B akan sekian lama, kita sedang membuat alternatif terbaik yang mampu kita laksanakan dan kita memberi bentang waktunya itu di sembilan puluh hari, tiga bulan artinya jika ini kita lakukan secara keras maka tiga bulan selesai." jawab Achmad Yurianto.
Perlu kerjasama untuk melawan Corona.
2020 Merdeka.com /YouTube Deddy Corbuzier
Namun menurutAchmad Yurianto, penanganan corona tidak dapat selesai dalam 90 hari jika tidak ada kerjasama masyarakat. Dampak penanganan akan lebih lama jika masyarakat tidak saling bahu-membahu mengantisipasi covid-19.
"Kalo kita bekerja, berupaya yang paling keras tiga bulan sudah selesai, tapi kalau kita tidak melakukan apa-apa, bisa lebih dari itu. Kalo kita tidak berusaha keras mencari sumber penyakit yang positif, tidak bekerja keras melibatkan semua kapasitas yang ada ya kita bisa lebih dari sembilan puluh hari." ungkap Achmad Yurianto. (mdk/mif)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca SelengkapnyaBeredar video Jokowi menyebut keluar dari APEC karena tak sejalan dengan pendapat AS.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca Selengkapnya