Apa Saja yang Bisa Perlambat Penyebaran Virus Corona? Ini Jawaban Lengkapnya
Merdeka.com - Virus Corona atau COVID-19 telah menjadi kegelisahan warga dunia karena penyebarannya yang cukup cepat. Lebih dari 177 negara kini telah terinfeksi dan salah satunya adalah Indonesia. Setelah diumumkannya kasus pertama sejak 2 Maret 2020, kini jumlah korban positif Corona mencapai 548 kasus, dan diduga masih terus bertambah.
Mengikuti seruan dari World Health Organization (WHO), bagi negara-negara untuk 'mengambil tindakan yang mendesak dan agresif', para pemimpin dunia mengadakan pembicaraan krisis dengan para pejabat kesehatan untuk mencari cara terbaik melindungi masyarakat dari virus Corona yang menyebabkan lebih dari 14.000 kematian di seluruh dunia.
Dilansir dari Health, salah satu yang dibicarakan adalah herd immunity atau kekebalan kawanan/ kelompok. Apa itu Herd immunity?
-
Bagaimana cara meningkatkan kekebalan tubuh? Vitamin D secara umum juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terinfeksi kuman, mengurangi risiko terkena sindrom iritasi usus, bahkan mencegah kambuhnya asma.
-
Apa saja manfaat imun yang kuat? Berikut adalah beberapa alasan mengapa meningkatkan imun anak sangat penting: Mencegah Penyakit Infeksi: Sistem kekebalan tubuh yang kuat membantu melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi, termasuk flu, pilek, infeksi telinga, dan penyakit lain yang dapat memengaruhi kesehatan mereka secara umum.
-
Makanan apa yang bantu tingkatkan imunitas tubuh? Buah jeruk dengan kandungan vitamin C nya memang terkenal dan sering kali dipuji karena perannya dalam meningkatkan fungsi kekebalan tubuh manusia.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Mengapa nenek moyang makhluk hidup memiliki sistem kekebalan? 'LUCA memiliki sistem kekebalan awal sebagai cara untuk menghindari virus,' kata Moody.
Apa itu Herd Immunity
2020 Merdeka.com/ cdc
Herd immunity atau juga dikenal dengan imunitas kawanan didefinisikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sebagai situasi di mana proporsi populasi yang cukup kebal terhadap penyakit menular (melalui vaksinasi dan/ atau antibody dari infeksi sebelumnya) membuat penyebarannya dari orang ke orang menjadi lambat bahkan bisa berhenti.
Artinya, di mana ada suatu kekebalan kawanan atau herd immunity yang berasal dari vaksinasi atau yang sudah terinfeksi dan dapat sembuh, akan lebih sedikit orang yang bisa terinfeksi, karena penyebaran virus dari orang ke orang cukup sulit.
Kekebalan kawanan melindungi orang yang tidak dapat divaksinasi karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak cukup kuat dan karena itu paling rentan terhadap penyakit serius.
"Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi," kata Martin Hibberd, seorang profesor penyakit menular di London School of Hygiene & London yang dilansir dari Aljazeera.
Dilansir dari DW, perbedaan utama antara kekebalan yang berasal dari vaksin buatan dengan yang terinfeksi dan membentuk antibodi adalah kemanjurannya. Vaksinasi adalah kekebalan buatan yang aktif untuk membantu seseorang mengatasi virus, sementara infeksi pada akhirnya merupakan cara paling alami untuk memberikan kekebalan pada tubuh seseorang.
Walaupun kedua jenis kekebalan ini bertahan untuk waktu yang sangat lama, suatu bentuk kekebalan alami biasanya lebih efektif dan mampu menghasilkan lebih banyak produksi antibodi, yang membantu kemungkinan infeksi di masa depan.
Contoh kekebalan kawanan melalui vaksinasi adalah wabah campak di antara anak-anak usia prasekolah di AS pada akhir 1980-an. Tingkat infeksi menurun lebih cepat seiring dengan peningkatan cakupan imunisasi.
Para peneliti yang meneliti hubungan antara kejadian campak dan cakupan imunisasi di antara anak-anak usia prasekolah menyimpulkan bahwa cakupan imunisasi sekitar 80% mungkin cukup untuk menghentikan wabah campak berkelanjutan di komunitas perkotaan.
Tentu saja, belum ada vaksin untuk COVID-19. Jadi situasi kekebalan kawanan sedikit berbeda. Satu-satunya pilihan adalah pemulihan dari infeksi, yang berarti membiarkan sebagian besar orang terkena virus di beberapa titik dan membuatnya kebal dari virus.
"Belum ada vaksin buatan yang pasti untuk melindungi orang dari COVID-19, menunggu kekebalan kawanan terjadi bukanlah strategi kesehatan masyarakat yang baik," tulis ahli virus UK Jeremy Rossman, PhD. Mengingat tingkat infeksi yang sangat cepat di seluruh dunia, dan menyebabkan kematian banyak orang.
Matthew Baylis, seorang profesor di Institute of Infection, Veterinary and Ecological Sciences di Liverpool University juga mengatakan hal yang sama terhadap strategi herd immunity, "Tetapi tidak harus - dan tidak akan - dengan cara ini," katanya seperti yang dilansir dari Aljazeera.
Langkah baik yang bisa dilakukan sekarang adalah mengurangi jumlah orang yang terinfeksi oleh satu orang, dengan langkah-langkah jarak sosial seperti menutup sekolah, bekerja dari rumah, menghindari pertemuan besar, dan sering mencuci tangan.
Namun, sembari melakukan social distancing atau menjaga jarak sosial, perlu dilakukan pemerataan kurva, seperti di Indonesia di mana kasus infeksi meningkat cepat. Pemerataan kurva dapat membantu petugas medis untuk tidak kewalahan dalam menolong korban positif Corona. Jadi, apa itu pemerataan kurva?
Apa itu Flatten the Curve atau Pemerataan Kurva
2020 Merdeka.com/ cdc
Dilansir dari Live Science, kurva yang dibicarakan tersebut yaitu sebuah grafik yang menggambarkan dua kurva. Satu kurva berbentuk lebih tinggi dan curam sedang kurva yang lain tampak landai. Terdapat garis titik-titik di grafik tersebut, yang mana kurva yang tinggi dan curam melewati batas garis tersebut, sedangkan yang landai berada di bawahnya. Garis tersebut menunjukkan kapasitas dan sumber daya rumah sakit yang tersedia.
Sedangkan dua kurva tersebut menggambarkan jumlah orang yang terinfeksi. Di mana pada kurva curam, virus menyebar secara eksponensial (yaitu, jumlah kasus terus meningkat dua kali lipat pada tingkat yang konsisten), dan jumlah total kasus meroket ke puncaknya dalam beberapa minggu.
Kurva infeksi dengan kenaikan curam juga memiliki penurunan tajam, setelah virus menginfeksi hampir semua orang yang dapat terinfeksi, jumlah kasus juga mulai menurun secara eksponensial.
Namun masalahnya, semakin cepat kurva infeksi naik, semakin cepat sistem perawatan kesehatan setempat kelebihan beban melebihi kapasitasnya untuk merawat orang. Seperti yang kita lihat di Italia, semakin banyak pasien baru, mungkin terpaksa pergi tanpa mendapat tempat tidur ICU, dan semakin banyak rumah sakit mungkin kehabisan pasokan dasar yang mereka butuhkan untuk menanggapi wabah.
Sebaliknya, kurva yang lebih datar mengasumsikan jumlah orang yang sama akhirnya terinfeksi, tetapi dalam jangka waktu yang lebih lama. Tingkat infeksi yang lebih lambat berarti sistem perawatan kesehatan tidak kelebihan pasien, di mana lebih sedikit kunjungan rumah sakit pada hari tertentu dan lebih sedikit orang sakit yang ditolak.
Bagaimana kita meratakan kurva?
Karena belum memiliki vaksin khusus maupun obat untuk menghentikan penyebaran virus, WHO menyarankan untuk sering mencuci tangan, menerapkan social distancing, tidak menyentuh wajah, dan melakukan pencegahan lain seperti yang sudah disarankan.
Dengan begitu akan mengurangi penyebaran yang artinya rumah sakit bisa menangani pasien infeksi yang ada sebelumnya tanpa harus ada tambahan pasien secara drastis. Strategi pemerataan kurva ini sebelumnya berhasil dilakukan saat pandemi flu 1918, pemerintah Philadelphia melakukan isolasi diri untuk semua warga dan melihat kematian 2.000 orang, di mana sebelum isolasi terjadi kematian 16.000 orang dalam enam bulan. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaVaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSebuah studi menunjukkan ternyata punya teman sedikit bisa membuat seseorang lebih sehat? Benarkah begitu? Kita simak bersama ya.
Baca SelengkapnyaNyamuk wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi oleh bakteri wolbachia, yang dapat menghambat perkembangan virus demam berdarah.
Baca SelengkapnyaKelelawar merupakan hewan yang menjadi penyebab dari peredaran sejumlah virus yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaVaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.
Baca SelengkapnyaMeningkatkan imunitas anak bukan hanya tentang melindungi mereka dari penyakit, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang optimal.
Baca Selengkapnya